#Bap3rinAja
Seorang gadis berkerudung cokelat tengah duduk di ujung dekat tembok bercat biru laut, suasana tempat makan yang tak jauh dari rumahnya memberikan sensasi mood yang tenang dan mengisi sebagian keresahan lewat kotak rasa, yang tadinya lelah akan pekerjaan, patah hati, dilanda rindu, atau sedang resah akan masa depan. Dengan adanya kotak rasa itu, sebagian pengunjung memanfaatkannya sebagai sarana penghilang kecemasan. Banyak catatan terkumpul di sana, seolah seperti membaca sebuah kisah cerita yang tentu saja namanya dirahasiakan alias tak diberi nama siapa penulisnya sebab demi menjaga privasi pengunjung, tempat ini baru saja buka sebulan yang lalu.
Rumah makan yang dinamai Jendela Rasa itu kini sudah tren di kampung halamannya, tidak jarang jika banyak orang yang datang berkunjung dan bahkan setiap orang dapat menemukan beberapa kata motivasi yang hadir menemani keresahan masing-masing pengunjung. Setiap tulisan itu akan menemukan pasangan pembacanya sendiri, dan inilah yang membuat gadis berkerudung cokelat susu tersebut sangat menyukai tempat itu.
Gadis itu sedang menunggu sahabatnya. Ia memiliki mata yang indah, hidung mancung tapi tidak terlalu mancung, bertubuh pendek namun berwajah manis dengan kaca mata abu-abu yang melekat di matanya. Matanya tidak minus hanya saja entah kenapa ia sangat suka mengenakan kaca mata. Pandangannya beralih ke arah pintu masuk. Menemukan gadis yang ditunggunya, segera ia melambaikan tangan kepada gadis itu.
"Assalamu'alaikum. Aisha, udah lama nunggu ya?" tanya gadis itu menghampiri Aisha, dengan membawa kotak berukuran sedang seperti kotak kado.
Aisha Syarafana adalah nama lengkapnya, dan gadis yang ditunggu Aisha bernama Mahira Fazluna.
Aisha menatap ke arah Mahira. "Wa'alaikumussalam. Gak terlalu lama, lagian pesanannya juga belum datang."
"Eh, itu apa Mahi?" tanya Aisha sementara Mahira sudah duduk di seberangnya.
"Ini kotak ...." Mahira tak menyelesaikan ucapannya, dan terdiam beberapa menit. Mahira lupa untuk meninggalkan kotak di motor milikinya.
Aisha mengerutkan kening, sambil menjulurkan tangan yang hampir menyentuh kotak itu. Namun, Mahira menahan dan tidak ingin memperlihatkan pada Aisha. Aisha terkejut dengan respons Mahira.
"Oh, jadi gitu. Sekarang Mahi mulai menutupi sesuatu dari Aisha!" serunya lalu ia mengambil ponsel.
"Aisha bukan begitu, nanti aku jelasin ya. Kamu itu selalu saja seperti ini, aku pikir untuk memberikannya nanti. Tapi, karena kamu begitu penasaran aku akan memberikan ini sekarang," ungkap Mahira dengan menahan tangis, matanya mulai berbinar-binar.
Kembali Aisha memperhatikan sahabatnya itu. "Mahi ... kamu kenapa? Apa ada sesuatu yang membuatmu sakit hati?"
Mahira hanya menggelengkan kepala, setiap kali Aisha bertanya ia hanya menggelengkan kepala.
"Hmm, apa karena persoalan di kelas waktu itu. Apa Mona lagi-lagi membuatmu terluka?" tanya Aisha bersimpati padanya.
"Aisha, bukan ... bukan tentang itu. Tapi," tukas Mahira, namun ia masih belum melanjutkan bicaranya sehingga membuat Aisha penasaran sekaligus khawatir.
"Mahi, apa aku membuatmu kecewa ... lagi?" Kini pertanyaan berbeda dilemparkan Aisha. Aisha merasa bersalah pernah menyakiti Mahira, ia sadar bahwa awal pertemuan dengan Mahira tidak begitu baik. Sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara keduanya, kini Aisha tengah menunggu jawaban dari Mahira.
Air mata Mahira mulai menetes, sejenak menunduk lalu kembali menatap Aisha dengan lembut. Ia mempersiapkan kata-kata yang ingin dilontarkan kepada Aisha. "Aisha, aku tahu kamu gadis yang baik. Tentang masa lalu kita, semua itu hanya kesalahpahaman dan aku percaya sama kamu karena sejak hari itu pun aku tidak membencimu bahkan aku sangat ingin berjalan beriringan denganmu," terang Mahira matanya masih berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak yang Bertamu (On Going)
Teen FictionJudul: Jejak yang Bertamu by LestariFA ----------------- "Tidak tahu kapan akan datang masa bahagia itu, hanya saja semua berjalan sesuai kehendak dari-Nya. Jejak langkah yang kau pijak saat itu, menenun setetes demi setetes kebahagiaan. Jika kau be...