Bab 12

394 54 20
                                    

Kediaman Namikaze pagi ini
tampak begitu ceria, hal itu terjadi karena nyonya di rumah ini sedang berada dalam suasana hati yang melebihi batas kegembiraan. Begitu banyak aneka makanan tertata rapi di meja makan layaknya tentara yang berbaris sebelum perang dimulai. Semua makanan itu Kushina hidangkan demi menyambut kepulangan sang putra yang kemarin hilang entah kemana. tak terkias begitu bersyukurnya wanita beriris tazinate itu lantaran mengetahui bahwa sang putra telah ditemukan dan yang lebih membuatnya senang lagi karena kala mengetahui jika yang menolong sang putra adalah Sasuke yang merupakan keponakan dari sahabat sang suami.

"Wah, ada chicken teriyaki nih. Tumben sekali sayang kau memasak menu ini. Bukankah Naruto tidak menyukai menu ini, lalu kenapa kau memasaknya?" Entah sejak kapan Minato telah berdiri dibelakang Kushina sembari memeluknya dan menumpukan dagunya di pundak sang istri yang sedang menata peralatan makan di pinggir meja tiap kursi.

"Minato, lepaskan dulu! kau tidak lihat kalau aku sedang sibuk? Sebentar lagi mereka bertiga akan datang, dan kau malah ingin bermanja ria, seharusnya kau bantu aku menyiapkan semua makanan ini." Ucap wanita itu kesal. Dengan tidak berperasaan ia melepaskan tangan suami yang melilit pinggangnya hanya dalam satu sentakan kasar hingga membuat tuan namikaze itu memberengut sebal.

"Kau tidak asyik sekali kushi. Kita kan sudah lama tidak romantis seperti tadi dan kau malah tidak menikmatinya." Sungut Minato sembari mempoutkan bibirnya, lalu duduk di salah satu kursi meja makan.

"Hah... Sudahlah Minato jangan merajuk layaknya ABG labil, sadar umur kau itu sudah tua tahu." Ejek Kushina tanpa melihat kearah suami dan tetap fokus menata makanan diatas meja.

"Tapi... "

Ting tong

"Minato sepertinya itu mereka. Cepat pergi buka pintunya! Aku masih belum selesai menyiapkan semua makanan, masih ada beberapa menu lagi di dapur yang belum disajikan." Tutur wanita cantik itu sembari beranjak pergi ke dapur.

"Haahh.. baiklah." Dengan langkah pasrah Minato berjalan santai menuju pintu.

***

Sesampai di depan pintu, Minato membuka pintu double swing di hadapannya itu dengan perlahan. Ketika pintu berukiran mawar merambat itu terbuka, tampaklah Sasuke dan Hinata yang tersenyum hangat kepadanya.

"Oh, sudah sampai rupanya. Eh... Naru dimana?" Tanya Minato kepada kedua saudara sepupu itu ketika netra birunya tidak melihat kehadiran sang putra.

"Hehe... Tenang saja paman. Dia masih di mobil, katanya ponselnya tertinggal makanya dia kembali lagi ke mobil untuk mengambilnya." Jelas Sasuke tersenyum simpul pada lelaki paruh baya dihadapannya itu.

"Baru saja diomongin, orangnya udah mau ke sini." Timpal Hinata ketika netra keunguan nya melihat Naru yang berjalan kearah mereka.

"Aku pulang, ayah." Tuturnya sembari mengulas senyuman kepada sang ayah. Minato yang melihat sang putra telah berada di hadapannya langsung merengkuhnya ke dalam dekapan hangat.

"Akhirnya kau pulang juga nak. Kau kemana saja, hm ? apa kau tidak tahu betapa khawatirnya ayah dan ibu saat tahu kau hilang. Kami mencarimu kemana-mana, tapi tak kunjung menemukanmu, kau bagai ditelan bumi." Papar Minato menumpahkan segala rasa resahnya agar sang putra tahu betapa kacau dirinya dan sang istri ketika putranya itu hilang.

"Maafkan aku karena telah membuat kalian cemas, aku janji hal itu tak akan terjadi lagi." ujarnya bersalah. Bersamaan dengan permintaan maaf, keduanya pun melepaskan pelukan mereka.

"Kalau begitu..."

"Naru! Sayang." Kushina yang baru muncul dari balik pintu langsung memeluk posesif sang putra dan menghujani wajah tampan itu dengan begitu banyak sekali ciuman hingga membuat Naruto sangat malu kepada Hinata dan Sasuke yang melihatnya. Dia malu jika dua orang itu menganggapnya sebagai anak mami di usianya yang sudah tergolong dewasa ini.

Pseudo Happiness [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang