50. Better

835 87 4
                                    

Dika masuk ke kamar, dia menemukan Kevin dan Kiara sama-sama tertidur sekarang, dia menyimpan obat Kiara di nakas.

Kevin yang tertidur sambil memegang tangan Kiara, tidak luput dari pandangan Dika.

Dika pun sama, dia bisa merasakan bagaimana cintanya Kevin ke Kiara dan begitupun sebaliknya, tapi dia juga tau pasti, akan ada akhir bagi mereka berdua, batas waktu yang akan mengakhiri mereka.

Ibu dan Ayah Dika masuk ke kamar Kiara, Dika memberi kode agar mereka tidak berisik, Ibu dan Ayah Kiara melihat Kevin dan Kiara yang tidur.

Mereka duduk di samping dika, melihat Kevin dan Kiara yang tertidur dengan tangan tertaut merubah tatapan Ibu Kiara menjadi sendu.

"Ibu ga bisa bayangin nanti gimana ala sama kevin kalo harus pisah, mereka kuat ga ya?" Lirih Ibu Kiara menatap ke arah Dika.

"Dika yakin mereka kuat kok bu, dan dika yakin Allah bakal ngasih jawaban terbaik buat mereka" Ujar Dika, dia mengangguk pasti dan tersenyum

"Ayah juga yakin bu, ayah yakin mereka pasti bakal bahagia, entah nanti mereka bareng atau ga, Kevin dan Ala pasti bahagia" Sambung Ayah Kiara, mereka tersenyum melihat Kevin dan Kiara.

"Ibu harap kalian berdua mendapat jawaban yang terbaik ya nak" Gumam Ibu Kiara dalam hatinya.

•••

Gue kebangun karena hp gue bunyi, pas bangun gue liat Om Djamal, Dika, dan Tante Aryani tidur di sofa.

"Halo ma?" Iya, Mama yang nelpon gue.

"De, Kiara di rumah sakit mana? Mama sama Papa udah di Jakarta nih" Jawab Mama, mereka ke Jakarta?! Kok ga ngomong ke gue.

"Rumah sakit pondok indah ma, kok ga bilang Kevin mau ke jakarta?" Tanya gue ke mama.

"Baru mau ngomong telpon aja udah kamu matiin de, yaudah mama sama papa jalan kesana ya" Jelas Mama dan telponnya di matiin sama Mama.

Gue liat om Djamal bangun, dia senyum ke gue, dan pastinya gue bales dong senyumnya.

"Udah bangun ternyata kamu vin,Ga mau makan dulu?" Tawar Om Djamal, gue geleng kepala, gue belum laper.

"Nanti aja om, belum laper" Jawab Gue ke Om Djamal dan dia ngangguk.

Om Djamal jalan mendekat ke arah gue, dia narik kursi satu buat duduk di samping gue, dia megang bahu gue, dan ngomong.

"Om tau vin, kamu sama ala sama-sama saling mencintai, dan om bahagia karena anak om menemukan pria sebaik kamu, om juga tau kalo ada benteng tinggi diantara kalian, tapi om yakin kalian berdua pasti bisa bahagia, om ga tau masa depan vin, tapi om selalu berdoa yang terbaik buat kalian. Satu pesan om buat kamu vin, jangan mengambil keputusan untuk meninggalkan agama kamu dengan Kiara sebagai alasannya ya vin? Om yakin kok, Tuhan itu Maha Baik, Tuhan pasti jawab semua pertanyaan kalian, intinya jangan menjadikan manusia sebagai alasan kamu melakukan sesuatu apalagi perihal agama, libatkan Tuhan untuk segala keputusan kamu ya? Kalo pun nanti kalian ga bersatu gapapa kok, mungkin Tuhan mempertemukan kamu dan Kiara, sebagai pelajaran mengenai cinta untuk kalian berdua, om doain yang terbaik buat anak-anak om, kamu sudah om anggap anak, kamu sama seperti Dika, jadi apapun itu akhirnya, kamu punya tempat tersendiri di keluarga om" Pesan Om Djamal ke gue, dia meluk gue sambil mengelus punggung gue.

"Yang kuat ya vin, percaya sama Tuhan, ga ada yang mustahil" Sambung Om Djamal, dia lerai pelukan kita dan nepuk bahu gue.

In Another Life || Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang