70. Pray

794 100 12
                                    

Semua anak pelatnas yang mendapat kabar Kiara kecelakaan langsung menuju ke rumah sakit tempat Kiara dirawat, Rian datang dengan keadaan emosi yang memuncak, dia menarik kerah baju Kevin dan langsung memberikan pukulan keras di wajah Kevin.

"Cowok sialan lo anjing!" Maki Rian ke Kevin yang tersungkur ke bawah, yang lainnya langsung menarik Rian sebelum dia kembali menarik Kevin.

"KIARA KAYAK GINI GARA-GARA LO BANGSAT!" Teriak Rian, dia tidak bisa mengontrol emosinya sekarang, mengetahui kondisi Kiara yang bisa dibilang serius.

"Maksud Rian apaan vin?" Tanya Dika, dia membantu Kevin untuk berdiri.

"Dia ciuman sama Valencia di pelatnas, diliat Kiara, dan Kiara pulang dengan keadaan nangis, emang anjing ya lo vin!" Sahut Rian, Dika yang mendengar itu menatap Kevin dengan tatapan tidak percaya.

Dika menghadiahi Kevin pukulan keras kali ini membuat sudut bibir Kevin mengeluarkan darah.

"Maaf vin, lo ternyata juga brengsek!" Baru saja Dika mau menghujani Kevin dengan pukulan, Ko Sinyo langsung menarik Dika.

"Dengerin gue dik! Lo mukul Kevin ga bakal buat Kiara di dalam sana langsung sembuh, kalian semua mikir pake otak yang jernih! Jangan main asal pukul anak orang, pikirin Kiara disana yang lagi berjuang antara hidup dan matinya, harusnya kalian saling menguatkan bukan saling menghancurkan!" Ko Sinyo menaikan nada suaranya, sedangkan Kevin hanya diam dan mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Maaf, tapi gue bener-bener dicium paksa sama Valencia, gue ga ada niat untuk menyakiti Kiara sedikitpun" Lirih Kevin, dirinya terduduk sekarang, Ka Gel memanggil salah satu suster untuk membantu mengobati luka yang ada di wajah Kevin.

Pihak Kepolisian mendatangi Dika, jika kalian bertanya dimana orang tua Kiara, Ayahnya sedang menemani sang istri yang harus dirawat dirumah sakit yang sama karena pingsan terlalu panik dengan apa yang terjadi pada Kiara.

"Selamat Siang Pak, Kami dari pihak Kepolisian ingin memberitahukan bahwa kecelakaan yang dialami oleh Saudari Kiara, adalah murni kecelakaan tunggal, menurut penyelidikan ada yang menyabotase rem mobil Saudari Kiara, ditemukan tetesan minyak rem sepanjang jalur yang dilewati oleh saudari Kiara, dan juga kerusakan pada kabel remnya yang terlihat sengaja digunting, kami masih akan menyelidiki dan mencari tau siapa yang menyabotase mobil saudari Kiara, kami permisi dulu pak" Jelas Polisi itu ke Dika yang mengangguk, nafas Dika tercekat, dalam hati ia terus bertanya siapa yang melakukan hal itu pada Kiara.

"Iya Pak, terima kasih ya" Balas Dika, yang kemudian terduduk di kursi tunggu depan ruangan Kiara.

Ci Agnes datang membawa beberapa botol air mineral, dia memberikan air itu ke Dika, Kevin dan juga Rian.

"Di minum dulu vin, dik, rian kalian harus tenang dulu, ingat Kiara didalam sana, jangan malah memperkeruh keadaan" Ketiganya mengangguk dan meminum air yang diberikan oleh Ci Agnes.

Ka Gel terus memberikan kekuatan ke Kevin lewat usapan di bahunya, dia tau pasti betapa terkejutnya dan khawatirnya Kevin saat ini, apalagi ini sudah hampir 2 jam, dokter juga belum keluar dari ruangan Kiara.

Tangan Kevin bergetar hebat, rasa takut kehilangan Kiara benar-benar menguasai dirinya.

Tiba-tiba pintu ruangan UGD terbuka, brankar tersebut membawa Kiara keluar dari sana, Dika yang melihat itu menahan salah seorang perawat.

"Sus, adik saya mau dibawa kemana sus?" Tanya Dika dengan wajah yang semakin panik sekarang.

"Maaf pak, kami harus buru-buru membawa saudari Kiara ke ruangan ICU, kondisinya semakin memburuk" Jelas perawat itu yang berlari menyusul rombongan para tim medis yang membawa Kiara.

"Tuhan, tunjukkan KuasaMu" Tidak henti-hentinya Kevin mengucap hal ini dalam hatinya, meminta belas kasihan pada Tuhan untuk memberikan Kiara kekuatan.

Mendengar penuturan sang perawat, Dika terduduk dia menutup wajahnya, terdengar isakan tangis dari sana.

"Maaf ka dika gagal jaga kamu la, maaf" Gumam Dika yang terdengar oleh yang lainnya, Babah Ahsan yang berada disana memposisikan dirinya disamping Dika, merangkul Kakak Kiara itu dan mencoba berbagi kekuatan.

"Dik, kita sholat berjamaah ya? Udah masuk waktu dzuhur, sekalian kita doain Ala, kita serahin semuanya sama Allah, yuk" Ajak Babah Ahsan, Dika mengangguk dia menggulung lengan kemejanya, dan melangkahkan kakinya mengikuti Babah Ahsan yang berjalan ke arah mushola.

Melihat hal itu, Fajar, Rian, dan juga Leo menyusul Babah dan Dika ke mushola, semuanya merasa takut sekarang, dan mereka tau, hanya Allah lah penolong dan penenang bagi mereka.

Babah Ahsan menjadi Imam pada sholat kali ini, mereka sholat dengan begitu khusyuk, bahkan Dika dan yang lainnya ikut meneteskan air mata sekarang, tiada tempat yang lain bagi mereka untuk mengadu selain pada Allah.

"Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, hamba tidak lagi meminta apapun kali ini selain meminta MukjizatMu bagi Kiara Ya Rabb, sembuhkan dia ya Allah karena hanya Engkaulah satu-satunya penyembuh, selamatkan dia ya Rabb hamba mohon PadaMu" Doa Rian dalam hatinya, dia menangis didalam sujudnya.

Selesai sholat mereka berdoa bersama, meminta kepada Allah kesembuhan bagi Kiara, mereka menggantungkan seluruh harapan pada Sang Maha Kuasa, meminta dengan penuh kerendahan hati.

Mereka keluar dari mushola dengan keadaan jauh lebih tenang sekarang, Babah duduk disamping Kevin, membuka tas Kevin dan memberikan Kevin sebuah Rosario kecil yang selalu dibawa Kevin dimanapun dan kapanpun.

"Banyak berdoa Vin, minta sama Tuhan kesembuhan dan keselamatan buat Kiara, gue tau lo khawatir, dan gue yakin lo bisa lebih tenang kalo berdoa sama Tuhan" Pesan Babah yang diangguki Kevin, dia memejamkan matanya sambil berdoa pada Tuhan-nya.

"Dalam nama Bapak, Putra dan Roh Kudus..." Kevin memanjatkan doa dengan penuh khidmat, dia meminta Kemurahan Tuhan, bahkan hingga meneteskan air matanya.

Selesai berdoa, Kevin mengambil hpnya untuk mengabari kedua orang tuanya di Banyuwangi.

"Halo ma" Sapa Kevin ketika telepon sudah tersambung.

"Iya dek, kenapa telpon?" Tanya Mama Nia, Kevin menghela nafasnya.

"Mama yang tenang ya?" Ucap Kevin sekali lagi, membuat Mama Nia malah semakin takut.

"Kiara kecelakaan ma" Sambung Kevin, bahkan isakannya terdengar oleh Mama Nia.

"Ya Tuhan, Kecelakaan dimana dek? Kalian dirumah sakit mana? Mama sama Papa kesana sekarang" Mama Nia panik, bahkan terdengar dia berteriak memanggil Papa Sugi.

"Kiara tabrak truk ma, Kiara-" Kevin tidak lagi dapat melanjutkan ucapannya, baru kali ini semua orang menyaksikan Kevin menangis, bahkan sampai terisak-isak, dan tidak mampu mengucapkan satu kata pun dari mulutnya.

Melihat hal itu, Ka Gel yang berada disampingnya mengambil alih hp Kevin, dan menjelaskan semuanya ke orang tua Kevin, yang katanya akan langsung terbang ke Jakarta sekarang.


In Another Life || Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang