Seorang wanita tengah memberikan beberapa perintah pada orang-orang event organizer yang dipilihnya untuk mensukseskan acara penting untuk perusahaan, sekaligus acara kejutan dari atasannya untuk seorang wanita yang pasti dianggap gadis yang beruntung oleh semua orang, terkecuali sosok wanita yang menjadi penentu kesuksesan acara ini, sang personal asisten.
Dirinya akan memberikan yang terbaik, mengeluarkan segala kemampuannya agar kinerja terakhir untuk sang bos tidak mengecewakan, niatnya sudah bulat untuk pergi, wanita cantik berusia 26 tahun itu menyerah kalah dalam pertarungan hatinya, sudah cukup dirinya berjuang, sudah cukup hatinya tercabik pada akhirnya dia tetap harus mengaku sebagai seorang pecundang.
"Mbak … Mbak, itu sajakan?" tanya seorang wanita yang membawa mikrofon di tangannya.
"Y Ya" jawab nya sedikit gugup, karena ketahuan kurang fokus oleh lawan bicaranya.
"Setelah acara kejutannya nanti tinggal acara hiburan, Mbaknya sudah tidak perlu mengawasi jalannya acara, nikmati waktu untuk diri sendiri, istirahat". Jelas rasa empati wanita yang bekerja sebagai presenter acara ini begitu tinggi pada asisten pribadi pimpinan perusahaan yang menggunakan jasanya pada perayaan ulang tahun perusahaan ini.
Wanita dengan pakaian formal rok span selutut dipadu kemeja kerah tinggi menjadi ciri khas cara berbusananya, wanita dengan wajah terlihat pucat itu hanya membalas dengan senyuman.
Jelas saja wanita yang bernama Banu Sweta ini sangat lelah, satu minggu ini seluruh tenaganya terkuras karena harus bekerja ekstra untuk acara yang telah dirancang sejak tiga bulan lalu ini, ditambah pembicaraan semalam dengan sang kekasih, sangat menguras emosinya, sialnya Banu Sweta harus tetap profesional dalam pekerjaannya.
Gadis cantik yang biasa dipanggil Sweta ini menatap sendu pasangan yang tampak berbahagia di atas panggung setelah saling menyematkan cincin di jari manis masing-masing.
Sweta melepaskan handsfree yang dikenakannya untuk memberikan arahan atau sekedar pengingat untuk orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini, meletakkan benda itu secara asal kedalam tas kerja yang tidak pernah alfa dibawanya.
Lagi-lagi dirinya harus tampil profesional menyembunyikan sakit hatinya. Wanita mana yang tidak terluka setelah bertahun-tahun menjadi kekasih rahasia dari atasannya ini Sweta berharap suatu hari mendapat pengakuan terbuka sebagai kekasih dari Alby Raberu, putra kedua dari Robertson Raberu pengusaha sukses yang merajai bisnis otomotif tanah air, bahkan digadang-gadang menjadi orang terkaya nomor dua di Asia.
"Mr Raberu, Nyonya Olivia," sapa Sweta pada pasangan pemilik sesungguhnya dari perusahaan tempatnya bekerja ini, sekaligus orang tua dari kekasihnya.
Kekasih bisakah kata itu masih tersemat pada orang yang telah bertunangan dengan gadis lain, tentu saja jawabannya tidak dirinya tidak lebih dari perempuan simpanan pemuas nafsu, jika memang lelaki yang tengah tersenyum lebar itu mencintai dirinya kenapa selalu menutupi status nya sebagai kekasih, dan memilih wanita lain, kebersamaan mereka bukan untuk satu dua bulan tapi lima tahun, sejak Sweta masih duduk di bangku kuliah.
"Kerja bagus Sweta," puji lelaki berdarah campuran Indonesia timur dan Eropa itu.
"Itu kerja tim bukan hanya Saya Mr. Raberu," kilah Sweta merendah. .
"Harusnya Kamu menggunakan gaun cantik yang Saya pilihkan". Nyonya Olivia nampak tidak puas dengan pakaian yang dikenakan Sweta, wanita paruh baya itu bahkan meminta katalog gaun keluaran terbaru dari butik langganannya untuk memilih gaun yang cocok untuk asisten pribadi putra kesayangannya itu.
" Maafkan Saya Nyonya Olivia, tapi Saya akan merasa kurang profesional dengan penampilan seperti itu, saya adalah pekerja biasa bukan jajaran direksi bahkan bukan bagian dari keluarga Raberu". Sweta menjelaskan dengan nada datar padahal hatinya merepih kesakitan. Nyonya Olivia hanya memainkan minuman dalam gelas yang di genggamannya tanpa merespon apapun ucapan Sweta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover From The Fast
RomanceMasa lalu (abad ke-12). "Yang Maha Kuasa, Ya Dapunta, penguasa jagat fana, Aku Nyi Mas Roro Ayu Banu Sweta dengan tubuh ini sebagai tumbal bersumpah untuk kehidupan berikutnya tidak akan bertekuk lutut pada laki-laki atas nama cinta dan pengorbanan...