LF-06

109 15 0
                                    

Happy reading...

****

Hari ini sekolahku terlihat ramai, Orang tua murid berdatangan karena aka mengadakan rapat sesuai interuksi dari kepala sekolah. Seperti biasa Ayah dan Ibuku selalu datang bersama, Aku menunggu di balkon sekolahku memperhatikan satu persatu orang tua murid yang berjalan di bawah sana.

Lambaian tangan yang terlihat dari jauh, Ibu dan Ayahku ternyata sudah berada di lapangan upacara. Aku tersenyum dan mencoba menghampiri kedatangan mereka.

Aku berjalan menuruni anak tangga seorang diri, Namun dari bawah terlihat Wendy dan Irene akan naik ke atas saat melihatku turun keduanya seperti menungguku.

"Je mau kemana?"

"Ayah ku datang".

"Ahh.. ikut..".
Sahur Wendy. Wendy dan Irene sudah mengenal baik orang tuaku, Jadi jika orang tuaku datang mereka selalu menyapanya.

Aku berjalan bersama Wendy dan Irene, Tiba di koridor aku berpapasan dengan Sehun dengan beberapa buku yang di bawanya. Sehun menatapku dari jauh, Aku mencoba tenang dan tidak melihatnya.

"Hun anak rajin". Sehun tersenyum menatap Wendy yang menyapanya.

"Aku terpaksa". Sahutnya.

Aku hanya diam memperhatikan keduanya. Kadang-kadang dengan Sehun aku merasa tidak mengenalnya, kadang-kadang juga aku merasa dekat dengan anak itu. Sehun memiliki dua sifat. Dia memang hangat namun itu mungkin saat ia sedang ingin, Tapi jika tidak pria itu mengabaikanku.

Melihat Wendy dan Sehun bercengkrama rasanya hatiku panas, Aku memilih pergi lebih dulu meninggalkan keduanya. Bahkan aku tidak berpamitan pada Sehun, Padahal kemarin kita menghabiskan waktu bersama namun sekarang seolah kami tidak saling mengenal.

"Heii Je tunggu". Teriak Wendy, Aku terus berjalan tanpa mendengarnya.

"Hun kalo gitu, Kita permisi".

Sehun mengangguk, Dan membiarkan keduanya pergi. Sehun menghela nafasnya menatap kepergian Sejong yang begitu saja. Sehun berfikir jika Sejong marah padanya hingga untuk menatap pun ia begitu tak sudi.

.

"Ayah-ibu".

"Heii, Sayang.. Dimana ruangannya?" Tanya ayahku.

"Hallo om-tante". Wendy dan Irene menyapa ayah dan ibuku seraya memberi salam.

"Heii, Sudah lama enggak ketemu, Kemana saja? Kok enggak pernah main kerumah?" Tanya ibuku pada keduanya.

"Jeje selalu melarang kita tante~~
Ucapnya, Tatapan Wendy berjalan ke arahku.

"Enggak gitu loh Wen..".

"Je jangan seperti itu, biarkan teman kamu main kerumah". Sahut ibuku.

"Ibu tapi Wendy yang selalu sibuk".

"Sudah sudah". Ucap Ayahku dengan senyumannya.

"Wendy Irene bagaimana Jeje di sekolah?" Tanya ayahku pada Wendy.

"Om tidak perlu diragukan lagi, Jeje siswa paling pintar di kelas, Bahkan dia selalu menjuarai lomba antar sekolah apalagi matematika, Kecil untuknya Om". Ucap Wendy.

"Ini beneran?" Tanya ayahku seraya menatapku.

"Bener Om, masa enggak percaya. Anak om itu pinter padahal aku lihat dia enggak pernah belajar rutin, yang aku lihat dia lebih sering melamun tapi tetep aja otaknya encer". Seru Wendy dengan bangganya.

LOST FOREVER [SESE STORY] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang