8 3 0
                                    


"SEO HEE!!!!"

Suara yang keras dan begitu menggelar, yang membuat seisi rumah besar itupun menjadi takut akan teriakan Tuan mereka.

Yang dipanggil Seo Hee pun berjalan cepat, lalu menunduk dalam takut menatap mata biru sang tuan yang sangat menakutkan tersebut.

Pria dihadapannya, menatap tajam seseorang gadis yang berdiri dengan takut. Tersenyum miring lalu menarik keras pergelangan sang gadis, hingga membuat pemberontakan dari sang empu.

"Shut up, or I'll kill you!" Bentak sang pria hingga mau tak mau sang gadis hanya menundukkan kepalanya.



Memasuki sebuah ruangan yang bisa dibilang kamar. Sang pria menatap pelayanan cantik itu dengan nafsu. Membuka dasi juga kancing kemeja. Setelah tertinggal semua, hingga ia shirtless. Mendekati sang gadis yang sekarang sudah menumpahkan liquit bening, hingga membasahi pipinya.

Pria itu tersenyum miring, tangannya bergerak menyentuh pipi sang gadis yang terisak. Menghapus air mata sang pelayan, kemudian berbisik tepat ditelinga sang gadis, "My mother wants a daughter."

Si gadis menatap sang pria dengan gelengan brutal, pemandangan tersebut sangat tidak disukai oleh si pria. Hingga tega, sang pria menampar sang gadis yang masih terisak pelan.

Gadis tersebut memegangi pipinya. Hingga, tangan kurusnya di tarik paksa. Memohon pun tidak ada gunanya. Yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah. Menangisi dirinya, sedangkan si pria yang sekarang sedang menjalankan aktivitasnya. Hanya tersenyum miring.




Disepanjang waktu, gadis tersebut hanya bisa diam sambil menangis diperlakukan seperti ini oleh tuannya sendiri.



"Jika kau lahir nanti, tolong jangan seperti ku." Ucapnya dalam hati....

.

.

.

.

.

"Anna!" Irene menepuk sedikit kencang pada pipi anak itu.

Anna yang lama kelamaan kembali akan kesadarannya. Langsung menatap sang pelaku yang sudah membangunkan dirinya.

Irene menghela nafas lega, "kau kenapa ? Apa mimpi buruk lagi?" Irene membantu Anna untuk memperbaiki posisi duduknya. Ya, karena Anna tertidur dengan posisi duduk.

Anna menghela nafas pelan, "aku tak apa." Irene mengangguk kemudian tersenyum lega. "Tapi nuna, memangnya aku tadi kenapa?" Tanya-nya penasaran.

Irene menatap sekilas maknaenya, "kening mu mengerut dalam, dan kepala mu menggeleng beberapa kali. Dan nafas mu berat. Kau yakin tak apa?" Jelas Irene. Anna hanya mengangguk, "ya aku tak apa." Kemudian beranjak dari sofa, mengambil ponselnya yang jauh dari jangkauan.

Menatap ponselnya yang terdapat notifikasi. Membaca sang pengirim yang bernama ' V ' disana. Lalu kembali duduk ditempat semula

|Aku kembali ke Italia. Jaga dirimu baik-baik|



Pesan singkat itu terkirim sekitar dua jam yang lalu. Tanpa membuka aplikasi chat nya. Ia kembali menutup ponsel dan menatap kosong didepannya.

"Noona, di mana yang lain?" Karena hanya Irene dan dirinya yang ada disini.

"Sedang melakukan persiapan." Jawab Irene yang masih fokus dengan ponsel di genggaman nya.

Anna hanya mengangguk sekilas, lalu menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa. Menghela nafas panjang, kemudian menutup matanya sejenak.

The Criminal Idol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang