십사

8 2 0
                                    

" you can enjoy it "

" he's dead it's okay, just rape it "

" pregnant ? Wow, I don't like having children. Kill both of them "

" just step on it if necessary. No need to worry about him. I will also kill him "

࿄࿄࿄

Ting....

Brak...

Bangun dari mimpi buruk lagi. Elia dengan mata birunya yang menyala di kegelapan kamarnya, dan sinar rembulan menembus dibalik tirai. Dengan peluh yang membasahi pelipisnya. Memilih bangun, dengan langkah pelan mengambil senjata diatas nakas.

Langkahnya yang pelan, hingga sesosok didepannya yang juga bersenjata kini, tidak dapat menyadari keberadaannya.

ckrak...

Orang itu menoleh, menatap seorang wanita yang tidak begitu jelas karena kegelapan yang menyerang. Poin pertama nya, sosok tersebut bersenjata, sama seperti nya.

Mereka sama-sama menodongkan pistol masing-masing. Elia tak bergerak, masih menatap tajam seseorang didepannya. "What do you want?" Tanya-nya dengan nada pelan.

Seorang didepannya semakin memajukan pistolnya. "kill you."

Brak...

Elia melempar senjata orang didepannya, menendang pistol tersebut hingga jatuh dari jangkauan nya. Sedangkan sosok yang terdapat serangan tiba-tiba, sedikit terkejut.

Menyimpan kembali senjata miliknya di piama yang ia gunakan. Sosok didepannya mengeluarkan pisau. Mereka mulai melakukan pertarungan tangan kosong VS bertarung menggunakan pisau.

Saling memukuli dan melindungi diri dari serangan. Hingga sosok didepannya lengah, Elia melakukan gerakan memutar, kakinya yang jenjang ia ayunkan tepat pada sosok tinggi didepannya. Hingga serangannya mengenai tepat pada leher belakang sosok itu. Tentu saja, membuat seseorang yang ia serang tadi jatuh pingsan.

Terdiam sesaat, sebelum sadar yang barusan ia ajak bertanding adalah─

" Arleo "

Ucapnya lirih, nafasnya kembali memburu sekarang. Merogoh saku celana piama, mengeluarkan handgun miliknya, menodongkan persis tepat pada kepala sosok pria tua itu. Saat ingin menarik pelatuk pistol nya. Tiba-tiba sebuah tangan kekar memegangi tangannya yang sedang memegangi pistol.

Melihat siapa yang menghentikan aktivitasnya. Vernon menatap mata biru itu, kepalanya menggeleng. Menurunkan pistol itu perlahan, namun Elia enggan melepasnya.

 Menurunkan pistol itu perlahan, namun Elia enggan melepasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Criminal Idol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang