04. Golden Blood

6.5K 562 11
                                    

Suasana dimobil itu hanya hening jika Chenle tidak mengajak kedua orang tuanya berbicara. Jaehyun memang seperti itu, dengan istrinya saja irit bicara. Apalagi dengan orang asing, bertegur sapa saja pasti tidak dia lakukan. Namun walaupun begitu, rasa sayang dia dengan istri dan anaknya itu sangat besar. Hanya saja tertutup dengan sikap dingin dan kejamnya.

Setibanya dirumah sakit, kursi roda Chenle diturunkan oleh Dohyeon. Jaehyun menggendong Chenle turun dan duduk dikursi rodanya. Sementara Dohyeon yang mendorong kursi roda Chenle. Jaehyun dan Haechan berjalan lebih dulu dengan bergandengan tangan.

Saat mereka melewati beberapa orang dilobby bawah rumah sakit, sungguh ada beberapa yang memotret mereka diam diam. Namun, karna rumah sakit itu milik Jaehyun. Jadi dia tidak membiarkan orang yang tidak berkepentingan dirumah sakit ini untuk mengikuti mereka, yang berkepentingan sekalipun Jaehyun tidak mau mereka mengikuti.

Walaupun media maupun netizen tau, apa alasan mereka sering kerumah sakit. Tetap saja Jaehyun tidak suka jika niatnya menemani istrinya menjadi terganggu. Beralih pada Jaehyuck dan Chenle, kini mereka tengah berada diruangan Doyoung. Doyoung terlihat tengah melepas perban di kaki putra tunggal Jaehyun dan Haechan itu.

Memar biru dikaki Chenle itu terlihat sudah mulai sembuh. Hanya saja, saat Doyoung melatih Chenle menggerakkan sedikit demi sedikit kakinya, Chenle masih merasa kesakitan. Itu sebabnya Doyoung masih harus memasang kembali perban dikaki Chenle, dan nanti sudah dipastikan dia yang akan datang melepasnya.

"Bagaimana, Kim?" tanya Jaehyun

"Memarnya sudah mulai sembuh. Hanya saja, kenapa masih harus diperban. Chenle masih kesakitan saat kakinya digerakkan, jadi tugas kalian adalah membantunya jalan sedikit sedikit" jelas Doyoung

"Membantunya jalan katamu, Kim? Dengan kakinya yang masih sakit? Apa kau gila?" tanya Jaehyun

"Yaa, Jung Jaehyun. Aku tidak meminta untuknya jalan seperti biasa. Tapi setiap hari, latih kakinya untuk berjalan. Agar dia tidak kaget waktu lututnya sudah sembuh nanti. Dan ketika dia kesakitan, artinya tunda lagi latihannya" jawab Doyoung

"Arraseo, aku yang akan membantunya berjalan" terima Haechan

"Oke adek manis, pemeriksaannya sudah selesai. Ingat, kalau sudah sembuh. Jangan lompat lompat lagi, oke?" pinta Doyoung pada Chenle

"Oke paman" turut Chenle

Selesai memasangkan perban untuk lutut Chenle itu, Doyoung menggendong Chenle untuk kembali duduk dikursi rodanya. Setelah itu, barulah Doyoung kembali duduk dikursinya untuk memberikan resep obat yang harus Chenle minum.

"Donor darahnya sudah?" tanya Doyoung

"Setelah ini" jawab Jaehyun

"Ada keluhan, Haechan-ssi?" tanya Doyoung

"Tidak ada, Doyoung-ssi" jawab Haechan

"Maksudku hole mu. Apa ada keluhan?" tanya Doyoung

"T-tidak ada, Doyoung-ssi" jawab Haechan

"Kenapa kau tidak menolak saja setiap Jaehyun memaksamu melakukan itu?" tanya Doyoung

Haechan hanya menatap kearah suaminya itu. Sementara Jaehyun menatap Doyoung dengan tatapan mematikan seakan akan ingin langsung menembaknya sekarang juga, karna dengan kurang hajarnya dokter sialan itu membahas masalah ranjang Jaehyun dan Haechan sementara masih ada Chenle didalam ruangan ini. Pastilah Chenle sebentar lagi akan bertanya tanya.

"Appa memaksa eomma, apa paman?" tanya Chenle

Tepat dugaan Jaehyun. Anaknya itu bertanya.

"Mm, memaksa apa sayang?" tanya Doyoung pura pura tidak tau

Golden Destiny Harder [JAEHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang