05

331 32 11
                                    

Okelah kita lanjut aja karena kasian juga sama yang mau baca cerita ini, maafin aku kemaren sempet kaya gitu ke kalian ya sayangku, aku ga jadi unpublished,
Happy reading ayangku ^^







Langit telah berubah oranye menunjukkan bahwa hari sudah sore namun Jeno masih enggan pergi dari apart Haechan

"Jen lo pulang aja udah sore, gue gak apa-apa kok" -Haechan

"Gak Chan, gue disini aja jagain lo, takut-takut tar malah lo muntah lagi mana gak ada yang jagain lagi" -Jeno

"Yaudah serah lo aja deh, gue ke kamar dulu mau mandi, lo kalo mau mandi di kamar mandi yang di dapur aja ya, nanti baju nya gue siapin" -Haechan

"Iya Chan, tapi na beneran lo gamau ke dokter?" -Jeno

"Gue gak kenapa-napa Jeno, bawel amat sih calon dokter" -Haechan

Jeno hanya menatap Haechan dengan tatapan kesal. Tapi dibalik itu dia benar-benar khawatir takut terjadi apa-apa pada Haechan karena meski alergi dia hanya akan ruam dan gatal disekitar badan tidak sampai muntah begini
Haechan masuk ke dalam kamar, dia bukannya mandi malah mengunci kamar nya dan menangis menyentuh perut ratanya

"Maafin bunda sayang, bunda gabisa bilang sama ayah kamu kalo kamu udah ada disini, semoga kelak nanti kamu gak benci sama bunda karena bunda gamau bilang soal kamu ke ayahmu nak" -Batin Haechan.

***

Selesai mandi Haechan pun keluar dari kamar menuju ruang tengah dan membawakan baju ganti untuk Jeno.

"Lama banget sih Chan abis ngapain coba, tega lo gue kalo masuk angin gimana?" gerutu Jeno

Haechan yang melihat itu hanya terkekeh gemas melihat tingkahnya dan memberikan baju ganti untuknya. Jeno pun berlalu ke kamar mandi untuk mengganti bajunya

Selepas itu Haechan memasak untuk malam makan nya dengan Jeno karena dia mau menginap disini

Makanan sudah tertata rapih dimeja makan bersama Jeno dan Haechan yang duduk berseberangan

Namun saat Haechan baru saja menyuapkan makanan untuk ketiga kalinya tiba-tiba perutnya bergejolak lagi dan mual itu datang lagi. Secepat mungkin Haechan berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Diikuti Jeno di belakangnya

"Kita ke dokter yuk Chan, gue gabisa liat lo kaya gini, gue khawatir takut lo kenapa-napa" ucap Jeno khawatir

Haechan menyeka mulut dengan punggung tangannya lalu berdiri dan keluar dari kamar mandi menuju sofa, dia sudah terduduk lemas disana dan tidak menjawab pertanyaan Jeno

"Chan gue bikinin teh yah, biar mualnya reda" -Jeno

Haechan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Selesai dengan tehnya Jeno lalu memberikan teh itu padanya. Setelah itu Haechan merasa baikan.

"Tau aja kamu tehnya dibuatin ayahmu langsung ga mual lagi manja banget kamu nak" -Batin Haechan

Namun entah apa yang ada di fikirannya saat Jeno duduk di sebelahnya dia malah meminta Jeno untuk tidur dipaha nya

"Jen sini, tiduran" kata Haechan sembari menepuk pahanya

Jeno sebenarnya agak heran karena tidak biasanya Haechan begini namun dia menuruti nya dan menjadikan paha Haechan sebagai bantalan kepalanya lalu menenggelamkan kepalanya diperut Haechan

Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang