LF-01

796 37 0
                                    

Happy reading..



****


   Aku berdiri didepan jendela kamarku, dengan butiran air hujan yang menetes tepat di hadapanku membuatku tak henti menatapnya. Hari ini ulang tahunku usiaku menginjak tujuh belas tahun seharusnya ini menjadi hari spesial bukan? Namun ternyata tidak ada yang spesial semuanya sama, aku masih terlihat menyedihkan dengan bayang-bayang kejadian satu tahun lalu yang masih terus menghantuiku.

Diary, Buku yang aku genggam sekarang menemaniku menatap hujan deras yang cukup dingin dan membuat bulu-bulu halusku terasa berdiri.

Aku mengusap diaryku, menatapnya perlahan. Semua kisah hidupku kutuangkan menjadi satu disana dengan beragam judul dan rasa.

Satu tahun kemarin, cukup membuat diriku terpukul hebat. Diary ini adalah saksi dimana aku masih tenggelam dalam kesedihan, apa aku harus membuangnya? Rasanya begitu ingin agar aku tidak terbodohi masa lalu. Tapi rasanya berat karena seseorang yang ku tuliskan disana begitu penting dia seperti pelangi untukku, dengan sejuta canda tawanya pria yang selalu ku banggakan ternyata tidak bisa bersamaku.

Bolehkah aku menceritakan sesuatu yang aku rasa pahit untukku? Aku harus kembali membaca semua isi cerita diaryku selama satu tahun kebelakang. Aku merasa runtuh namun aku tidak bisa melupakan sosok pria yang menurutku jadi penopang bahagiaku didunia.

Seseorang yang mencintai seni, musik dan game. Terlihat aneh namun itulah dia. Aku yang selalu merasa kesepian akhirnya terbangun saat melihat kehadirannya.

Jika boleh jujur keluargaku termasuk keluarga terpandang, ibuku seorang desainer dan ayahku pengusaha batu bara yang cukup maju, Aku memiliki adik yang umurnya hanya berbeda dua tahun saja denganku dan seorang kaka laki-laki yang sedang melanjutkan kuliahnya di luar negri. Seharusnya aku beruntung jadi bagian dari keluarga sultan yang belimpah harta. Namun nyatanya semua harta yang kumiliki tidak bisa merubah apapun aku tetap gadis kecil yang kesepian.

Aku menjalankan hari-hari ku yang garing, sepi, dan hambar. Tidak ada satupun orang yang menyambutku hanya pembantu rumah tangga dan keheningan yang menyapaku, aku memang selalu seperti ini bahkan di hari ulang tahunku tidak ada yang spesial bagiku, tidak ada kejutan tidak ada potret bersama keluarga. Sama sekali tidak ada.

Mungkin jika aku masih bersamanya, Dia orang pertama yang akan membuatku bahagia dan tersenyum, mengangkatku dari kesedihan dan kesendirian, namun sekarang...



...


Cerita berawal dari sini...
1 year ago..

****

Aku menyiapkan sesuatu yang harus kubawa karena aku akan pergi ke sekolah, Satu tahun lagi mungkin aku akan lulus rasanya aku sudah tidak sabar, Aku ingin bekerja dan menghasilkan uang sendiri walaupun nyatanya aku dari keluarga terpandang dan tidak kekurangan, Tapi aku tidak bahagia aku ingin mencari kebahagiaanku sendiri.

Ponselku berbunyi, dan aku menatapnya melihat seseorang menghubungiku, Doyoung tepatnya dia teman sekelasku, seseorang yang terus gencar mendekatiku selalu menjemputku untuk sekedar pergi bersama ke sekolah. Aku tidak bisa menolaknya karena pria itu sepertinya sudah berdiri menungguku di pintu gerbang rumahku.

"Sejong??" Ucap Ibuku, dari ambang pintu kamar.

Suara panggilan disertai kenop pintu yang berputar, Aku melihat Ibuku masuk dan terlihat sudah rapih dengan pakaian kerjanya kemudian ia masuk kedalam kamarku entah apa tujuannya, mungkin ia hanya ingin memastikan aku.

"Bu?" Sahutku.

"Doy sudah menunggumu". Ucap ibu, Aku pun mengangguk.

"Aku akan turun sebentar lagi".

LOST FOREVER [SESE STORY] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang