02:02

56 15 13
                                    

"MATI, ADA YANG MATI!!!"

"TIDAK MUNGKIN"

"APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?"

"HUBUNGI POLISI, CEPAT!!!"

Suasana sangat ricuh dan tidak terkendali, serangkaian teriakan dan isak tangis memenuhi ruangan menggema masuk kedalam pendengaranku. Seketika seluruh suara yang masuk hanya terwakili oleh dengungan kuat dari gendang telingaku.

Ibarat setetes air yang jatuh pada permukaan danau menimbulkan riak air yang tersebar keseluruh permukaan begitu juga kondiri di ruangan ini, semua orang yang masih memiliki akal sehat mencoba untuk menghubungi pihak kepolisian sedangkan mereka yang sudah kehilangan akal sehatnya hanya bisa terdunduk menangis atau meringkuk di ujung ruangan.

Krist terisak tepat di sebelahku namun akupun tidak memiliki kekuatan untuk menghiburnya, pandanganku terkunci pada jasad yang tergantung di depan sana. Jasad milik sepupu ku.

Setelah kesadaranku kembali seketika aku teringat bahwa ada seseorang yang hilang dari ruangan ini, sekali lagi pandangan ku menyusuri seisi ruangan dengan teliti untuk mencari orang tersebut namun nihil. Off tidak ada dimanapun.

"Krist berhentilah menangis, bantu aku menemukan seseorang."

Krist menatapku dengan mata merah dan jejak air mata di pipinya, dengan pelan ia mengangguk.

"Siapa yang kau cari?" dengan suara serak krist berusaha menstabilkan nada ucapannya.

"Off, aku tidak bisa menemukannya dimanapun."

Setelah mendengar kata-kata ku Krist pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan lalu kembali menatapku disertai gelengan kepala. Aku mengerti, bukannya aku yang tidak bisa menemukannya tapi memang Off tidak ada diruangan ini.

Seseorang berteriak, "APAKAH INI ULAH HANTU?"

Lalu disauti oleh yang lainnya, "JANGAN BODOH, MANA MUNGKIN MEREKA BISA MELAKUKAN HAL SEPERTI INI."

Tidak, mereka pasti mampu melakukannya.

Salah satu dari mereka mampu membuat cakaran yang dalam pada pintu kayu jadi jika itu hanya sepotong tubuh lembek yang penuh dengan organ tentu saja dia sangat mampu untuk melakukannya.

Seseorang yang lebih waras berteriak, "DENGARKAN AKU, JANGAN PANIK DAN MARI BERKUMPUL."

Namun apa yang bisa diharapkan dari suasana yang kacau seperti ini? Mereka akan langsung tenang dan berjalan kearahmu? Jangan konyol.

Dan sesuai dengan perkiraan ku tidak ada satu pun dari mereka yang mendengarkan orang itu dan masing-masing masih tenggelam dalam kekalutan mereka, baiklah ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi jadi aku naik keatas sebuah meja yang ada disana dan berteriak sekuat pita suara ku dapat melakukannya.

"TOLONG TENANGLAH, KITA HANYA PERLU MENEMUKAN OFF LALU MEMINTA KUNCI VILLA INI. JIKA TIDAK ADA SINYAL DI DALAM MAKA KITA PASTI AKAN MENEMUKANNYA DI LUAR VILLA."

Seketika semua orang terdiam, berangsur-angsur mereka tenang. Aku sungguh tercengan dengan reaksi semuanya yang tiba-tiba bersedia mendengarkan ku, hebat.

"Singto."

Aku menoleh kearah orang yang memanggilku, orang itu Gun. Ah benar bukankah dia yang pergi bersama Off sebelumnya.

"Syukurlah kau ada disini, apa kau tau dimana Off?"

"Ya aku tahu."

"Kalau begitu suruh dia kemari."

"a-aku tidak tahu harus bagaimana mengatakannya, t-tapi Singto tolong jangan menyalahkannya dan jangan katakan hal ini pada siapapun. Ku mohon padamu."

KILLING HUNTER [PERAYA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang