9

6.3K 112 16
                                    

Malam setelah kejadian di ladang itu, aku duduk duduk diteras setelah makan malam selesai dan mengobrol tentang ladang yang kami kunjungi. Isapan rokokku yang terakhir dan puntungnya kumatikan. Sebenarnya aku menunggu kehadiran Om Goofy. Tapi karena  dia tidak datang, ingin rasanya membuatkan kopi untukku.

"Bang mau kemana?" Istriku

"Bikin kopi"

"Biar Mama yang buatin, Bang"

"Gak usah dek. Tidurin anak kita saja.  Gampang" kataku.

Aku melihat ruangan itu, tidak ada yang lain. Tante dan Om Goofy mungkin sudah dikamarnya.

"Sialan si Om. Gak nongol nongol" gerutuku ketika mengaduk kopi buatanku.

"Dek, bawa kekamar aja dedeknya. Takut masuk angin" kataku meminta istriku agar berpindah dari ruang tamu masuk kamar.

"Ya, bang" jawab istriku.

Kutinggalkan istriku membawa kopi ku ke depan rumah.
Duduk dengan memandang pohon pohon di depanku, kubayangkan Om ku lagi main dengan Tanteku.

Hampir 15 menit lagi aku duduk sendiri menikmati kopi dan rokokku.

"Tho, belum tidur" sapaan Om Goofy membuatku sedikit berdebar.

"Be...belum Om" tukasku."Om habis main ya"bisikku setelah duduk di bangku satunya.

"Enggak. Tantemu ngajak ngobrol" katanya.

"Oh...kirain" kataku.

"Emang kenapa Tho, wajar toh Om main sama Tantemu"

"Yah wajarlah. Suami istri"
Aku terdiam lagi. Kulihat wajahnya yang melirik ke aku.

"Kenapa Tho?" Tanyanya.

"Om ganteng. Thoro suka. Gak ingin jauh jauh dari Om" suaraku pelan.

"Maksudmu apa Tho"

"Thoro ingin Om peluk. Thoro ingin Om sayang sayang"

"Ehemm...hemmm...tidak bisa Tho. Om tidak mau ketahuan sama keluarga. Bisa bisa Om hancur. Thoro hancur. Mau taro dimana muka kita"

"Om, Thoro sudah dewasa. Tentu bisa menempatkan dimana Thoro duduk, dimana Thoro berdiri. Tidak akan kutunjukkan sikap menyukai Omku"

"Tetap saja Tho. Jangan gegabah"

"Thoro ingin mengulang lagi Om."

"Tidak bisa Tho. Ini dirumah. Bahaya"
Kudekati dia. Dan mencoba meraba kontolnya. Dia melarang dengan menepiskan tanganku.

"Om sebentar saja"
Dia menggeleng.

"Thoro ingin Om."
Dia melihat ke arah pintu. Dia berdiri dan masuk ke dalam rumah. Aku agak kecewa.

Kulanjutkan merokok. Kuhisap dalam dalam rokokku.

"Om Goofy aku suka kamu Om" bisikku dalam hati.
Kuhabiskan kopiku. Aku bangkit dari dudukku dan membawa gelas ku hendak masuk kedalam rumah.

Baru mau membuka pintu, Om Goofy sudah lebih dulu menekan handle pintu dan membukanya.

"Om" bisikku.
Dia menarik tanganku dan membawaku ke samping rumah yang gelap.
Dibawah pohon mangga, dia berdiri dan membuka celananya tidak bisa kulihat.

"Isap Tho...isap...Om sudah siap." Katanya menekan bahuku agar berjongkok.
Dengan ganas kuisap kontolnya, berganti kujilati buah pelernya.
Lama aku mengulum kontolnya.

Dengan hati yang ikhlas agar dia tidak melupakan aku, terpaksa kuberikan lobang pantatku agar disodomi.

"Om masukkan kontolmu Om" bisikku dan mencium bibirnya.

CINTA TERPENDAM KU SAMA OM KU ( BISEXUAL')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang