28

2.2K 265 6
                                    

Haura jadi tenang karena Kingsley bisa mengendalikan keadaan, semangat juang pasukan juga berangsur-angsur membaik.

Haura menyeret Queen ke hutan, berusaha menyembuhkan luka gadis itu.

Dia memanggil hewan sihirnya untuk mengobati Queen, seekor phoenix muncul. Menjatuhkan bulu merahnya di atas dada Queen yang tertusuk.

Perlahan mata gadisnitu terbuka, semuanya buram.

"Akh!" Queen berseru saat sudah bisa melihat dengan jelas. "Kenapa wajah yang pertama kali aku lihat adalah wajah sang dewi penyelamat yang terlambat 3 minggu?!"

"Berhenti mengejekku!" Ujar Haura sebal.

"Eh, kenapa aku bisa bangun?" Tanya Queen setelah puas tertawa.

"Aku menggunakan bulu phoenix, tapi efeknya hanya akan bertahan 30 menit jad---"

Drap
Drap!

"Hei aku belum selesai bicara!" Protes Haura saat Queen malah berlari meninggalkannya.

"Aku tidak peduli pada omongan sang dewi yang terlambat, yang aku pikirkan hanyalah bagaimana cara memenangkan perang sebelum 30 menit!"

Haura menghela nafas, ikut berlari menyusul Queen.

***
Saat Queen sampai, para warga desa masih dikendalikan sihir. Kingsley juga sebentar lagi mencapai batasnya.

Queen memegang dadanya.

"Amorlala, ser---ah tidak!"

"KELUARKAN SIHIRKU, SIHIR YANG MAMPU MELEPASKAN SEMUA KENDALI SIHIR LAIN!" Teriak Queen.

Kingsley dan Haura terkesiap.

"QUEEN KAMU BELUM STABIL, KAMU BISA MENCAPAI BATASMU!"

Queen tersenyum mendengar teriakan Kingsley.

"Aku penasaran ... seperti apa saat seseorang mencapai batasannya?"

Tangan Queen bergerak di udara, cahaya putih berpendar. Melewati orang-orang desa lalu menusuk dada mereka.

"Akhh!" Para warga mengejang. Kemudian, mata mereka perlahan normal tidak kosong lagi.

Queen tersenyum.

"Uhuk!"

Gadis itu memuntahkan darah yang begitu banyak, darah berwarna hitam pekat. Bola matanya berputar sebelum jatuh tidak berdaya.

"Serang!"

Kingsley mengigit bibir khawatir, dia sebenarnya ingin berlari memeriksa Queen. Tapi, dia tidak bisa meninggalkan pertarungan begitu saja.

"Kita akan menang!"

"Kita akan menang!"

Semua pasukan IceCity berseru senang.

DUAR!

Mata mereka membola saat salah satu warga meledak, menyebarkan sebuah benda hitam yang mengeliat lalu menyerang pasukan Icecity

Itu adalah devil parasit, salah satu teknik sihir hitam yang telah di hapuskan berpuluh-puluh tahun yang lalu.

"AKH!"

"AKH!"

jeritan putus asa itu terdengar bersahutan, Haura berteriak frustasi saat satu persatu warganya meledak. Tangis gadis itu pecah.

"Hahaha lemah sekali, kalian akan mati!"

Sring!

Sebuah pelindung es menaungi para warga dan pasukan Icecity.

Tap
Tap

Suara langkah yang tegas dan suara dingin seketika menusuk.

"Siapa yang membuat adikku terluka?"

Surai putihnya berkibar tertiup angin.

"Jangan merasa panik dulu, sihir parasit sialan itu tidak akan mempan jika tidak ada cahaya sihir yang bersentuhan langsung dengan kulit korbannya!"

Seira tersenyum menyeringai saat melihat sesosok gadis di puncak tebing kembali berdiri.

"AKU BELUM MENCAPAI BATASKU!"

***

Galau nih pren!

Soalnya nyai uktah tapi kagak ada yang inget. Meng sad banget T~T

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang