Love?

597 44 4
                                    

•<•

Alland, pria culun berkacamata itu sedang berjalan di lorong kampus dengan kepala yang tertunduk. Sorak-sorakan mengelilingi langkah pria yang memakai pakaian kuno tersebut.

Yang awalnya hanya sekedar sorak-sorakan semakin parah karena mulai terlemparnya sampah pembungkus makanan di kepala Alland. Dan semakin lama semakin menjadi, namun pria culun tersebut tetap menunduk tak perduli.

Entah siapa yang melempar, ternyata salah satu sampah tersebut berisi batu yang mengenai kepala Alland hingg pria tersebut terjatuh. Tawa menggelegar mulai terdengaran. Pria itu memegang dahi nya saat dirasa ada cairan hangat yang mengalir dari keningnya, ya. Darah.

Kepala pria itu mulai pusing karena semakin deras nya darah mengalir, namun tiba-tiba suasana mulai senyap. Alland mendongak saat dirasa suara yang tadi menggelegar tiba-tiba sunyi karna kehadiran seorang gadis berjas merah maroon mulai melangkah.

Monica, ketua BEM kampus nya Alland berjalan dengan langkah anggunnya menuju Alland yang terduduk di lantai. Gadis cantik itu menjulurkan tangannya dan di terima langsung oleh Alland.

"Sekali lagi kulihat kejadian seperti ini, tak segan-segan aku mengirim kalian semua surat peringatan. Mengerti?"

Semuanya mengangguk saja saat Monica berkata seperti itu. Siapa yang tak mengenal gadis itu? Kesayangan semua dosen, menjadi ketua BEM dan mengalahkan kakak senior di atas nya. Disiplin dan tegas, tidak segan-segan memberi hukuman yang pantas baginya.

Monica membantu Alland berjalan di sisinya hingga sampai ke klinik kampus. Gadis itu menutup pintu nya dan mendudukkan Alland di atas kasur.

"Tunggu sebentar, akan ku bersihkan luka mu." Ucap Monica.

Alland hanya mengangguk menjawab gadis itu.

Monica berjalan dan mencari kotak p3k, serta kapas pembersih untuk membersihkan kening pria tersebut. Setelah itu, gadis cantik tersebut pun mendekat ke arah Alland dan menarik kursi tepat di depan pria itu.

Monica mulai merapikan poni di kening Alland, dan melepaskan kacamata pria tersebut. Mata mereka saling memandang dengan arti yang berbeda-beda. Mata hijau zamrud Alland terpantul di mata coklat madu milik Monica.

Gadis itu perlahan mulai membersihkan luka Alland, siap itu ia langsung memberikan betadine dan kapas serta langsung menutupnya dengan perban kucing yang terdapat di tasnya.

"Jika terjadi sesuatu yang buruk lagi padamu, jangan segan-segan langsung lari ke arah ku, kau mengerti?" Ucap Monica.

Alland mengangguk, setelah itu mereka terdiam. "Btw, siapa namamu?"

Alland menatap Monica, ia terlihat ragu untuk menjawab, namun ia tetap menjawab pertanyaan Monica. "Leonardo Alland."

Monica tersentak, ia kagum dengan nama Alland yang terkesan keren.

"Namamu bagus sekali, tapi kenapa di panggil Alland? Kenapa tidak Leon?" Tanya Monica.

Alland tersentak dan menggeleng. "Tidak tahu."

Monica hanya mengangguk. "Oke, btw nama ku Monica Saphire. Senang berkenalan denganmu, Alland." Senyum Monica berkembang manis hingga menimbulkan kedua lesung di pipi gadis itu serta matanya yang menyipit.

Alland tak menyangka, gadis di depannya yang saat ini banyak di puja oleh kaum adam memang sungguhan seperti dewi, dewi musim semi. "Ya, senang berkenalan denganmu, Monica."

•<•

Semenjak kejadian tersebut, Alland dan Monica semakin dekat, mereka berdua selalu saja bertemu dan berpapasan dimana saja. Baik di taman kampus atau perpustakan, padahal mereka beda jurusan.

Unexpected [SHORT STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang