2

10.8K 112 5
                                    

Saat tanteku mengajak Istriku melihat anak kami yang lagi tidur, aku dan Om Goofy keluar dari rumah dan duduk diteras untuk merokok.

Rimbunnya pepohonan yang memagari rumah Om Goofy ditambah lagi dengan hawa sejuk, serasa betah sekali.

"Om, kok tarataknya belum dipasang?" Kataku membuka obrolan kami.

"Acara Nikahnya bukan disni, Tho. Di Aula Gereja".

"Ohhh....pantas dari tadi sepi"

"Besok kita dari sini ke Gereja, resepsinya di Aula Gereja, selesai resepsi, Rosa langsung dibawa ke rumah suaminya"

"Sedih dong ya Om. Bentaran doang liatnya"

"Kan kita bisa kesana Tho"

"Boleh toh...ya udah Om habis acara kita kesana ya..." Usulku yang dianggukkan Omku.

Lama juga kami ngobrol ngobrol diluar. Sambil mengelilingi rumah Om Goofy yang tidak hanya dikelilingi oleh pohon rimbun, ternyata ada pohon mangga, rambutan, jambu kelutuk dan jambu air.

Sambil mengobrol, aku mengambil jambu air yang saat itu sedang berbuah lebat.

"Om, bisa betah Thoro tinggal disini. Apa aja ada. Tinggal Metik"

"Berapa lama kamu libur, Tho"

"10 hari, Om"

"Bagus. Nanti kamu bisa temani Om berburu"

"Kemana Om?. Berburu binatang buas atau apa Om. Aku gak mau jadi korban ganasnya binatang buas Om. Bagusan stay di rumah" kataku bergidik membayangkan bintanag buas.

"Hahahaha...kamu itu. Palingan juga ada babi hutan, rusa musang"

"Ohhh....kirain harimau, Om. Singa gitu"

"Mana ada binatang itu disini"

"Namanya hutan...apa aja ada Om"

"Tenang aja Thor. Om akan melindungi kamu"

"Melindungi aku, Om?. Dari serangan binatang buas atau melindungi dari semua bahaya"
Kata kataku mulai masuk sedikit. "Melindungi dari semua bahaya"

"Iya...dari semua bahaya"

"Benar ya Om."

"Iya Thor....iya"
Tiba tiba Tante dan istriku ada dekat kami.

"Ngobrolin apa sih, seru banget"
Tanteku

"Ayooo..Om, bang kita makan dulu dah siang ini" istriku nyeletuk.

"Makan? Kita nunggu  Bridge sama Rosa dulu" kataku.

"Telpon aja bang, minta nomornya sama Om" usul istriku.

Om Goofy yang meberikan nomor Bridge yang langsung ku telepon.

"Hallo....siapa ini" suara diseberang sebelum ku hallo in

"Dari Medan"

"Medan?? Ini bang Thoro kah?"

"Beetul sekali. Dimana klien"

"Lagi ke pasar sebentar. Bang Thoro tidak datang kah pernikahan dik Rosa?"

"Nikah?? Tak ada berita sampenya ke kami..cammana abang mo datang"

"Hah??...Papi atau mami tidak undang? Gimana sih Papi"

"Tak tau Abang soal Papi Mami klien, cepat balik lah klen'

"Bang Thoro bercanda ini pasti. Udah di rumah ya.."

"Iya kami sudah di rumah sejak pagi. Pulanglah klen' biar makan siang sama sama kita"

"Ahhh bang Thoro bercanda aja...
Gak berubah kau bang. Iya kami pulang. Tunggu ya"
Kututup teponku.

Om, Tante dan istriku mesem mesem mendengar candaanku.

"Kau paling bisa Thor" Omku memelukku....senang banget rasanya pelukan Omku.

"Siapin aja Cel...pake tikar aja. Biar akrab."Tanteku ngusul ke istriku.

Dengan menggelar tikar, dan meletakkan semua perlengkapan makan, kami sudah siap menunggu kedatangan Bridge dan Rosa.

Tidak berapa lama kami mengobrol diatas tikar plastik anyaman mereka sudah datang.

"Baaaanggg Thorooo....." Bridge berteriak masih diluar. Rosa yang lebih duluan turun dari motor, langsung menghampiriku dan memeluk aku. Dia terharu, menangis.

"Sayaang...jangan menangis. Ini bahagia loh ya .." kataku mencium kepalanya.

"Riinduuuu bang. Rinduuu..."
Katanya. Kuusap airmatanya.

"Sebentar lagi kau akan jadi istri dari Melkhi. Kita akan semakin jauh." Kataku.
Bridge yang memandangi kami, ikut terhanyut dalam sedihnya.

"Bang Thoro....kangen bang. Sudah lama tidak jumpa." Ikutan dia menangis.

"Eee..eee..iii...ganteng ganteng kok nangis. Pamali" kataku.
Padahal aku juga terhanyut dalam sedih. Tapi kutahan air mataku dan kubesarkan hatiku.

"Kita makan dulu. Sambil makan ngobrol"Om Goofy mengambil posisinya duduk.
Kami pun mengikuti Om Goofy.

Makanan yang terhidang telah siap santap. Dalam santapan kami, kami tidak berhenti bercerita. Tentang RINDU dan kebahagiaan.

"Tadi lama di pasar beli apa sih klen'" kataku.

"Sepatu bang. Sepatuku lupa bawa" Bridge bercerita.
Walapun dia tinggal masih satu propinsi dengan Papi dan Maminya, karena pekerjaan dia hanya pulang disaat libur aja

Selesai makan, setelah membereskan semua bekas makan kami, aku menyuruh istriku mengambil hadiah buat Rosa.

"Ma, ambil hadiah buat Rosa" kataku pelan. Om dan Tanteku melihat ke kami.

Istriku ke kamar kami mengambil yang aku suruh. Kotak kecil berwarna merah itu, kuterima, lalu ku buka.

"Rosa sayang, Keluarga Bang Thoro tidak bisa memberikan yang lebih untuk kamu sayang, hanya ini yang kami bisa berikan" kataku.

"Bang Thoroooo ....Kak Cell...." Rosa terharu dan memeluk kami.
Istriku memasangkan kalung berlambang cinta itu dileher adek kami Rosa.
Rosa menangis sesugukan.

"Rosa, ini kebahagiaan loh...ngapain nangis" istriku menasehati Rosa.

"Hadiah terindah yang pernah Rosa terima."

"Ingat ya sayang, dalam kepepet baru kamu bisa jual ini kalung"
Kataku tegas.

"Iya Bang. Mmakasih ya Bang, Kak...." Rosa masih dalam isaknya.

Kami masih mengobrol setelah selesai, acara makan dan pemberian hadiah kami ke Rosa.

                        ********

CINTA TERPENDAM KU SAMA OM KU ( BISEXUAL')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang