5 | Talking

426 28 2
                                        

Kira-kira masih ada yang nungguin cerita ini nggak ya?

Hehe...

Btw makasiii yang masih nungguin cerita ini💕

Jangan lupa tabur'kan bintang sebelum membaca💫 dan kalau mau komen juga dipersilahkan dengan segala hormat😊

Mohon koreksinya jika ada yang typo.

Happy reading🍒
_____________________

"Ha--halo, ini siapa?" Tanya Hana sedikit gemetaran.

"Ini aku."

Ketika terdengar suara dari seberang sana, tangannya yang sebelumnya sedikit gemetaran, kali ini bertambah saat dia merasa tak asing dengan suara itu.

"Ini aku, Mbak, Ayla."

Benar saja. Tak perlu diragukan lagi bahwa itu suara milik mantan adik iparnya.

"Maaf mbak, aku dapat nomor mbak Hana dari karyawan yang kerja di toko mbak. Tadi pagi pas mbak pulang aku ikutin." Ayla mengecilkan nada suaranya diakhir, takut-takut Hana akan marah karena dia terlalu lancang untuk melakukan hal itu.

****

Tepat jam 8 pagi, Hana sudah tiba di cafe dekat rukonya, tempat janjiannya dengan Ayla semalam. Dirinya memutuskan untuk bertemu langsung dengan gadis itu. Ada hal yang harus dibicarakan juga dengannya.

Gadis dalam balutan hijab coklat susu, kaus putih yang dilapisi jas hijau lumut berlogo almamater universitasnya, rok plisket senada dengan hijabnya lalu flat shoes yang pas di kakinya, begitu saja membuat Hana menyadari kehadiran mantan adik iparnya yang sudah tiba di hadapannya.

Senyum tulus gadis itu menyambut kehadiran Hana, sekejap membuat Hana terkesima akan senyum yang mengingatkan dirinya kepada seseorang.

Ah tidak! Hana ke sini bukan untuk itu.

Jadi, ketika Hana membalas senyum Ayla dan mempersilakannya duduk, mereka segera memesan minuman.

Sedikit gugup Hana bertanya kabar gadis di hadapannya.

"Alhamdulillah baik, Mbak. Mbak sendiri gimana?" Gadis itu bertanya balik masih dengan sudut bibirnya yang terangkat.

"Alhamdulillah baik juga, Ay."

1 detik. 2 detik. 3 detik.

Belum ada tanda-tanda dari keduanya membuka suara kembali. Hana mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada permukaan meja kaca itu. Pandangannya masih menunduk, memikirkan bagaimana memulai pembicaraannya.

Sedangkan Ayla sibuk dengan menyentuh vas bunga kecil di hadapannya dengan telunjuk dan ibu jarinya tetapi pandangannya sesekali melirik ke arah perempuan di hadapannya. Pikirannya bertolak belakang dengan itu semua. Apa yang akan Hana sampaikan padanya, apakah benar perempuan yang sudah dianggap sebagai kakak kandungnya ini sudah menikah lagi, mengingat sebutan 'mama' yang diucapkan gadis kecil kemarin pagi?

Jika memang iya, apakah tidak ada kesempatan kedua untuk kakak laki-lakinya yang kedua?

Pemikiran-pemikiran yang bermunculan di kepala mereka seketika terjeda oleh pelayan yang menyeduhkan pesanan --minuman--mereka.

Hana meraih lattenya dengan asap yang masih menggepul, namun masih bisa untuk disesapnya. Setelah meletakkan cangkirnya, Hana memulai pembicaraannya.

"Kamu lagi ada tugas kampus?" Tanya Hana yang masih berupa basa-basi, tidak juga sih, mengingat Ayla memakai jas almamaternya dan juga tidak mungkin gadis itu berada jauh dari Jakarta ke kota kecil ini jika tidak ada hal yang perlu dilakukannya dan itu membuat Hana sedikit penasaran.

Cerita BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang