Bab 4

427 82 42
                                    



Kuliah telah usai setengah jam yang lalu, sekarang Hinata berada di sebuah supermarket yang tidak jauh dari Kampus nya. Dia berniat membeli bahan-bahan untuk membuat kue, Hinata berniat membuat cheesecake dan kue warabimochi. Ya, dia akan berkunjung ke Kediaman Namikaze, karena itu dia ingin membuat kue sebagai buah tangan untuk dibawa ke sana.

"Semua bahan sudah kudapatkan, kecuali kinako. Apa mungkin ada dirak depan sana ya??..... sebaiknya kucoba cari di sana." Ucapnya seraya mendorong troli belanjaannya. Lalu berjalan menuju rak yang ada di depannya, tepatnya di sebelah kiri.

*Kinako: tepung yang terbuat dari kacang kedelai yang memiliki rasa manis.

Setelah sampai di rak tersebut, manik kecubung nya mulai memindai tiap produk yang ada di dihadapan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai di rak tersebut, manik kecubung nya mulai memindai tiap produk yang ada di dihadapan nya. Akhirnya netra keunguannya menangkap barang yang ia cari. Tapi barang tersebut terletak di susunan paling atas, hingga Hinata kesulitan untuk meraihnya.

"Ck, kenapa mereka meletakkannya tinggi sekali, apa mereka tidak kasian kepada makhluk mungil manis seperti ku?" Dia berdecak kesal sembari melompat kecil berharap dapat
meraih kinako tersebut.

Saat ingin melompat kembali, tiba-tiba ada tangan seseorang yang mengambil kinako tersebut. Hinata menoleh ke belakangnya, ternyata orang yang sudah mengambil kinako tersebut adalah sepupunya, Sasuke.

"Inikan yang kau butuhkan? Ambillah! Makanya jadi orang itu jangan pendek. Lihatkan, kau jadi menyusahkan orang lain. Dasar kurang gizi!." Ejeknya seraya menyentil agak kuat dahi Hinata, sehingga gadis itu mengaduh kesakitan.

"Aduhhh... Sakit tau! Asal main nyentil aja. Aku ini bukan pendek ya, tapi masih dalam tahap pertumbuhan, karena itu aku belum tinggi. Lagipula siapa juga yang minta bantuan padamu. Kan kau sendiri yang ingin mengambilnya, dasar rambut aneh!!" Ucapnya kesal sembari mengusap dahinya yang sedikit sakit.

"Ck, Kau ini yaa! Sudah pendek, bulat, bantet, jelek, tidak tahu terimakasih lagi. Bayangkan jika aku tidak ada disini. Emang kau bisa mengambil tepung ini, hm? Tidak bisakan, makanya kau itu patut berterima kasih pada ku bukannya marah-marah tidak jelas." Ujarnya geram akan tingkah sepupunya ini. Mereka berdua memang tidak pernah akur layaknya seperti kucing dan anjing, saat bertemu selalu terjadi adu mulut. Tapi, walau seperti itu mereka sebenarnya saling menyayangi satu sama lain. Bahkan Sasuke sudah menganggap Hinata seperti adik kandungnya sendiri, begitupun dengan Hinata, dia juga sudah menganggap Sasuke seperti kakaknya sendiri.

"Haahhh.... Terserah! Aku tidak punya waktu berdebat denganmu Sasuke. Cepat berikan tepung itu padaku!" Pintanya seraya membuka telapak tangannya untuk meminta kinako tersebut dari Sasuke.

"Aku akan memberikannya asal kau memohon dan berterimakasih padaku, jika kau tidak mau akan ku letakkan kembali kinako ini." Ucapnya menyeringai,yang tampak menyebalkan di mata Hinata.

Pseudo Happiness [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang