[3] Mendapat Restu Orangtua

2 0 0
                                    

#Bap3rinAja

🌺 HAPPY READING 🌺


"Tidak peduli seberapa kau bisa meyakini dirimu, namun kau tahu bahwa Tuhan tak pernah meninggalkanmu."
-------------

"Hei, emang kamu udah ikhlas sama apa yang diperbuat Andra?" Zayyan menatap serius Aisha, seolah ia ingin mendapatkan jawaban darinya.

"Kenapa kamu menanyakan itu? Atau jangan-jangan ini Andra yang lagi menyuruhmu!" seru Aisha sambil memainkan jarinya di keyboard.

Zayyan terdiam beberapa detik. Saat ia hendak bicara, Aisha kembali berkata, "Aku ikhlas atau gak bukan urusanmu, dan aku menyadari sesuatu bahwa aku gak akan pacaran!" Aisha menegaskan pada Zayyan, ia tidak mau dipusingkan oleh laki-laki.

Mencintai sesuatu gak salah, hanya saja menempatkan cinta sesuai sasaran itulah yang sulit. Tak ada cinta yang benar-benar tulus, jika hanya sekadar harapan dan angan semata.

Ketulusan cinta yang sebenarnya adalah cinta yang bertaut karena-Nya, jika mendambakan cinta maka keseriusan dan tanggungjawab adalah jawabannya.

Zayyan Umar Asaf nama lengkap laki-laki ini, ia anak dari saudara laki-laki Ayah. Usianya tak jauh beda dengan Aisha. Zayyan adalah laki-laki setia, sejak kecil ia tidak pernah meninggalkan Aisha. Hanya saja, saat ini ia berada dalam zona tidak aman. Kenapa?

Sejak ia mengenal Andra tingkahnya sedikit berubah, Aisha yang mengenalnya sedari kecil itu terlihat geram karena perubahan tingkahnya yang berbeda.

Aisha menyampingkan laptopnya. "Yan, kamu udah kenal aku cukup lama. Kita saudaraan, aku udah anggap kamu sebagai Kakak karena kamu lebih tua dari aku beberapa bulan. Apa kamu mau terus-menerus seperti ini? Aku harap kamu merenungkan langkah selanjutnya," cetus Aisha yang menatapnya dengan tulus.

"Aku berencana untuk cari kerja di kota yang Kak Amei tempati saat ini, aku mau lanjut kuliah di sana," ungkap Aisha, mengambil air minumnya lalu meneguknya.

Zayyan terdiam, hanya memperhatikan gerak-gerik Aisha. Lalu berkata, "Hei, kamu serius mau pergi? Kamu mau ninggalin orangtuamu di sini?"

Aisha mengungkapkan segalanya tentang pilihannya walau benar ia belum mendapati izin dari ayahnya. Malam ini ia berencana untuk mengobrol bersama ayahnya. Sementara Zayyan masih merasa bahwa pilihan Aisha untuk beranjak pergi bukan pilihan yang tepat.

Aisha berdiri, terlihat langit tak lagi mendung gerimis yang hadir pun sudah mereda. Ia berjalan menuju penjualan bakso, kebetulan tukang bakso keliling langganannya lewat. Sebelum sampai, langkahnya terhenti dan berbalik. "Hei, apa kamu juga mau bakso?" tanya Aisha mengarah pada laki-laki yang tengah memainkan poselnya.

Zayyan hanya mengangguk, Aisha melanjutkan jalannya. Ia pun memesan dua mangkuk bakso kepada pak Dadang, Aisha sudah cukup lama mengenal beliau.

"Eh, ada Aisha. Gimana kabarnya hari ini?"

"Sehat dong pak, gimana penjualan hari ini pak? Semoga rezekinya makin nambah ya pak! Aamiin," ungkap Aisha.

"Aamiin, alhamdulilah lancar. Nanti pesanannya saya antar ke rumah."

"Oke pak, nanti bilang aja ke Zayyan pak. Aisha mau pergi beli minum dulu."

***

"Yan, kok belum dimakan?" Aisha melihat mangkuk Zayyan masih penuh.

"Aku nungguin kamu, kamu dari mana aja!"

Aisha menyodorkan minuman ke Zayyan, menyadari itu Zayyan paham kalau Aisha baru saja membeli minuman.

Jejak yang Bertamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang