Naruto memandang Sai lama sampai laki-laki itu merasa risih. "Apa?" Tanya sebal sebal.
"Boleh aku bertanya?" Pertanyaan Naruto sukses membuat dahi Sai keriting.
"Kau bahkan tak pernah bertanya saat menyalin tugasku. Aneh!" Ledek Sai. Naruto hanya mencebik sementara Sasuke tak mau ambil pusing.
"Kau benar-benar putus dengan Ino?" Tanya Naruto tanpa rasa bersalah.
Raut wajah Sai menegang sebelum mengalihkan pandangannya kearah jendela. Sai berusaha sekuat mungkin menyembunyikan rasa sakit hatinya dari kedua sahabatnya itu. walau kadang usahanya sia-sia didepan Sasuke.
Naruto sama sekali tak mengindahkan sikap diamnya seolah tak menyadari perasaan sahabatnya itu. "Ku dengar salah seorang teman kita menyukai Ino, jadi aku menanyakan hubungan kalian. Jika sudah selesai, aku akan memberitahu orang itu. Siapa tau mereka berjodoh."
"Siapa?" Desis Sai, matanya menajam menatap satu persatu teman sekelasnya sementara Sasuke bersiaga untuk menangkap Sai jika laki-laki itu lepas kendali.
"Ah... Aku harus pulang. Kasihan jika Hinata harus menunggu lebih lama." Naruto berdiri dan langsung mengilang sebelum Sai menangkapnya.
Sai menghadap Sasuke. "Kau tau siapa orangnya?"
"Tidak... Kau tau aku tak berteman dengan banyak orang." Sasuke menyeringai. "Lagi pula, apa yang akan kau lakukan jika kau tau siapa orangnya?"
"Aku..." Sai terdiam, membuang muka kearah lain, merasa malu karena Sasuke sangat mudah membacanya.
"Kau tak bisa melakukan apapun, Sai... Karena kau, bukan siapa-siapanya." Sasuke menepuk pundak Sai ringan sebelum keluar menyusul Naruto. Dia harus menjemput kekasihnya.
***Naruto tersenyum kecil saat melihat Sai berdiri didepan pagar rumahnya. Laki-laki itu dengan tenang membuka pintu dan mempersilahkan kekasihnya masuk lebih dulu sebelum menghadap Sai.
"Ada apa, Sai?" Tanya Naruto ramah dengan senyum secerah mentari, mengabaikan raut kaku sahabatnya.
"Aku ingin bicara!" Jawab Sai tegas seperti tentara. Ingin rasanya Naruto menggoda, tapi dia masih harus menyimpan energinya.
"Ah, ayo ketaman belakang. Sepertinya kau tak mau orang lain mendengarnya bukan?"
Sai mengangguk lalu berjalan lebih dulu seolah ia tuan rumah dan Naruto adalah tamu. Naruto mendengus, tak merasa heran dengan kelakuan teman-temannya yang tak beradab.
"Siapa?" Tanya Sai begitu mereka memasuki area taman yang sepi.
"Siapa yang kau tanyakan?" Naruto balik bertanya.
Sai mengepalkan tangannya erat. Matanya menatap Naruto tajam seolah laki-laki itu telah berkhianat. "Siapa yang menyukai Ino?"
Naruto tersenyum lebar, melipat dua tangannya di dada lalu menoleh keatas. melihat langit yang kian senja. "Aku tak bisa memberitahukannya padamu. Dia masih merasa tak enak kalau ternyata kau masih menyukai Ino."
Sai berjalan cepat dan menarik kerah baju Naruto, mukanya sudah merah padam sementara Naruto masih dengan sikap santainya.
"Katakan, Naruto... Siapa dia?" Teriak Sai geram sampai Hinata mengintip dari pintu belakang, Naruto melambaikan tangannya memberi isyarat kalau dia baik-baik saja.
Setelah Hinata kembali masuk, Naruto melepaskan cengkraman Sai dengan paksa. "Untuk apa kau tau? Dia bukan lagi milik mu. Lepas dia, Sai... Atau berjuang untuk mendapatkannya kembali."
Sai menggerakkan tangannya secepat kilat sampai Naruto tak sempat mengelak. Tinjuan Sai sukses bersarang dipipi Naruto. "Kau pikir mudah, hah! Melupakan perbuatannya saat dulu? Mereka mabuk dan mempermalukan kita!"
"Kalau begitu, lepaskan dia! Masih banyak orang yang akan menerimanya dengan tangan terbuka tanpa memperhitungkan masa lalu dan kebiasaan buruknya. Lagi pula manusia berubah Sai, lebih baik dan lebih buruk tergantung pada orang yang membimbingnya." Bisik Naruto.
"Diam!" Sai kembali melayangkan pukulan yang untungnya sempat Naruto hindari.
"Kau tak ingin memaafkannya, tapi kau juga tak mau melepasnya. Kau egois sekali Sai! Tak heran Ino menjauh dari mu." Omel Naruto sambil menghindari pukulan dan tendangan Sai yang membabi buta.
"Aku mencintainya! Kau tak akan mengerti rasanya, Naruto! Aku mencintainya!"
Ilmu bela diri Naruto tak jauh berbeda dengan kedua sahabatnya yang lain. Tapi menghindari serangan Sai yang tak ada hentinya membuat ia kewalahan juga sampai beberapa kali terkena pukulan.
Walau begitu, Naruto seolah tak berniat menghentikan Sai. Dia hanya mencoba menghindar tanpa berniat membalas hingga Sai lelah dan menjatuhkan tubuhnya di rerumputan.
Naruto ikut duduk disebelah Sai dengan nafas terengah. Setelah beberapa saat mengatur nafasnya, Naruto kembali bangkit dan menepuk pundah Sai pelan sebelum berjalan menuju pintu belakang rumahnya.
"Ino! Kau mendengarkannya kan?" Teriak Naruto membuat Sai melotot saat menyadari kehadiran gadis itu dipohon tak jauh dari tempatnya dan Naruto baku hantam.
Sai dan Ino bertatapan lama sebelum Sai bangkit dan menghampiri gadis yang ia cintai itu. "Ino..."
Belum sempat Sai mengatakan hal lain, Ino langsung membekap mulut laki-laki itu dengan telapak tangannya. "Maaf..." Bisik Ino lirih, membungkam semua yang ingin Sai katakan.
Kedua tangan laki-laki itu merengkuh Ino, memeluknya erat, melampiaskan semua kerinduan dan perasaannya.
-End-
Hai....
Ini ku bawa kisah Sai-Ino di cerita ekstra nya..Mungkin bakal ada ekstra2 lainnya... Doain aja semoga tidak malas.
See you... 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Love me, Sakura.. ✔
FanfictionDimana ada Sakura, pasti ada Ino. Mereka seolah sudah satu paket karena berteman karib sejak masuk sekolah dasar hingga sudah berstatus mahasiswi. Tapi, apa jadinya saat Ino memilki kekasih, Shimura Sai yang juga bersahabat karib dengan Uchiha Sasu...