Dua Puluh Empat

2.2K 324 32
                                    

"Dasar laki-laki brengsek! Aku benar-benar tak menyangka dia sejahat itu!" Maki Ino begitu Sakura selesai menceritakan apa yang terjadi.

Sementara Sakura hanya tertunduk pasrah diatas tempat tidur Ino. Gadis itu merasa lelah setelah menangis sepanjang perjalanan.

"Ino... Ada Sai didepan..." Panggil ibunya dari depan sementara Ino mematung. Matanya menatap Sakura dan Hinata tegang.

"Mana Sakura?" Tanya Sai langsung saat Ino keluar.

"Sakura..." Panggil Ino. Gadis itu sedikit kecewa sebenarnya. Tapi saat dilihatnya Hinata tersenyum tak enak, gadis itu jadi tau.

Agaknya Hinata memberi tahu Naruto. Dan Naruto yang kebetulan sedang bersama Sai langsung melapor.

Saat Sakura muncul dengan mata bengkak dan muka pucat, Sai langsung menyeret gadis itu masuk kedalam mobilnya dan membawanya pergi.

Rasanya gadis itu sudah terlalu lelah untuk menolak apalagi berontak. Jadi ia biarkan saja Sai membawanya kemanapun laki-laki itu mau.

Toh ia tak akan mungkin macam-macam.

Sai menghentikan mobilnya disebuah taman kota yang tedapat sungai mengalir diantaranya.

"Haus?" Tanya Sai begitu mereka keluar dari mobil.

Sakura berdehem, baru sadar kalau tenggorokannya terasa sekering gurun.

Sai mengacak rambut Sakura ringan. "Tunggu disana." Ia menunjuk sebuah bangku taman.

Sembari menunggu Sai membeli minum, Sakura larut dalam pikirannya.

Bagaimana dia bisa dengan santainya mengikuti Sai setelah mengalami kejadian mengerikan. Padahal Sai juga laki-laki. Sama seperti Sasori.

Tapi Sakura mengenal Sai cukup lama hingga bisa merasa aman dan percaya pada laki-laki itu.

Itu dia...

Sakura mengutuk dirinya yang terlalu mudah mempercayai Sasori. Orang yang baru saja ia kenal. Sakura tidak terlalu mengenal Sasori seperti ia mengenal Sai, Naruto dan... Sasuke.

Sakura menghela nafas bertepatan dengan sebuah benda dingin menempel pada pipinya.

"Es krim..."

"Rasa stroberi?" Tanya Sakura senang.

"Jadi... Ada apa?" Tanya Sai setelah duduk disebelah gadis itu.

Sakura kembali menghela nafas. Menolak menjawab karena malu.

"Beri tau atau... Kubunuh... Aku tinggal membuang mayatmu disungai depan sana."

Sakura memukul lengan Sai pelan. "Dasar psikopat."

"Tapi tak separah Sasuke, kan?"

Sakura terkekeh. "Aku malu..."

"Hah?" Sai menatap Sakura bingung. Tak mengerti dimana letak masalahnya.

"Kenapa kau datang?"

"Naruto memberi tahu kalau kau sedang ada masalah dengan Sasori. Hinata bilang kau datang sambil menangis kerumah Ino."

"Ah... jadi, kenapa kau masih bertanya?"

"Aku tak tau kenapa kau menangis. Jadi aku menanyakan alasannya. Atau... Cerita lengkapnya."

"Sasuke tau?"

"Tidak... Sasori bisa mati kalau sampai dia tau."

Sakura bergidik ngeri mendengar ancaman yang tersirat dari suara Sai.

"Berhenti mengalihkan pembicaraan, atau..."

"Apa? Kau akan membunuhku?"

Sai menggeleng. "Aku akan mendatangi Sasori." Kedua alis Sai terangkat. Seakan menantang gadis merah jambu itu.

Love me, Sakura.. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang