Sambungan.
"Thoro...naik"
Aku berjalan melewatinya. Aku diam."Thoroooo .....jangan bikin Om susah"
"Om mau marah? Marah aja. Thoro sudah tidak perduli. Sampai dirumah, Thoro akan langsung pulang. Tidak perduli lagi sama kalian orang tua yang tidak perduli sama Thoro."
"Thoro bukannya tidak perduli Tho. Om susah mengatakannya"
Om Goofy turun dari motornya dan mengajakku duduk di rerumputan.
"Bukannya Om tidak mau kamu senderan Thoro. Bukannya Om melarang kamu untuk memeluk Om. Tapi....."
"Tapi apa Om. Katakan saja..."
"Boleh Om minta, jujur sama Om, Thoro. Jujur sejujur jujurnya..."
"Om berkata begitu, apa ada Thoro berbuat salah, Om. Mencuri misalnya ..."
"Tidak....tidak....."
"Katakan Om jagan buat Thoro penasaran akibat ulah Thoro..."
"Om menyaksikan kamu bersama pria yang di pesta tadi.
Waktu Om mau kencing, Om menyaksikan, teman kamu memegang kontolmu. Jujur saja kamu melakukan apa"
Aku berdiri dan pergi dari tempat kami mengobrol. Terasa disambar petir. Aku dag dig dug.."Thoro...tunggu...tunggu..." Om Goofy mendekatiku dengan naik motornya.
"Om merasa jijik sama Thoro...aku tau itu. Om tidak mau menerima Thoro dirumah om lagi kan"
"Makanya stop dulu Thoro...kita bicara."
"Thoro malu Om. Thoro malu. Thoro bunuh diri aja..."
"Thoroo...thoroo...." Om Goofy turun dari motornya dan menarik tanganku.
"Jadi kemaren waktu mau mandi sengaja kamu melakukannya ke Om. Karena kau suka"
"Iya...karena aku suka sama Om"
"Sejak kapan kamu menyimpang Thoro..."
"Sejak lahir. Papa dan Mama tidak tau aku begini Om. Baru Om yang tau..."
"Thoro...dengan kegantengan dan ketampanan serta betapa jantannya dirimu, Om tidak menyangka kau seperti ini"
"Om sudah tau Thoro begini, Thoro menyukai Om sudah lama sekali. Waktu Thoro pertama kali diajak Mama ke sini. Umur 14 tahun. Saat itu Thoro mengagumi Om. Bathin Thoro tersiksa. Malam saat tidur, Thoro mimpi basah. Pas waktu pernikahan Thoro, malam pertama Thoro sama Cellin, wajah ketampanan Om Goofy yang Thoro bayangkan.
Sekarang, Thoro ambil cuti lama, dengan maksud bisa berlama lama sama Om. Tapi dengan jijiknya Om melihat Thoro bersama pria yang di gedung tadi, Thoro akan pergi malam ini juga""Thoro....Om tidak pernah berfikir, keponakan Om sendiri terobsesi sama Om kandungnya. Dosa apa ini ya Tuhan....."
"Maaf Om. Om tidak usah merasa berdosa. Thoro yang salah. Thoro yang berdosa. Untuk menghindari dosa itu, Thoro akan pergi. Thoro hanya minta, jangan pernah memberitahu keluarga bahwa Thoro menyimpang, Bisex. Menyukai laki laki juga perempuan"
"Seberapa dalam jiwa sexmu ke laki laki dan perempuan"
"Sama perempuan, tentu yang cantik dan pria yang tampan dan ganteng macam Om 40 - 60. Lebih condong ke laki laki. Tapi kalau jelek tidak ada nafsu baik perempuan atau laki laki"
"Bridge misalnya..."
"Sama sekali tidak tertarik walaupun dia tampan dan ganteng. Thoro sukanya yang berumur Om. Tidak suka sepantaran atau dibawah Thoro."
"Thoro...apa yang akan Om katakan...Om gak bisa berfikir jernih"
"Satu satunya jalan, kami akan tinggalkan desa ini malam ini juga"
"Om masih ingin kau menghabiskan sisa cutimu disini. Om masih ingin mengajak kau ke ladang, berburu di hutan dekat ladang kita. Om masih ingin kau melihat lihat kebun kita Thoro."
"Terus terang, Thoro mau menaklukan Om karena Om adalah pacar bayanganku, tentu tidak setahu Om. Bertahun tahun Thoro memendam rasa ini. Thoro bertekad datang kemari, bukan karena pernikahan Rosa. Semata mata ingin merasakan pelukan dan ciuman Om. Tapi Om keburu tau Thoro begini, jadi lebih baik mundur sebelum Thoro semakin menderita"
"Thoro..."
"Kita pulang Om. Om duluan aja. Thoro nyusul"
Om Goofy benar benar membenci orang yang menyimpang seperti aku. Buktinya dia pergi duluan.
Aku tertunduk. Menyesali kenapa Om Goofy tau lebih dulu sebelum aku mendapatkannya.
Aku masih di tempatku sebelum aku ke sungai lagi. Kuhabiskan waktuku hingga sore di sungai.
Pulangnya, aku menumpang motor orang. Sampai dirumah istriku bertanya:
"Bang kemana aja sih. Hampir berapa jam ini Abang menghindar"
"Disungai aja berendam. Enak airnya" bohongku."Kita pulang malam ini juga. Aku akan minta maaf sama Papa atas kelakuanku sayang. Kita ke Bandung"
"Bang sudah jam berapa ini. Takut anak kita sakit"
"Tidak akan sakit. Iyaa kan anak Papa ganteng" kataku ke anakku. Yang disambut ketawanya.
Kukeluarkan koper kami dari dalam kamar.
Sudah bulat tekadku untuk meninggalkan rumah Om dan Tanteku."Lahhh Thoro...ini koper dikeluarkan buat apa" Tanteku Yang mau kedapur melihat koper kami.
"Mau pulang Tante. Mau ke Bandung, menyusul Papa sama mama. Thoro mau minta maaf"
"Thoro kamu bawa bayi. Tidak bisa berangkat malam begini. Kasihan dedeknya"
"Gak papa Tante. Udah resiko."
"Kamu ada apa sih Thoro? Kok nekad begini. Wajahmu itu seperti sembab. Kamu gak boleh pergi sebelum Tante tau apa yang terjadi sama kamu" ultimatum tanteku. "Piiii.....kesini Piii...." Teriak Tanteku memanggil Om Goofy. Yang dipanggil tidak datang juga. Akhirnya Tanteku ke kamarnya memberi tahu Om Goffy.
"Thoro....ada apa dengan kamu. Kenapa kopernya sudah di luar. Benar kamu mau bawa cucuku yang sekecil ini pulang?"
"Iya Om. Mau ke Bandung dulu. Minta maaf sama Papa. Gimana juga Thoro sudah menyakiti hatinya"
"Hanya karena minta maaf? Tidak ada alasan yang lain"
Aku menggeleng.
"Habiskan cutimu bersama Om. Masukkan lagi kopernya. Tidak boleh pulang. Om masih rindu sama kalian, terlebih kamu Thoro"
Bagai disirami salju, hatiku sejuk dan teduh mendengarnya.Pikiranku, apa Om Goofy mau menerimaku, setelah apa yang kuomongkan sama dia.
Apakah dia mau memelukku dalam hasratku bersamanya...
Apakah dia mau aku sentuh seperti yang aku inginkan?"Om....."
"Tidak ada protes lagi Thoro. Hanya kau keponakan kami satu satunya. Kami ingin kau bersama kami disini"
"Makasih Om" kataku. Kulihat wajahn tampannya dengan senyum.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TERPENDAM KU SAMA OM KU ( BISEXUAL')
FantasíaCerita :. Gay story' Bahasa : vulgar. Adegan : sex Untuk : Dewasa Bisa dibaca kaum hawa. Deskripsi....buat sendiri ya... HANYA SELINGAN...