5. Zea-Zie

21 17 5
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM SEMUAAAA!!!

Akhirnya bisa up lagi. Percaya deh, akan ada sesuatu yang terjadi. Bombastis teman-teman.

Langsung baca aja yuk biar gak penasaran.

SO...

SELAMAT MEMBACAAA!!!

***

"Za, tunggu." Zea menahan lengan Eza. Cewek itu menatap Eza serius, seolah ada yang ingin Zea katakan. "Gue butuh ngomong sesuatu sama lo," ujar Zea.

Eza mengerutkan dahi menunggu dengan penasaran lanjutan kalimat Zea.

Zea terlihat memejamkan mata sejenak, lalu membuka nya sembari membuang napas. "Sebenarnya, sejak pertama gue lihat lo, gue...."

Kalimat Zea menggantung. Sepotong kalimat itu membuat Eza jadi gugup sekaligus penasaran. Apa sebenarnya yang ingin Zea sampaikan.

"Gue...."

Eza menaikkan kedua alisnya semakin penasaran. "Lo....? Kenapa? Lama banget sih!"

Bibir Zea perlahan tersenyum sembari menatap Eza teduh. "Gue yakin lo baper sama yang gue omongin barusan! Dasar Eza cowok baperan!" ujar Zea pelan sembari menjulurkan lidah pada Eza.

Zea berlari meninggalkan rooftop, takut jika Eza mengamuk.

"ZEA ZARANIA!" teriakan Eza terdengar hingga keluar pintu rooftop. Zea tertawa lepas membayangkan kekesalan cowok itu.

Ia kembali melanjutkan langkah, dapat ia pastikan Eza akan menghamuk nya setelah ini.

***

Seperti janji Nino pada Azwa, ia akan membawa gadis itu makan siang di restoran baru, yang Nino sendiri pun tidak tahu apa nama restoran tersebut. Biar lah Azwa yang akan menuntun nya ke arah mana nanti nya.

Mereka berlima—Eza, Zea, Nino, Azwa, dan juga Gio, tengah berkumpul di depan kelas XI IPS 2.

"Lama banget sih, No," decak Eza pada Nino yang sibuk mencari kunci motor nya di dalam tas.

"Sabar, Za. Jadi orang harus sabar, kalau gak sabar di benci Zeeva," jawab Nino membuat Eza kesal.

"Lo juga, No. Jangan lama-lama. Kalau lo lama, ntar Aizan gak mau balikan lagi sama lo." Gio ikut menimpali.

Nino mendecak tepat saat ia telah menemukan kunci motor nya yang ternyata terselip diantara bebukuan di tas nya.

"Ze, gue duluan, ya," pamit Aizan yang baru saja keluar kelas.

Nino yang menyadari kehadiran Aizan sontak membuang muka. Ia langsung menarik tangan Azwa dalam genggaman nya.

Aizan tak sengaja melihat hal itu. Senyum nya memudar kala tautan tangan Nino dan Azwa tampak begitu erat dan serasi. Namun Aizan segera menepis pikiran aneh itu.

"Sendirian, Ai?" tanya Zea. "Riza mana?"

"Riza udah pulang duluan. Dia mau sekalian ngantar Azhira sama Azhifa."

"Pas banget, Ai. Gimana kalau lo ikut gue sama Eza aja. Kita makan siang bareng," ajak Gio.

"Kok lo sama Eza? Gue gak di hitung?" protes Nino.

"Baper banget lo. Giliran ada Aizan aja banyak protes," bantah Eza di sambut kekehan mengejek dari Gio dan Zea.

"Udah lah, No. Biarin aja. Lo gak kasihan lihat Gio sendirian gak ada gandengan?" ucap Eza.

EZZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang