DIINGATKAN CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN 21++
HARAP YG DIBAWAH UMUR TIDAK MEMBACA STORY INI.
_________________________________________
Maafin aku Ka Leil, Ka Lune!!
"Duhhh ngapain sih kamar pake acara dikunci segala!!" Lune
Lune beberapa kali membangunkan sang Kakak yang tak kunjung membukakan kamarnya.
Lune sudah sangat ingin sekali bermain dengan Adiknya itu, Adiknya pasti sedang dalam keadaan terikat tak berdaya.
"Kaa!!! Ka Leil!!! Bukaaaa!!! Bangun heiiiii!!!!" Lune
Lune berteriak dengan keras, sehingga menarik perhatian Ibu dan Ayahnya yang sedang berada di ruang makan.
"Kenapa sih Lune teriak pagi-pagi sih?" Yuki
"Mungkin mau membangunkan Kakaknya sayang" Disa
"Hmm aku rindu dengan my baby Et" Yuki
"Mau berapa lama kau menyimpannya untuk dirimu sendiri sayang? Biarkan Et bermain dengan kedua Kakaknya" Disa
"Ta tapi kan" Yuki
"Ayolah, kau tak lihat betaa bahagianya wajah Et kemarin itu. Aku harap kau juga memikirkan kedua anakmu yang lainnya. Mereka selama ini cerita padaku atau pada Papa, bahwa kau tak peduli padanya" Disa
"Yaampun, kenapa kau tak cerita sih? Aku merasa gagal lagi sebagai Ibu" Yuki
"Sudahlah, kita harus lebih memberi dukungan pada mereka, dan sekarang kau harus adil ok? Jangan perlakukan Et berbeda lagi ya" Disa
"Ya, bantu aku Dii" Yuki
"Yes honey" Disa
. . . . .
Kaa!!! Ka Leil!!! Bukaaaa!!! Bangun heiiiii!!!!" Lune
"Duhh tuh anak berisik banget sih!! Ini kan masih hari libur" Leil
"Hmmmpptt" Et
"Et kau sudah bangun rupanya" Leil
Et menjawab dengan anggukan.
"Sebentar, aku mau bukakan pintu anak itu dulu ya" Leil
Et menjawabnya lagi dengan anggukan.
Leil kemudian membuka pintu kamarnya.
"Berisik sekali kau!!! Ini masih pagi tau" Leil
"Minggir" Lune
Lune menerobos masuk kamar Leil dan yang dia lihat adalah pemandangan menggemaskan Adiknya itu sedang dalam keadaan terikat dan terbungkus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ahhhh Et" Lune
Lune tersipu melihat Adiknya seperti itu. Kemudian Lune menghampiri Et dan langsung tiduran di sampingnya sambil memeluknya dengan erat.
Leil pun segera mengunci pintu agar Ibunya tidak bisa sembarangan masuk seperti biasanya.
