Sudah setengah jam Hinata tak sadarkan diri, hal itu membuat pemuda pirang yang duduk disampingnya menjadi sangat cemas. Bahkan dia menyalahkan dirinya sendiri, karena merasa dirinya lah penyebab gadis bersurai indigo ini pingsan.
"Aku tidak menyangka kalau efeknya akan begini. Padahal aku hanya memuji parasnya, karena dia memang sangat cantik. Tidak ku duga kalau dia akan kesakitan seperti tadi, dan berakhir pingsan. Sebenarnya kau kenapa? Tidak mungkin kan kau sampai seperti ini hanya karena aku memujimu. Itu konyol." Monolognya seraya menggenggam erat tangan Hinata. Dia masih tidak mengerti apa yang terjadi pada gadis yang terbaring di ranjangnya ini. Setelah mendengar pujian yang dia lontarkan, Hinata tiba-tiba saja menjerit kesakitan sembari memegang erat perutnya. Naru yang melihatnya tentu saja panik, apalagi saat Hinata tidak sanggup lagi menahan sakitnya dan berakhir pingsan.
30 minutes ago.
"Cantik, kau cantik Hinata." Ucap Naruto lirih tanpa sadar. Sedang kan Hinata terkejut karena mendapat pujian dari Pria yang disukainya dan jangan lupakan wajah nya yang memerah lantaran malu.
"..."
"Ma-maaf, tapi yang kukatakan tadi itu fakta." Ucap Naruto jujur.
Hinata tidak menjawab dia hanya diam, hingga suasana mendadak menjadi Hening.
Tapi, tak lama setelah itu terdengar ringisan dari gadis bersurai kelam itu.
"Sshh.. akh...sakit." ringis Hinata memegang perutnya. Hal itu mencuri perhatian Naruto yang tadi mendadak diam lantaran canggung. Naru mendekati Hinata yang merintih kesakitan di tepi ranjang.
"Hei...Hinata kau kenapa? Yang mana yang sakit?" Tanyanya khawatir sembari menarik lengan Hinata, agar gadis itu berbaring di atas ranjang.
"Akh...sakit, pe-perutku sakit se-sekali!. Sak.." Racaunya kesakitan sembari tangannya memegang perutnya yang tiba-tiba mendadak perih. Sepertinya kambuh. Batinnya lirih sebelum kegelapan menghampirinya.
"Hinata!...bangun Hinata! Kau kenapa? Hei... bangunlah!" Teriak Naruto panik sembari menepuk pelan pipi susu Hinata. Tapi hal tersebut tidak kunjung mengembalikan kesadaran sang gadis.
Flashback off
Hening
Tik tik tik...
'Aku benci suasana canggung ini. Naru kenapa kau memujiku seperti itu, aku kan jadi malu.' Batin Hinata.
Suasana hening itu akhirnya berakhir karena jeritan Naruto yang kesakitan sembari mencengkram kuat surai pirangnya. Darah segar juga mengucur deras dari hidungnya.
"Aaghhh!!...sakit!. kepala ku sakit! Racaunya dengan tangan yang masih mencengkram kuat rambutnya. Hinata yang melihat Naruto kesakitan langsung kalut dengan air mata nya yang berlinang. Dengan pelan dia merengkuh kepala Naruto dalam pelukannya, menyandarkan kepala pirang tersebut pada dadanya.
"Ya ampun hiks... apa yang harus ku hiks...lakukan? Naru... Naru buka mata mu." Panggilnya panik ketika melihat sang pemuda yang sudah tidak sadarkan diri dalam dekapannya.
"Tidak...kau tidak boleh pingsan Naru... kumohon buka matamu!
Racaunya sembari menepuk pelan pipi bergaris tersebut."Naruto!!" Hinata tersadar dari pingsannya, dengan nafas yang memburu, dan keringat dingin yang membahasi wajah ayunya.
Naruto yang duduk disofa hitam dekat ranjangnya, langsung menghentikan bacaan novelnya lantaran mendengar teriakkan Hinata yang telah sadar seraya memanggil namanya. Naru berjalan kearah Hinata yang sekarang sedang bersandar pada headboard dengan keringat yang bercucuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo Happiness [On-going]
Fiksi PenggemarTBC tulang belakang ( pott ). Apa yang kalian pikirkan setelah mendengar nama penyakit itu?.. Yang pasti.. "Mengerikan + mematikan" Atau ada terlintas kata lain untuk Mendeskripsikan nya...?? °°° "Yang jelas ini kebahagi...