10

444 35 7
                                    

Maaf sengkuu aku lupa password akun yang ini jadi baru up lagii, hihi selamat membacaaa<3

~

"Chan lusa aku pulang ke korea," ucap Mark,

"Kok tiba-tiba kak," -Haechan,

"Mami kangen aku kata nya," ucap sang dokter sambil tersenyum melihat ke atap entah apa yang ia bayangkan hingga senyum yang menawan itu tercipta di wajah nya "udah lama juga aku gak pulang," sambung nya,

Haechan yang mendengar itu hanya menganggukan kepala nya sambil tersenyum kepada Mark, namun senyum nya salah di artikan oleh sang dokter,

"Kenapa? Kamu keberatan aku pulang?" Haechan yang mendengar itu seketika terheran bagaimana bisa Mark berfikir begitu?

"Hah? Enggak kok, kakak pulang kenapa aku harus keberatan?" -Haechan,

"Yaudah deh kalo gitu, kita jalan-jalan yuk," ajak Mark,

"Mau kemana?" Tanya Sungchan yang tiba-tiba saja menghampiri mereka, Mark dan Haechan menoleh ke arah nya,

"Ke Mall," jawab Mark,

Mulut Sungchan membulat setelah mendengar jawaban dari Mark lalu melanjutkan game nya,

"Ma, kakak pergi dulu ya," pamit Haechan pada Mama,

"Hati-hati kalian," ucap mama,

Haechan dan Mark melangkahkan kaki keluar rumah, hujan sudah reda namun tanah yang ada diluar ketara sekali baunya menyengat pada penciuman siapapun yang menarik nafas dalam, mereka berdua pun memasuki mobil Mark dan melaju menuju Mall yang dituju, sepanjang perjalanan mereka tidak banyak mengobrol hanya Haechan yang melirik keluar jendela entah sedang memikirkan apa tapi yang jelas seperti ada yang mengganggu fikiran nya,

"Baby masih suka nendang kenceng?" Lamunannya buyar seketika oleh pertanyaan Mark,

"Iya, kadang masih suka begitu, ngilu banget kak, tapi kadang gerak nya kaya lagi gelisah gitu, aku suka heran," jawab Haechan,

Mark mengulurkan tangan kanan nya untuk mengelus perut Haechan, "Yang tenang boy, kasihan ibu mu jangan nakal di dalam sana oke," ucapnya kepada perut besar yang dia usap, tiba-tiba saja bayi dalam perutnya bergerak seolah menyambut apa yang Mark ucapnya membuat kedua orang dewasa itu saling melirik dan tertawa bersama di dalam mobil.

●●●

"Beneran gak mau masuk dulu?"

"Gue langsung balik aja,"

"Oke kalo gitu, thx yaa buat semuanya,"

"Santai kaya ke siapa aja,"

Mobilnya melaju membelah jalanan kompleks mewah itu, meninggalkan dua pasang insan yang baru menjadi orang tua itu, Doyoung dan Taeil masuk kedalam rumah Taeil karena bayi mereka dan keluarga nya sudah menunggu, beruntung kisah cinta mereka berjalan mulus direstui oleh kedua keluarga masing-masing walau awal nya Taeil harus merasakan pipi yang memanas karena pukulan dari Kun sahabatnya sendiri dan tamparan dan Renjun sahabat Doyoung karena menyuruh Doyoung menggugurkan bayi nya,

"Sayang, kamu tau gak?" Tanya Taeil,

"Apa?" -Doyoung

"Jeno setiap malem frustasi banget nyari Haechan," -Taeil

Doyoung yang tiba-tiba disuguhi pernyataan begitu terdiam, karena dia tidak mungkin memberitahu Taeil dimana Haechan berada dan beribu maaf pun terucap dalam hatinya kepada Jeno, karena ini merupakan yang Haechan mau untuk tidak memberitahu siapapun tentang keberadaannya sekarang dan kondisinya, jangan kan Jeno, Renjun pun tidak tahu tentang keadaan Haechan, Doyounglah satu-satunya yang tau keadaan Haechan, bagaimana bisa Doyoung tau? Mereka tinggal di apartment yang sama hanya berbeda lantai saja, jika Doyoung tau tentang Haechan maka Haechan pun sebalik nya, dan ya Doyoung tau jika yang Haechan kandung itu darah daging Jeno.

●●●

"

Kak, gak kangen bang Jeno?" Tanya Sungchan tiba-tiba,

Haechan yang sedang menonton serial favorite nya membalikan badan dan melihat kearah Sungchan, "setiap malem kaka kangen banget sama Jeno, tapi kaka juga gak bisa gegabah soal ini," jawabnya sambil menundukkan kepala,

Mama duduk disebelah Haechan dan mengusap kepala putri sulungnya, "kalo kaka belum siap gapapa, tapi cepat atau lambat Jeno tetap harus tau, bahwa yang kaka kandung ini darah dagingnya, ya sayang?" ucap Mama,

"Tapi Ma kalo Jeno gak mau gimana?" -Haechan

"Gua yang maju, cowok apaan abis make seenaknya ditinggal gitu aja gak mau tanggung jawab," -Sungchan

"Adek!!!" -Mama

Sementara mama yang sibuk menegur si bungsu, Haechan hanya bisa diam menunduk dan mengelus perut besarnya, "nak, maafin ibu yaa, ibu belum siap untuk semua ini, tapi suatu saat pasti akan ibu buka dan gak akan ibu sembunyiin lagi, kita yang kuat dulu untuk sekarang yaa sayang," batin Haechan,

Haechan dengan lamunan nya dan Mama dengan Sungchan tiba-tiba bell rumah berbunyi menandakan ada tamu yang datang, mereka mengira itu mungkin Papa karena tadi beliau bilang sedang diperjalanan hendak kemari, Haechan bangun terlebih dulu dan membuka kan pintu, "Loh Kak, bukannya mau pulang?" tanya Haechan bingung, yang ditanya hanya tersenyum melihat kebingungan perempuan didepannya,

"Iya, aku emang mau pulang tapi mampir dulu ngasih vitamin buat si kecil," ucap Mark sambil memberikan sebuah tas kecil kepada Haechan,

Haechan menerimanya dengan senang hati dan tersenyum, "Makasi kak," hanya itu yang Haechan sampaikan, seolah sudah terbiasanya Mark hanya tersenyum dan berpamitan kepada Haechan, Mama, Sungchan, juga bayi dalam perut nya.

●●●

Mark tiba dibandara berjalan dengan gagah menuju pintu keluar sembari membawa koper yang ditariknya, diujung sana terlihat ketiga orang tersayang nya berdiri tegak di samping pintu mobil yang sudah terparkir rapi disana,

"Sayang nya Mami, akhirnya pulang juga kamu nak," ucap Mami sambil memeluk putra sulung nya dengan erat karena lama tidak berjumpa, sambil mengomel mencubiti badan putranya karena sudah seperti anak yatim piatu saja tidak ingin orang tua dirumah menunggu,

"Mi cukup nanti dirumah aja ngomelnya," -Mark

Papi dan adik nya hanya tertawa melihat perlakuan mereka berdua, "kamu ini," ucap Mami kesal sembari melepas pelukannya dan memanyunkan bibirnya,

"Hai boy, baik kabarmu disana?" -Papi

"Lebih dari kata baik Pi," -Mark

"Waahh ada apa? pantes gak mau pulang, ada sesuatu yang membahagiakan disana?" goda Papi,

"Hahaha Papi tau aja," -Mark

Saat ketiganya asik bercanda dan tertawa seolah melupakan seseorang yang berada disamping sang Papi,

"Ekhem, gue siapa, gue dimana?"

"Hey bro, abang sampe lupa ada adik abang yang ganteng disini," -Mark

"Badan gue gede ya bang, bahkan lebih gede dari lu, bisa-bisanya lu kaga ngeliat," ucapnya sambil memeluk sang kakak

"Baik kan bang lu disana?"

"Baik dong, kuliah lu gimana?" -Mark

"Aman ko bang, cuma masalah hati aja yang gak aman,"

"Haduhhhh, dari dulu gak aman mulu, makanya kalo jatuh cinta itu sampein ke orang nya Jeno, jangan dipendem mulu, keduluan orang lain kan," -Mark

Jeno hanya mendelikkan matanya dengan malas dan menatap pada kakanya.

~

Makasi udah baca ^^

Jangan lupa jejaknya sayangku ^^

See you next part ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang