PROLOG

11.5K 991 42
                                    

Queen itu cantik. Rambutnya sehalus sutra. Berwarna biru muda, dengan bagian ujungnya yang seperti di tetesi darah peri--Merah merekah dan indah.

Pertanyaannya ... siapa aku?!

Baiklah-baiklah, aku Queen. Si gadis yang sedang mengalami siksaan di penjara. Karena di rumorkan merupakan penganut sihir jahat. Tapi sumpah demi apapun, aku tidak ingat!

Aku tidak tahu aku dimana, bagaimana kehidupanku, dan darimana aku berasal. Kepalaku pening. Aku nyaris lupa jati diriku. Selain satu fakta--aku amat cantik.

"Queen menikahlah denganku." Suara yang terdengar merengek itu membuatku tambah pusing. Dengan pelan ku jilat bibir atas dengan tatapan menggoda. Pria yang dari satu jam lalu mengajak-ku menikah itu segera berlari membuka pintu penjara.

"Queen aku yakin bisa membahagikanmu!"

Plak!
Plak!

Dengan brutal ku tampol tangannya yang kurang ajar menyentuh bahuku.

"Dasar pria otak kotor, jijik sekali aku menikah denganmu!" Ujarku emosi.

Dia dengan mudah menangkap tanganku. Mendekatkan wajahnya sambil tertawa melihat penampilanku yang menyedihkan. Sebelah tangan terikat dan dua kaki yang di belengu rantai.

"Kau terlihat manis saat memberontak. Seperti kucing kecil yang tidak berdaya."

"Aku harimau tahu!" Dengan kesal ku benturkan dahiku pada wajahnya. Darah keluar, dengan sesegera aku berdiri dan meloncat sekuat tenaga persis pada bagian 'burung-nya'

"Akhhh!"

Pria itu terkulai lemas. Pingsan. Bodohnya, dia membawa kunci di kantong sakunya. Haha saatnya aku bebas dari penjara ini!

Ada lubang besar di dinding penjara. Aku bisa saja kabur, tapi itu terlalu tinggi. Tunggu, aku melihat pohon-pohon besar di bawah. Baiklah, meloncat mungkin pilihan terbaik. Setidaknya, pohon rindang di bawah sana bisa menyelamatkan nyawaku.

"Selamatkan aku--khh menyingkir!"

"Kyakk!"

Kakiku mendarat sempurna pada wajah seorang pria tampan yang tengah menungang kuda. Suasana seketika hening, bahkan suara jangkrik tidak lagi terdengar, ya untungnya suasana awkard itu di pecah oleh teriakan melengking di belakang.

"Pangeran, kau tidak apa-apa?" Gerombolan prajurit datang membawa pedang-pedang di tangan mereka.  "Apa wanita ini mencoba membunuh tuan?"

Pa--pangeran?! Ah ... tolonh selamatkanlah nyawaku!

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang