Chapter Five : Are You Really Fine?

1.3K 185 19
                                    

Hari Rabu ini adalah hari di mana Mika akan mulai menginap. Tidak tahu sampai kapan, Raina bilang tempatnya akan selalu terbuka untuk Mika. Tidak sesuai apa yang dikatakan Harsa pagi itu, Harsa tidak jadi menginap di rumah Jaden. Alasannya, Jaden bilang ia akan menginap di rumah orang tuanya selagi Mika berada di rumah Raina. Harsa mengiyakannya, siapa juga dia untuk melarang sahabatnya itu untuk bertemu keluarganya.

Mika masuk dengan barang-barangnya yang tidak banyak, namun juga tidak sedikit. Perut Mika masih lumayan rata tetapi aura ibu hamilnya sudah terpancar. "Bumil gueee dateng juga," Raina menyambut sang sahabat dengan pelukan hangatnya. Harsa di sebelahnya juga ikut memeluk Mika setelahnya.

"Gimana Mik bayinya? Sehat kan?" Harsa bertanya sambil mengamati perut Mika.

"Sehat lah.. gue makan banyak asal kalian tau." balas Mika tersenyum sambil mengelus perut ratanya. Raina sangat ingin memeluk erat sahabatnya itu, ia seakan dapat merasakan bagaimana susahnya memiliki masalah rumah tangga saat masa-masa mengandung.

Mika akhirnya masuk dengan barang bawaannya sepenuhnya dibawa oleh kedua sahabatnya. "Wih serasa punya dua babu ya.." celoteh Mika. Tangan Raina yang menganggur langsung menoyor kepala Mika. "Jangan lupa Jaden juga babu lu.. tiga, Mik." Harsa yang notabenenya tidak tahu menahu soal masalah Jaden-Mika, hanya berkomentar santai. Mika mengulum bibirnya, Raina yang sadar bahwa sahabatnya itu belum mau membahas Jaden, langsung mengganti topik perbincangan.

"Eh, Mik lo tidur di situ gapapa kan? Gue temenin terus kok." Raina menunjuk kamar tamu dengan dagunya.

"Ya gapapa dong, masa tidur bareng lo." Mika masuk ke kamar setelah Harsa dan Raina masuk. Menempatkan barang-barang Mika dengan rapi, dan menyuruhnya duduk saja. Benar-benar teman yang perhatian.

Setelah selesai mengorganisir barang-barang Mika, Raina mengusir Harsa. "Kamu pergi dulu... kita mau girls' time." ujar Raina smabil mendorong Harsa keluar kamar. "Enak aja... terus aku sama siapa?" Harsa mulai mengaktifkan mode manja di saat yang tidak tepat.

"Ya ngapain kek... dah sana pleaseee." dorong Raina lagi. Harsa malah menarik Raina keluar dengan cepat lalu menutup pintu kamar Mika singkat.

"Ngapain sih?" ujar Raina setelah tubuhnya dirapatkan dengan pintu dengan tangan Harsa yang menempel sempurna di pinggangnya. "Ini dulu lah, baru aku pergi." pinta Harsa sambil mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya, tersenyum. Tangan Raina yang berada di dada Harsa sedari tadi hanya bisa memukulnya. Sekali, tapi kencang dan sakitnya tidak perlu diragukan.

Harsa meringis, "Aw! Nggak usah pake tenaga dalem kenapa Rai.."

"Lepasin dulu ih." Raina mengerti apa yang Harsa minta, dan ia tidak menolak untuk memberikannya. Namun rasa malunya itu sudah menjalar ke mana-mana.

Semakin Raina tidak mau, semakin dekat juga jarak antara wajah keduanya. Karena tidak mau membuat Mika menunggu lama, Raina dengan cepat memberi kecupan singkat di bibir Harsa.

Mata Harsa membulat, lalu bibirnya kembali meraup bibir istrinya itu. Ciuman yang berdasarkan rasa sayang dan cinta memang terasa mengagumkan. Jujur saja, Raina ingin terus seperti ini. Teringat sahabatnya menunggu, Raina buru-buru melepaskan tautan bibirnya. Mengusap bibir Harsa sekali, lalu menatap matanya. "Udah dulu." finalnya, dan masuk ke dalam kamar secepat kilat.

Damn, bahkan setelah sekian kali berciuman dengan Harsa, dirinya itu masih belum bisa mengendalikan degup jantungnya?

"Rai?" panggil Mika yang sedari tadi terlihat sibuk dengan ponselnya. "Eeeh iya, sorry Mik Harsa emang agak bacot.."

"Bacot apa bacot? Kok tadi gue nggak denger ngomong-ngomong apa deh..." jawab Mika yang membuat Raina melotot panik.

"Hah.. Eh.. Lo denger apa?"

"Suara ciuman lo bangsat! Bikin pintu yang soundproof kek! Yaampun pusing gue." ujar Mika bertubi-tubi dengan kesal sambil melempari Raina dengan bantal.

"EH IYA SORRY MIK GUE GATAU.. kedengeran ya.. hehe.." balas Raina sembari melindungi dirinya dengan tangannya sendiri dari serangan bantal Mika, juga menahan malu.



If you have any feedback please kindly send it through my cc link on bio ;)

Harsa dan RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang