06. Please, Daddy

6.6K 494 25
                                    

Kecurigaan Haechan mengenai Jeno yang masuk mafia itu semakin besar. Awalnya Haechan tidak mau terlalu perduli, tapi semakin kesini. Suaminya itu seakan memberi clue untuknya mengenai apa yang dia curigai.

Dimulai dari Jaemin yang selalu datang kerumah dengan alasan bahwa Jeno menyuruhnya untuk menunggunya pulang kerja dan akan menjemputnya, karna Jeno sendiri yang memintanya untuk tetap bersama Jaemin karna situasi sedang bahaya.

Ditambah lagi, Jaehyun yang biasanya sering pulang malam menjadi pulang awal dan melanjutkan pekerjaannya dirumah. Jujur, walaupun Jaehyun sempat menyatakan perasaan cintanya waktu itu bukan berarti suaminya itu akan berubah. Suaminya itu tetap sama, dingin dan kejam.

Sampai akhirnya Haechan mengetahui semuanya bahwa Jeno benar benar seorang mafia. Saat ini tengah malam sekitar jam 2 malam. Haechan terbangun karna dirasanya sang suami itu tidak ada disampingnya, dan berhubung Haechan sedikit lapar. Oleh karna itu dia memilih keluar untuk membuat ramyeon mengisi perutnya.

Namun saat Haechan baru saja keluar dari kamar dan ingin melangkah menuju dapur. Dia mendengar suara sang suami yang tengah berbicara dengan Sanha, tangan kanannya. Haechan tau menguping itu sedikit kurang hajar, tapi dia juga penasaran karna suaminya itu terlihat serius dengan nada suaranya.

Haechan berdiri didekat pintu ruang keluarga yang terbuka memperlihatkan suaminya itu tengah berbicara didalam ruangan yang super megah dan indah itu.

Haechan berdiri didekat pintu ruang keluarga yang terbuka memperlihatkan suaminya itu tengah berbicara didalam ruangan yang super megah dan indah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daepyonim. Kalau saya boleh menyarankan, apa tidak sebaiknya tuan Haechan dibiarkan tau saja?" saran Sanha

"Kim Sanha. Masalahnya disini, dia tidak akan menerima jika aku pergi selama itu untuk mengejar Kang" bantah Jaehyun

"Tapi tuan. Akan sangat berbahaya jika tuan tetap pergi, dan tuan Haechan akan merasa sakit hati jika tau hanya dia yang  sekarang tidak tau apa apa mengenai Jeno daepyonim adalah seorang mafia juga" balas Sanha

Haechan membeku. Kakinya seakan lemas untuk berpijak dan air matanya mengalir secara otomatis. Apa ini? Jadi hanya dia yang belum tau mengenai ini semua? Hatinya hacur dan sakit sevara bersamaan. Dengan segera Haechan pergi menuju dapur dan menangis dengan isakan. Apa dia tidak seberguna itu jadi istri sampai tidak boleh tau apa apa.

Salah seorang pelayan yang mendengar itu perlahan mendekat dan membuat Haechan dengan segera menghapus air matanya. Selama ini dia sudah cukup sering memperlihatkan air matanya pada para pelayan di rumah itu.

"Tuan. Mohon maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu

"Eumm, tolong buatkan ramyeon saja" jawab Haechan

"Baik tuan, tunggu sebentar. Saya buatkan" ucap pelayan itu langsung pergi

Saat pelayan itu pergi membuatkam ramyeon untuk Haechan, dia menundukkan wajahnya dan menangis lagi. Hatinya dan pikirannya sudah tidak bisa singkron lagi.

"Apa seberat ini menjadi istri dari seorang mafia" gumam Haechan

"Aku tidak kuat. Aku ingin pergi, tapi aki tidak mungkin memisahkan Chenle dengan ayahnya" lanjut Haechan

Haechan benar benar kehabisan akal berpikir jauh untuk kabur dari Jaehyun. Karna mau bagaimanapun dia mencoba, Jaehyun akan tetap menemukannya. Sampai akhirnya 5 menit berlalu dan ramyeon miliknya sudah dimasak.

Haechan dengan segera menikmati ramyeon itu sementara pelayan itu menunggu dari jauh dengan kantuk yang berusaha dia tahan, karna dia tidak mungkin membiarkan Haechan yang mencuci itu semua. Atau jika mereka sedikit saja membiarkan Haechan melakukan itu, nyawa mereka dalam ancaman.










Selesai makan, Haechan langsung masuk kedalam kamar berharap suaminya itu masih berbicara dengan Sanha. Namun, ternyata sang suami sudah ada didalam kamar dan menatapnya datar.

"Kemana?" tanya Jaehyun dengan nada dinginnya

"Makan ramyeon" jawab Haechan

"Kulihat. Ada seorang nyonya yang nakal, dengan kurang hajar menguping pembicaraanku" ungkap Jaehyun

Haechan terdiam. Suaminya itu pasti memantau rekaman CCTV dan melihatnya, tapi rasa sakit hati Haechan akhirnya membuatnya memiliki keberanian untuk membalas perkataan suaminya itu.

"Suami yang mengingkari janjinya saat mengucapkan itu didepan banyak orang. Apakah itu tidak termasuk kurang hajar, hyung?" tanya Haechan

"Jung Haechan! Atas ajaran siapa kau membantahku! Apapun yang aku lakukan, kau tidak ada hak atas itu. Aku tidak perlu menceritakan semuanya padamu!" bentak Jaehyun

Runtuh sudah pertahanan Haechan. Tidak ada hak katanya? Lalu dulu saat Haechan mengetahui semuanya tentang Jaehyun, kenapa manusia itu tidak protes? Dan kenapa baru sekarang dia marah marah sampai membentaknya begini.

"Semenjak kau mengambil pekerjaan itu, aku seperti bukan istrimu lagi hyung. Rasanya, aku hanya bertugas mengandung dan melahirkan anakmu. Dan secara logis, kau terlihat terpaksa harus satu rumah denganku" lirih Haechan

Haechan menghapus air matanya lalu berbaring di kasur tanpa menunggu Jaehyun tertidur lebih dulu. Benar benar Haechan sudah tidak sanggup lagi menahan perdebatan itu, saat ini Haechan hanya ingin satu. Suaminya itu kembali mencintainya dengan cara yang manis seperti dulu, bukan seperti sekarang.

"Jung Haechan. Bangun dulu. Selesaikan ini semua sekarang" perintah Jaehyun

"Besok kau ada rapat pagi, hyung. Tidurlah" tolak Haechan

"Jung Haechan!" seru Jaehyun

Haechan tidak kuat melanjutkan itu, tapi dia tidak mau suaminya itu terus berteriak dan akan berujung didengar oleh orang lain seperti kemarin kemarin. Jadilah Haechan duduk dari tidur agar suaminya itu tidak bertambah murka. Jaehyun duduk didadapannya dan Haechan dengan sekuat tenaga menatap suaminya itu.

"Apa yang kau mau sebenarnya Jung Haechan" tanya Jaehyun

"Baby cuman minta satu dad. Baby pengen suami baby balik lagi kayak dulu. Bukan kayak sekarang, kasar dan dingin sama istri sendiri" jawab Haechan

DEG!

Jantung Jaehyun berdetak tidak beraturan saat istinya itu menyebut dirinya Baby. Dari dulu, sampai sekarang. Jika Haechan menyebut dirinya baby, tandanya dia sedang benar benar memohon dan berada dititik terendahnya.

"Why you call yourself baby? Do you want make me turn on?" tanya Jaehyun

Tangisan Haechan pecah. Kenapa suaminya malah bertanya disaat dia sedang dalam mode memohon, sementara Jaehyun menyadari. Sudah terlalu banyak air mata yang istrinya itu keluarkan untuknya, dan Jaehyun merasa dirinya seperti bajingan dengan cara memperlakukan istri dengan buruk.

Dengan segera Jaehyun memeluk erat istrinya itu merasa bersalah dan sudah waktunya untuk dia berhenti bersikap begini pada istrinya sendiri. Bukan hanya karna air mata Haechan yang membuatnya luluh, tapi karna perkataan Sanha tadi.











"Daepyonim. Jika aku memiliki istri, dan aku bekerja sebagai mafia. Mungkin aku akan seperti Lee daepyo, setidaknya istriku tidak tersakiti dua kali. Ingatkah anda daepyonim? Dulu tuan Haechan tau saat dia sedang hamil. Sudah bertahun tahun dia menahan sakitnya sendiri. Tuan muda Chenle sendiri yang menjadi saksi kesedihan istri anda" ungkap Sanha



















































T.B.C
Makasih untuk yang udah mampir..
Gimana nih? Jaehyun nya dibuat soft apa tetap jahat nih?
Rame rame ya kalian comment, biar aku semangat..
Stay healthy and have a nice day!

Golden Destiny Harder [JAEHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang