Aku berpisah dengan Yoon tepat setelah kami turun dari pesawat dan dia langsung pergi meninggalkanku dengan tergesa-gesa karna ada urusan mendesak yang harus dia lakukan, setelah mengambil bagasi dan keluar dari imigrasi akupun langsung melihat Laura sedang memegang papan nama dengan tulisan 'Indonesia', dia yang merupakan penanggung jawab dari pihak kedutaan yang akan menjemputku dibandara.
Saat bertemu ternyata ada beberapa orang calon mahasiswa dari Indonesia yang sudah menunggu, jika ditambah aku totalnya kami ada bertujuh, sepertinya tadi kami semua berada disatu pesawat yang sama tapi karena aku dipindahkan ke kelas bisnis jadi pintu keluar kami jadi berbeda.
Aku dan para calon mahasiswa lainya pergi bersama Laura menggunakan sejenis mobil van hitam yang telah disiapkan, karena hari sudah pukul 10.30 malam waktu Korea jadi Laura menjelaskan bahwa malam ini kami akan menginap dulu di kedutaan Indonesia, dia juga menjelaskan disana memang sudah ada fasilitas untuk menginap untuk mengurangi kekawatiran salah satu mahasiswa yang bertanya tentang tempat untuk tidur.
Sesampai kami dilokasi Laura langsung mengantarkan kami ke gedung yang terlihat seperti asrama, untuk kamar sendiri terdiri dari 4 tidur atas bawah dan untuk pria dan wanita dipisah, Laura menjelaskan kita semua bisa bersih-bersih terlebih dahulu dan turun kebawah untuk makan malam bersama.
Pagi harinya sekitar pukul 8 pagi aku bangun dan langsung mandi, kami semua sudah diberitahu sejak awal bahwa sarapan akan dimulai pukul 9 pagi dan jam 10 kami semua akan berangkat menuju penginapan masing-masing, setelah sarapan aku kembali ke kamar untuk membereskan kembali barang-barangku dan membawanya ke aula karena kami akan berkumpul dulu disana.
Tepat jam 10 pagi beberapa orang berpakaian rapi menghampiri kami yang sedang menunggu di aula, masing- masing dari kami diberikan beberapa amplop besar yang berisi identitas mahasiswa, buku tabungan beserta atmnya, berkas-berkas kuliah dan beberapa panduan pola kehidupan di Korea Selatan, dan setelah itu kami semua dipandu ke mobil.
Dalam perjalanan aku menikmati pemandangan dari dalam mobil, pemandangan yang dulu hanya bisa aku lihat dari drama korea kini akan aku nikmati sendiri seterusnya.
Setelah 4 jam berlalu dan aku menjadi orang ke 5 yang diantar menuju tempat tinggalku, Laura menjelaskan bahwa tempat tinggalku tidak jauh dari kampus hanya perlu berjalan selama 15 menit dan akan lebih cepat kalau aku mempunyai sepeda.
Jalan mendaki dan cukup kecil, kami sampai didepan sebuah gedung berwarna merah bata yang kalau dilihat dari luar terdiri dari 5 lantai, pak supir membantuku menurunkan koper dan tas ranselku dan aku mengikuti Laura masuk kedalam gedung.
Didalam kami bertemu seorang bibi paru baya yang merupakan sang pemilik gedung, Laura menjelaskan sesuatu kepadanya dan memperkenalkanku kepadanya.
"Apa ini mahasiswa Indonesia itu ?" Bibi itu bertanya menggunakan bahasa korea kepada Laura.
"Namanya Sunny bi, dia mahasiswa pascasarjana di UNS" Laura mulai menjelaskan.
"Selamat siang bi, nama saya Sunny" aku menjawab sambil memberi salam bergaya korea kepada ibu itu.
"Panggil saya Bibi Kim, mulai sekarang aku akan menjagamu, katakan kalau kau ada kesulitan Sunny" Bibi Kim menyambutku dengan sangat hangat sambil membelai pundakku.
Setelah mengobrol sebentar, Bibi Kim dan Laura mengantarku menuju kamar, tidak ada lift disana Pak sopir membantuku mengangkat koper kelantai 3, dan kamarku berada di ujung lorong.
Laura langsung berpamitan setelah menjelaskan beberapa hal lagi, karena dia harus begegas mengantar mahasiswa lainya sebelum malam tiba, Bibi Kim juga ikut untuk mengantarnya dan menyuruhku masuk untuk istirahat dan berbenah.
Hari sudah menunjukan pukul 03.40 aku melihat sekeliling, kamar berukuran 3x3 sudah termasuk kamar mandi dan dapur mini, sudah ada kasur, lemari dan meja belajar kecil, dan disinilah aku akan hidup untuk kedepanya.
Aku metelakan ranselku di atas meja dan koper di sudut ruangan dan masih memilah-milah bagai mana aku harus menata ruangan ini agar menjadi ruangan yang nyaman untuk kedepanya.
Aku memerika seluruh lampu, gas dan juga keran air memastikan tidak ada yang mati, aku juga mencoba membuka jendela dan melihat pemandangan apa yang aku miliki serta mencoba menghidupkan Ac, karna sekarang sedang musim semi berarti sebentar lagi musim panas akan tiba, aku yang suka meleleh kalau kepanasan memastikan Ac di kamarku dingin.
Aku melihat bungkusan makanan yang ditinggalkan Laura di atas meja, katanya ini makan siangku, mereka menyediakanya karena takut kalau aku tidak sempat keluar membeli makanan dan ternyata disaat yang sama perutku mulai menunjukan kalau dia menyukai hal itu.
"Ternyata orang-orang dari kedutaan melaksanakn tugas mereka dengan baik" aku yang mulai bergumam ketika sedang makan.
Jam dinding telah menunjukan pukul 05.25, aku yang masi bermalas-malasan sambil menonton video di ipadku bangkit dari tempat tidur, kasur ini belum dialas dan mereka tidak memberikanku alas kasur itu berarti aku harus keluar untuk membelinya.
Aku keluar dari kamar dan berjalan ke arah menuju calon kampusku, aku melihat beberapa toko tadi saat menuju tempat tinggalku dan ada sesuatu yang harus aku beli terlebih dahulu.
Setelah berjalan selama lebih dari 20 menit dengan santai aku sampai dideretan toko dekat jalan besar, suasana sore ini sangat ramai dan semua orang sibuk dengan kegiatanya masing-masing, aku masuk kesalah satu toko hanphone yang paling besar disana dan bertanya hp samsung lipat yang sempat sangat populer 3 tahun lalu, dan singkatnya aku membeli hp itu beserta nomor baru.
Yoon, Laura, Bibi Kim.... mereka adalah nomor pertama yang aku simpan selain nomor keluarga didalam hapeku, karna aku memang hanya mengenal dan mengetahui nomor mereka di Korea, aku sengaja meninggalkan ponsel lamaku berharap itu tidak membawa kenangan masa lalu.
Aku mengirim pesan singkat ke Laura dan Bibi Kim untuk mengabari mereka nomor baruku tapi aku ragu untuk menghubungi Yoon, aku takut kalau yang dikatakan waktu itu hanya basa-basi saja, bahkan aku masih tidak percaya kalau ini adalah nomor aslinya, dan pada akhirnya aku tidak menghubungi Yoon sama sekali.
Tidak ada yang special dihari pertamaku di Korea, aku membeli ponsel baru karena memang aku hanya membawa ipad, dan lagi aku bisa memdapatkan promo quota bila membeli hape baru, setelah itu aku hanya pergi ke pusat pembelajan untuk memberi beberapa alat kebersian dan alas kasur pastinya.
Aku masih merasa kemarin itu hanya mimpi saat aku bertemu, mengobrol bahkan berteman dengan seorang MIN YOONGI dari BTS, maka dari itu aku mencoba tidak menghubungi nomor yang dia berikan agar kenangan bahagia itu tetap indah kedepanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yoon is Idol - Min Yoon Gi
FanficKisah ini akan terasa nyata, membayangkan masa depan bertemu seorang Min Yoon Gi *** Seketika Yoon menarik tanganku duduk disampinya di sofa depan tv, dia menatapkku dalam seperti bersiap akan mengatakan sesuatu, hatiku deg-degan dan aku terdiam me...