Ed terus membuka satu persatu laporan yang diberikan oleh Ali mengenai kemajuan perusahaannya. Bahkan baru-baru ini Ed juga sudah resmi membeli salah satu stasiun televisi yang dulunya menjadi saingannya.Ed tersenyum puas dan tidak sia-sia kerja kerasnya selama ini "Semoga apa yang baru kita mulai di New York dan Los Angeles bisa sama berhasilnya dengan di sini. Aidan sudah menyetujui proses pembukaan kedua stasiun televisi itu dan dia juga meminta kita untuk segera ke Santorini melihat kemajuan perkembangan yang ada di sana."
Aidan adalah pemegang seluruh kendali perputaran bisnis keluarga Orlando dan juga Derson, meski perkembangan semua aspek bisnis keluarga mereka di Indonesia diberikan kepada Ed dan juga Ibra tapi tetap Aidan harus tahu seluruh perkembangannya.
"Oh ya Ali apa sudah menyuruh Arinda datang kesini ?"
"Sudah bos, supir anda sedang menjemputnya." Ali menggelengkan kepala melihat Ed yang sekarang menjadi ketergantungan dengan Arinda. Bisa-bisanya dia meminta Arinda membuatkan makan siang lalu menyuruh wanita itu juga yang datang mengantarkan ke kantor.
Ali tahu bagaimana seorang Eadric, dia sudah bekerja dengan Ed sedari pria itu di London hingga diberikan tugas menjalankan bisnis di Indonesia, dan Ed adalah tipe pria yang sangat menyukai cara praktis. Menyuruh Arinda membuatkan makan siang dan meminta wanita itu untuk datang ke kantornya jelas sangat tidak praktis sementara dia tinggal meminta sekretarisnya di kantor untuk membelikan makan siang atau mereka langsung pergi ke restoran mana saja yang Ed mau.
Tapi sekarang Ed sudah tidak bisa makan jika bukan hasil dari buatan Arinda.
Wanita cantik yang di tunggu Ed itu akhirnya datang juga, dengan memakai celana kulot berwarna coklat dan atasan kaos polos berwarna hitam membuat penampilan Arinda terlihat sangat santai namun tetap modis."Abang bos ini makan siangnya," ujar Arinda membuka tempat makan yang dia bawa.
"Ali ayo kita makan," ajak Ed kepada Ali. Arinda yang teringat perihal berkas yang di minta Ali lalu dia memberikan semua dokumen yang ia miliki.
"Oh ya Arinda kita akan ke Santorini lusa tidak jadi minggu depan, jadi hanya tinggal menunggu paspor kamu selesai maka kita akan pergi." Ed menampilkan senyumnya sementara Arinda merasa sangat bingung.
Dia melirik ke Ali yang juga menatap Arinda, pria itu hanya bisa tersenyum sopan kepada Arinda. "Ehm....ini sangat pedas," ujar Ed dan wajah pria itu sudah memerah.
"Bos maaf, apa terlalu pedas ya ?" Arinda memberikan air minum kepada Ed lalu dia melihat Ali yang makan dengan santai jadi dia berpikir ini tidak terlalu pedas.
"Bos jangan dimakan jika tidak tahan, saya akan minta Puri membelikan bos makanan lain." Ali menginterupsi apa yang sedang Ed lakukan saat ini. Ed belum terbiasa makan sambal, dan ayam geprek sambal setan buatan Arinda ini memang menggiurkan namun Ed yang tidak terbiasa makan pedas pasti akan kesulitan menghabiskannya.
Wajah Ed sudah memerah dan keringat di wajahnya sudah mengalir tapi dia enggan untuk berhenti, wajah Arinda memelas melihat Ed yang berusaha menghabiskan nasi dan lauknya.
Ponsel Arinda berbunyi dan dia melihat siapa yang menelpon. Dia permisi dari hadapan Ed dan Ali untuk mengangkat panggilan telpon dari Anton, pria yang kini menjadi kekasihnya.
"Halo," jawab Arinda.
["Arinda kamu sudah makan siang ? Kalau belum mau makan siang bareng sama aku gak ?"] tanya Anton.
"Aduh... bang Anton maaf, ini Arinda lagi makan siang sama bos Arinda. Sudah dulu ya bang." Arinda memutuskan sepihak panggilan telpon itu membuat Anton di tempatnya masih merasa bingung.
***
Arinda dan Ali saat ini tengah berada di kantor imigrasi mengurus pembuatan paspor Arinda. Sementara Ed menunggu mereka berdua di dalam mobil, Ed memang sangat setia menunggu Arinda di mobil padahal dia bisa saja pergi ke tempat lain.
Saat bersama Ali mereka berdua bertemu dengan wanita yang di panggil aunty Akira oleh Ed. Mereka sempat bertegur sapa dan karena Arinda memanggil Akira dengan sebutan aunty Ali menjadi bingung dan meminta maaf kepada Akira.
"Kenapa kamu memanggil Mrs. Orlando dengan panggilan aunty Akira ?" tanya Ali heran.
"Bos Ed yang bilang begitu, salah ya Ali ?" Mendengar hal itu Ali menggelengkan kepalanya.
"Mrs.Orlando itu adalah orang yang terpandang dan adalah bos besar, kau harusnya memanggilnya dengan sebutan Mrs.Orlando, kecuali jika kau akan masuk dalam daftar keluarga besar mereka." Arinda menepuk keningnya sendiri dia merasa sangat malu saat ini. Kelakuannya benar-benar menyebalkan sekali dan bodohnya dia mengikuti Ed. Tapi meski di jelaskan Ali berapa umur Akira wanita juga masih terlihat bugar untuk ukuran wanita berusia lima puluh tahun, bahkan tidak terlihat ada kerutan di wajah wanita itu.
"Ck ! Banyak uang kerutan pun tidak akan hinggap."
Ali tertawa melihat raut wajah Arinda saat ini. "Ibu dan ayah abang bos apa tinggal di Indonesia juga ?" tanya Arinda yang teringat perihal keluarga bosnya itu.
"Tidak ! Mereka tinggal di London. Namun sering berkunjung ke sini, wanita yang kamu sebut aunty Akira itu juga hanya tinggal sementara di sini karena sedang berlibur saja." Arinda mengangguk mengerti lalu mereka segera kembali ke dalam mobil karena semua urusan sudah selesai.
"Sudah selesai ?" tanya Ed begitu melihat Arinda masuk bersama Ali ke dalam mobil.
"Sudah bos," jawab Ali.
"Baiklah sekarang kita membeli beberapa keperluan Arinda." Mendengar namanya di sebut Arinda langsung menatap horor Ed.
"Bos saya tidak perlu apa-apa."
"Kamu perlu dan butuh !"
"Tapi gaji saya tidak di potong kan nanti ?" tanya Arinda lagi.
"Tidak ! Malah gaji bulanan kamu akan saya lebihkan." Mendengar itu dari Ed Arinda membulatkan matanya.
"Saya lebihkan apalagi jika kamu mau menjadi istri saya."
Bersambung...
Bab ini ketinggalan aku up 🥺😭 maaf ya...
Semoga kalian terhibur ya 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Bos
RomanceMenangis seorang diri karena pengangguran sudah sering dia lakukan namun dia tidak menyerah, darah Batak dalam dirinya membuat ia pantang menyerah dengan kehidupan keras dan mahal di Jakarta. Dari masakan jatuh ke hati begitulah nasib Arinda beruba...