8. Stockholm Syndrome

9 2 0
                                    

Aldebaran menatap sosok lelaki yang masih tampan di usia matangnya, lelaki yang dirinya panggil Papah, tokoh terkemuka dikalangan pebisnis  sayangnya bukan tokoh yang dapat dijadikan panutan oleh dirinya.

Robertson Raberu, ayah dua orang putra ini selalu merasa bila putranya menjaga jarak terbukti tidak bersedia menjadi penerusnya, Robertson sangat tahu bila Aldebaran meneruskan bisnis dunia bawah yang diwariskan dari garis ibunya.

Pertentangan ego masa muda antara dirinya dan wanita yang melahirkan sang putra sulung, ditambah kesalahan fahaman dengan pihak ayah mertuanya kakek Aldebaran dari pihak ibu menjadi dinding pemisah yang sulit ditembus, sayangnya wanita eksentrik ibu dari Aldebaran diharapkan bisa merekonsilidasi hubungan mereka harus menukar nyawanya dalam proses persalinan, sehingga kesalahan fahaman itu tidak terurai.

"Pulanglah nanti malam Alden, Mommy mu mempersiapkan makan malam dirumah, Mommy juga mengundang keluarga kita dan teman-teman baikmu, jangan kecewa dia lagi seperti tahun lalu, Papah sudah minta Sweta mengosongkan jadwalmu nanti malam, " Ucap Robertson pada putranya.

"Jangan mengintervensi karyawan ku Pah! " Seru Aldebaran tak suka.

"Atau memang Papah sengaja menempatkan Sweta di perusahaan ku agar bisa mengontrol ku, itu tidak akan bisa bekerja padaku, lebih baik ambil kembali sebelum aku mengembalikannya." Robertson terperangah atas aura intimidasi dari putranya itu.

"Papah menempatkan Sweta di sisimu tidak ada tujuan lain Alden, semata-mata hanya dia adalah orang yang kompeten, " Kecap Robertson menjelaskan.

"Baiklah,  setelah ini Papah tidak akan mengggangu Sweta lagi."

~~~~~

"Siang Pak Alden, saya mengingat ada makan malam dirumah kediaman Mr Raberu senior petang nanti, mohon maaf Pak Robertson meminta saya mengosongkan jadwal Bapak dari petang hingga malam, sekali lagi mohon maaf baru konfirmasi karena beliau baru menghubungi saya sekitar satu jam lalu ketika istirahat makan siang, dan bapak masih ada pertemuan," Beberapa Sweta panjang.

"Lain kali jangan merubah jadwal saya tanpa saya perintah atau konfirmasi ke Wildan, Kamu bekerja untuk saya, saya tidak suka orang melanggar Otoritas saya,sekalipun itu orang tua saya, " Ucap Aldebaran tegas.

"Ya... Pak Alden. " Balas Sweta.

"Kamu temani saya makan malam! " Perintah Aldebaran tak terbantahkan.

"Ya...!? Tapi...bisakah saya menolak pak Alden?" Masih mencoba peruntungan nya menolak perintah atasannya itu.

"Saya benci ketidak patuhan Sweta". Tegasnya lagi

Sisa siang hingga petang mood Sweta benar-benar anjlok, beruntung kiriman dari Nena berupa foto-foto bayi cantik yang masih terbaring dalam inkubator cukup membuat smangat Sweta kembali, Satu-satunya tujuan hidup Sweta adalah makhluk mungil yang keberadaan nya akan menjadi rahasia terutama dari orang yg telah membuat bayi itu hadir.

Sweta masih menggunakan pakaian yang di kenakannya tadi pagi celana kain panjang dan kemeja lengan panjang yang di gulung sebatas sikut, topi basball dan masker sudah lengkap ditasnya.
Sweta duduk didalam mobil mewah khas Aldebaran disamping supir. Sedangkan sang pemilik duduk sendiri di kursi penumpang, sepanjang perjalanan tidak satupun yang bersuara, terhanyut dalam alam pikiran masing-masing.

Makan malam keluarga Raberu layaknya jamuan makan kenegaraan dengan meja panjang dan berderet berhadapan dimana kursi pimpinan kepala keluarga akan duduk di ujung meja, disusul berdasarkan struktur kedekatan pertalian darah dan pasangan nya kemudian undangan tamu lain yang di undang nyonya Raberu.

Jamuan makan keluarga Raberu  di lantai dasar rumah besar berlantai empat seperti ini sudah Sweta tahu sejak dirinya menjadi PA dari Alby Raberu, hanya saja kali ini menjadi pertama kalinya Sweta duduk di meja panjang sebagai peserta nya, dulu Sweta akan makan malam bersama para pelayan di meja belakang yang memang khusus untuk para pekerja di kediaman Raberu itu.

Lover From The FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang