Chapter One : First Day

2.7K 213 17
                                    

Sinar matahari menembus kaca kamar Harsa dan Raina, yang langsung mengenai wajah Harsa yang masih terlelap. Sedangkan istrinya, sudah membersihkan diri dan sedang menerima pesanan sarapan dari hotel.

"Sa, bangun. Terlalu siang nggak enak kalo mau pindahin barang." ujar Raina cukup lantang agar Harsa terbangun.

"Hm?" "Kamu pesen apa sarapannya?" Harsa bangun dari tempat tidurnya dan itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya.

"Nasi kuning sama ayam goreng, terus sosis sama jus melon." jelas Raina. Haidar tersenyum lalu benar-benar berdiri dan menghampiri sang istri yang sibuk menata piring dan sendok makan.

Ia memeluknya dari belakang, "Biar kayak di film-film..." ujar Harsa, lalu mulai menciumi pipi Raina.

"Kamu selalu tau apa yang aku suka, Rai." ujar Harsa menatap hidangan nasi kuning dengan ayam goreng sosis itu. Masih belum menyingkirkan tangannya dari pinggang istrinya.

Raina berbalik ke arah Harsa lalu mengalungkan tangannya. Ia tersenyum sambil menatap mata suaminya.

"Lo mending mandi deh." kata Raina memperlihatkan senyum terpaksa.

Harsa melepaskan pelukannya. Senyumnya berubah menjadi raut kesal. "Ah! Gagal romantis deh." protesnya lalu meninggalkan Raina yang tertawa dan kembali sibuk dengan nasi kuning.

"Katanya sendiri jangan pake lo gue lagi, dia sendiri begitu... ck." Dumel Harsa di dalam kamar mandi yang tetap terdengar oleh Raina.

Rencana pasutri itu hari ini adalah untuk langsung memindahkan barang-barang ke dalam rumah yang baru. Tadinya, mereka akan melakukannya besok atau mungkin lusa, tetapi berhubung acara kemarin tidak terlalu melelahkan, mereka memutuskan untuk langsung saja.

Omong-omong kemarin, Harsa menghabiskan malam pertamanya dengan menemani Raina yang menangis.

Flashback kemarin, malam pertama.

Harsa dan Raina sekarang sudah selesai membersihkan diri, dan merasa sangat canggung dan asing.

"..." "Sekarang ngapain..?" tanya Raina dengan jantung yang berdegup lumayan kencang.

"... Ga tau..." jawab Harsa yang tidak ada bedanya dengan sang istri, deg-deg an.

Setelah beberapa menit diam, Harsa menatap Raina lalu mengajaknya ke tempat tidur bersama. Raina langsung mendekatinya.

Mereka berakhir tiduran dengan posisi memeluk satu sama lain. Karena terlalu sunyi, Harsa berniat menyalakan TV.

Tak diduga, Raina bersuara.

"Aku seneng banget hari ini."

Harsa menoleh ke arah istrinya, "Aku juga."

Raina menelusupkan wajahnya ke dada Harsa, dan tiba-tiba menangis.

"Eh? Rai?" Harsa bingung. Tapi tidak bingung juga, ia mengerti, bagaimana pun juga ini adalah hari pernikahannya.

"Rai?"

Raina masih terus menangis sambil meremas ujung baju Harsa.

"Sayang?" panggilan Harsa kali ini sukses membuat Raina mendongak menatapnya. Harsa tersenyum dan menyeka air mati istrinya, sedikit. Mengajaknya duduk sebentar.

Harsa menatap Raina dalam, sedangkan Raina masih menunduk. "Ayo cerita kamu kenapa.."

Raina malah tambah menangis. Harsa sekarang beneran bingung. "Rai..?"

Harsa dan RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang