4

8.6K 102 3
                                    

Pernikahan Rosalina dan Roy berlangsung meriah.
Tamu undangan yang tidak begitu banyak di Aula Gereja itu, sepertinya tidak ada yang jelek baik wanita maupun prinya. Tua muda, semuanya dalam pandanganku tidak ada yang jelek. Huummmm....benar benar ciptaan Tuhan yang sempurna.....pujiku.

"Haiii....dari pihak pria atau wanita" tanya seorang pria tampan saat kami mengambil makan di meja prasmanan.

"Wanita...itu adek aku" kataku tanpa curiga.

"Kamu tampan sekali dengan balutan jas warna biru muda gitu"

"Terimakasih. Situ juga ganteng" balasku.

"Duduk dimana makannya" tanyanya.

"Sama sama keluarga, disana" tunjukku.

"Ohh...aku tamu undangan"

"Terimakasih sudah hadir ikut mendoakan pernikahan adek saya ya" kataku menepuk pundaknya dan kutinggalkan dia.

Saat makan, ketika aku mencari sosoknya, dia ternyata melihat ke aku. Dia melambaikan tangannya. Aku hanya tersenyum.

Setelah selesai makan, aku permisi ke keluargaku untuk ke toilet. Mataku tertuju kepada pria tadi, dengan harapan dia mengikuti aku ke toilet.

Benar saja, aku lihat dia berdiri.

Di toilet ternyata tamu tamu banyak yang mau buang hajat.
Antrian banyak sekali.
Karena antri, aku menyalakan rokokku dan berdiri di luar toilet.

"Heiii....mau ke toilet" tanyanya setelah didekatku.

"Iya...tapi penuh" jawabku.
Kusodorkan rokokku, yang ditolaknya.

"Kamu kok beda dari keluargamu ya. Kulitmu sawo matang"

"Ayahku asli Medan. Ibuku adek dari Ayahnya yang menikah" kataku.

"Exsotic wajahmu. Saya suka" katanya.

"Suka sama saya? Situ Gay?"
Dia tersipu.

"Iya aku Gay. Suka sama kamu"

"Aku bukan Gay sobat. Maaf kalau aku bertanya langsung seperti itu"

"Tidak apa apa. Wajar saja, karena kamu mungkin curiga dengan sikapku memandangi kamu"

"Iya...dari tadi aku mikir. Karena biasanya begitu kan. Kalau seorang gay melihat seorang ber ulang ulang berarti dia suka sama yang dilihatnya"

"Kok kamu tau"

"Pengalaman"

"Kamu tampan sih. Namanya siapa"

"Aku Thoro" kusalami dia. "Adelard Kaeng" sebutnya.

"Kenapa ya, kalau Gay sukanya yang tampan dan ganteng, padahal seperti kataku tadi, belum tentu dia suka sama yang mendekati"

"Gak pria gay, enggak wanita pasti sukalah liat orang macam kau Thoro. Udah dari sononya kalau liat orang tampan pasti langsung suka. Walapun hanya mengagumi loh ya"

"Kamu masuk kategori mengagumi aja Lard" kataku dengan senyum.

"Kalau bisa lebih, kenapa harus sebatas mengagumi"

"Kamu minta lebih dari aku"

"Kalau kamu mau. Itu kalau mau ya Thoro. Tapi kuharap kamu mau. Aku suka lihat kamu"

"Tinggal dimana"

"Aku di Manado kota"

"Jauh ya"

"Emang kamu dimana"

"Di Medan"

"Oouuhh....sayang"

",Kenapa?"

"Enggak papa"

"Aku kencing duluan ya" kataku.

"Aku juga mau kencing" katanya.

Saat buang air kecil dia dekat denganku.
Sudah kupastikan, dia akan melihat kontolku. Sengaja aku tarik arah belakang biar dia leluasa melihatnya.

"Besar" bisiknya.

"Standard" balasku.

"Aku mau isap" bisiknya lagi. Lalu tangannya di arahkan ke kontolku. Kubiarkan. Dengan sendirinya dia menarik tangannya karena ada orang.

"Heheheh...." Aku terkekeh.
Dia memainkan kontolnya, sudah bangun aku lihat.

"Jangan pergi dulu Tho...aku mau lihat." Katanya.

"Ada  yang antri"bisikku. Kutinggalkan dia, aku keluar dan merokok lagi.

"Kamu ngocok. Udah tuntas belum" tanyaku setelah dia didekatku.

"Enggak jadi. Disamping aku orang tua" katanya.

"Gila ya ..segampang itu nafsunya"kataku.

"Habis aku suka punyamu. Mau ya aku isap."

"Lain kali aja ya, aku mau gabung dulu sama keluarga" kataku meninggalkannya membuat dia penasaran.

"Thoro...." Dia memanggilku. Tapi aku tidak melihat lagi. Bukan tipeku. Om Goofy yang aku mau.

"Thoro, kamu dari mana aja sih" Ayahku seperti biasa bawannya darah tinggian melulu.

"Kencing, Pap. Papa sewot Mulu ahh..."kataku

"Kamu itu ya, enggak diacara acara apa, selalu menyimpang kerjaannya. Stay ditempat kenapa" masih marah.

"Pa...udah ah. Udah dibilang kencing" Mamaku yang membela.

"Untung Thoro tidak dekat sama Papa. Kalau tidak bisa bisa bunuh diri aku"

"Apa kau bilang. Dengan kamu pergi pergi kamu pikir itu bagus. Kencing kok berjam jam."

"Bukan hanya kencing, Pa. Kalau ada yang ngajak ngobrol apa mau ditinggal"

"Ngelawan lagi"

"Bodooo ah. Aku pergi, gak bakal balik kesini lagi"

"Thoro....Thoro.....mau kemana sayang" Mamaku

"Thoro....Tho...ini belum selesai" Om Goofy yang menghadang ku.

"Maaf Om. Dari dulu Papa selalu begitu melihat aku. Kaya anak durhaka aku ini dimatanya. Aku mau pergi Om, nanti malam aku balik ke rumah"

"Mau kemana kamu Thoro..."

"Kemana aja, yang penting tidak bertemu Papa"

"Kamu kenapa sih Thoro. Ini acara Om. Lihat Om sama Tante, lihat Rosa adek kamu. Rosa bisa sedih kalau kamu tidak ikut antar dia ke mobil ikut suaminya. Ayo sayang..."Om Thoro memelukku. Adem rasanya. Aku ingin merasakan pelukan lain.

"Ok Om. Aku akan stay, karena aku memandang Om gantengku ini. Tapi aku hanya diam, tidak bicara"

"Iya diam saja. Jangan layani Papa mu."
Aku dan Om Goofy menuju tempat keluarga, aku duduk dibelakang.

"Lae...jangan terlalu keras gitu sama anak. Aku tau masalah ini sudah berlangsung lama. Ketidak setujuan kalian dengan menantu yang dipilih Thoro. Nyatanya Thoro bahagia sama istrinya" Om  Goofy menasehati Papaku.

"Tetap aja Lae. Hati ini maunya pilihanku."

"Kan sudah berlalu. Kalian sudah punya cucu dari Thoro"
Papaku diam kulihat dari belakang."Apa Thoro bisa sebahagia ini kalau dia menikah dengan pilihan kalian?. Tidak ada yang menjamin"

Istriku mendekati aku.

"Bang, tak baik melawan orang tua. Walapun aku tau dari sikapnya semenjak datang. Tapi kita terima aja" nasehat istriku.
Kucium keningnya. Istri pilihanku.

                  *******






CINTA TERPENDAM KU SAMA OM KU ( BISEXUAL')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang