LF-15

116 12 0
                                    

Happy reading...


****


Aku mendudukan diriku, ditengah ruangan sepi dan gelap dengan hanya ditemani lampu temaran. Air mataku tak pernah surut saat menatap sosok pelangi yang kemarin mengukir indah bersamaku sekarang terbaring tanpa menatapku.

"Pelangi...bangun.. aku di sampingmu, aku bersamamu. Aku merindukanmu".

Wajahku menumpu di punggung tangan Sehun yang sudah tidak berdaya. Pria itu kini tidak mau lagi membuka matanya untukku, Aku berdo'a dan berupaya meminta kepada tuhan jika tolong berikaan aku waktu satu kali lagi hanya untuk melihat senyumnya.

Sehun, Terbaring di brangkar rumah sakit dengan keadaan yang begitu menyedihkan. Tangan yang terkulai lemas, Mata yang terpejam, Tubuh yang di lilit selang membuat batinku begitu nyeri. Rasa nya aku ingin bertukar posisi dengannya.

Elektrokardiograf, alat perekam jantung yang terus berbunyi membuat diriku semakin takut jika alat itu berhenti. Aku tidak berharap mendengarnya jika pun itu terjadi, Aku akan berpura-pura tuli dan tetap duduk disampingnya.

Semesta, Kadang aku kesal kenapa saat aku menginginkan sesuatu yang belum sempat aku miliki seutuhnya aku harus dipaksa merelakan. Aku sangat mendambakan kehadirannya namun aku dipaksa mundur oleh kenyataan, aku bahagia atas tibanya dia dalam hidupku setidaknya senyumanku terukir karenanya.

Sehun aku begitu merindukannya, Bahkan mungkin teman-teman lain pun merindukan kehadirannya. Aku duduk di sampingnya cukup lama, Menunggu pejaman itu terbuka sedikit saja menemui aku mengahapus rindu.

Jika ditanya apa yang aku rasakan sekarang? Rasanya hancur hidupku kembali sepi. Hancur saat melihat seseorang yang ku cintai tidak bisa menatapku lagi, Sepi kala melihat aku terus berbicara dengannya tanpa ada balasan, Dan hanya keheningan yang menemaniku.

"Sehun bangun, Aku disini".

"Sehun, Bukankah kita berjanji akan bersama? Bukankah kita berjanji akan mengukir pelangi bersama?"

"Aku mencintaimu".

"Sehun.. bangun..".

Tangisanku terhenti kala seseorang mengelus pundakku, Aku menolehkan pandanganku
Hecan, pria itu datang menghampiriku dengan tatapan sendunya.

"Hecan".

"Je lo yang sabar, Gue yakin Sehun pasti bisa melewati ini semua".

"Can, Sehun.. Gue sayang banget sama dia gue takut Can". Ucapku.

"Gue ngerti, Sehun juga sayang sama lo
Lo harus percaya Sehun bakal balik lagi sama lo".

"Can gue takut!!"

Aku mencengkram tangan Hecan dan kembali menangis sejadi-jadinya. Apa yang akan terjadi jika Sehun benar-benar pergi siapa yang bisa mengarahkanku lagi. Tuhan dimana keajaibanmu, tolong dengarkan semua keluh kesahku, Aku mau dia tuhan.

Hecan duduk di sampingku menemaniku menunggu Sehun sadar dari kondisi kritisnya, Aku berharap sekali Sehun bisa membuka matanya karena disini ada aku dan Haecan yang menunggunya.

"Je, gue mau cerita sesuatu sama lo".

"Apa?"

"Gue orang pertama yang tau tentang hubungan lo sama Sehun, Sehun bilang jangan sampai ada yang tahu tentang masalah ini, Sehun sering kali ceritain lo ke gue bahkan dia begitu memuja lo, Sehun bilang lo adalah obat dari segala penyakitnya, Sehun selalu bilang kalo dia bener-bener sayang sama lo kalo boleh minta sama tuhan dia mau seumur hidupnya ditemenin sama lo".

LOST FOREVER [SESE STORY] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang