Sembilan

2.8K 386 9
                                    

Ikatan batin antara Ino dan Sakura memang patut di acungi jempol. Saat mendengar Sai yang muncul tiba-tiba setelah mengatakan kalau tak akan datang, hati Sakura langsung tak enak.

Sai bukan tipe manusia labil. Laki-laki itu juga tak pernah datang kerumah Ino tanpa memberi kabar sebelumnya. Kemunculannya yang mendadak tentu saja membuat Sakura curiga. Belum lagi kecurigaan Ino beberapa hari ini.

Karena itulah Sakura akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah Ino. Sekedar lewat atau mengintip seperti agen pengintai.

Kecurigaan Sakura bertambah saat melihat mobil yang terparkir dihalaman rumah Ino. Itu bukan mobil biru metalik kebanggaan Sai. Jangan-jangan Sai ingin menculik Ino dan menghapus jejak mereka. Sakura bergidik memikirkannya. Gambaran-gambaran buruk dari berita kriminal berkeliaran di kepalanya.

Sakura memutuskan untuk menunggu, tak jadi hanya sekedar lewat saja seperti rencana semula. Akan gawat kalau Sai membawa Ino pergi. Orang-orang bisa kesulitan mencari jejaknya karena Sai tidak memakai mobilnya sendiri!

"Aku menginap dirumah Ino saja kalau Sai pulang terlalu malam." Gumam Sakura sambil terus memantau keadaan.

Ternyata tak perlu menunggu terlalu lama, Emerald itu menangkap sosok Sai dan Ino yang memasuki mobil.

Buru-buru Sakura menyalakan mesin mobilnya, mengikuti mereka dari belakang dalam jarak aman.

Begitu mereka keluar gang, Sakura mendadak menyumpah karena cara mengemudi Sai yang gila-gilaan.

"Dasar Saiton... apa yang dia pikirkan sih!" Maki Sakura yang kesulitan menghindari kendaraan lain sambil terus memantau keberadaan mobil Sai.

Untungnya mereka memasuki kawasan perumahan yang sepi sehingga Sakura tak lagi kesulitan mengimbangi kecepatan Sai meskipun gadis itu nyaris kelewatan jauh saat Sai tiba-tiba menghentikan mobilnya.

Terpaksa Sakura putar balik dan parkir sekitar seratus meter dari taman agar tak ketahuan. Untung saja ada rumah kosong tanpa pagar sehingga Sakura bisa memarkir mobilnya disana.

Gadis itu berjalan mengendap-endap untuk mengintip. Sedang apa mereka ditaman yang sepi dan remang-remang berduaan? Dalam hati Sakura berdoa semoga mereka tak melakukan hal aneh yang bisa mencemari mata sucinya.

Mata Sakura memicing kepo saat melihat Sai mengeluarkan satu krat minuman.

"Apa itu?" Bisiknya berusaha mempertajam matanya. Karena jarak dan kondisi pencahayaan, Sakura kesulitan melihat minuman apa yang Sai berikan pada Ino.

"Kenapa mereka harus datang ke tempat seperti ini kalau mau minum coca-cola..."

Sakura nyaris memaki kembali saat Sai mengulurkan sekaleng minuman pada Ino, membuat kaleng itu terkena sinar lampu.

"Bir? Gila! Sai mengajak kekasihnya mabuk?" Omel Sakura.

Gadis itu kembali mengendap-endap menuju arah pandang Ino untuk memberitahukan keberadaannya. Agar Ino tau kalau gadis itu tak sendirian kalau ingin melawan Sai.

Begitu yakin Ino sudah melihatnya, Sakura kembali bersembunyi untuk menanti kode dari Ino.

Gadis itu benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Sai. Bagaimana mungkin dia tega mengajak kekasihnya minum-minum! Tapi ia bahkan lebih aneh dengan Ino yang mau saja meneguk minuman itu padahal mereka paling anti dengan alkohol.

"Ck.. jangan bilang dia sudah jadi budak cinta!"

Sakura semakin terkejut kala Sai membuka botol kedua bahkan ketiga. Dasar gila! Maki Sakura dalam hati.

Sementara itu, Ino yang menolak kalah mati-matian menahan rasa mual yang melanda. Perutnya memberontak hebat ingin mengeluarkan minuman laknat itu dari lambungnya.

Love me, Sakura.. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang