ASSALAMU'ALAIKUM SEMUAAA!!!
Di part yang sebelumnya ada Zea yang jatuh pingsan dan di temukan oleh seseorang.
Yuk, Sama-sama cari tahu siapa orang itu.
Apa mungkin dia adalah Eza?
Mending langsung kita baca aja biar gak pada penasaran.
SO...
SELAMAT MEMBACAAA!!!
***
Setelah tidak sengaja bertemu dengan Zea, Zie langsung pulang ke rumah. Pikirannya berkecamuk memikirkan kata-kata Zea tadi.
Wanita itu masuk ke dalam kamar setelah menyapa Zoni dan Zahra di lantai satu tadi.
Hari yang sangat melelahkan untuk Zie. Bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga melibatkan pikiran.
Ia bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Setidak nya bisa membuat ia lebih fresh dan tenang.
Kurang lebih lima belas menit Zie menghabiskan waktu di kamar mandi, kini wanita itu telah menyalin pakaian formal nya dengan setelan santai.
Ponsel di meja berdering memanggil Zie untuk segera mengangkatnya.
Wanita itu melenguh malas setelah di lihat yang menelepon adalah rumah sakit.
"Iya, halo," sapa Zie terlebih dahulu.
Jujur, Zie sangat malas jika harus di berikan tugas tambahan. Ia merasa sangat lelah.
"Maaf, Zie mengganggu waktu nya malam-malam. Tapi kamu harus ke rumah sakit sekarang."
Zie mengecam pelan, seperti dugaannya. "Kak, gak bisa ganti yang lain aja? Aku baru sampai rumah loh, masa udah pergi lagi," keluh Zie.
"Kalau bisa yang lain juga Kakak gak nyuruh kamu, Zie."
"Kak, tapi kan—"
"Pokoknya kamu harus datang sekarang, Kakak masih harus ngurus yang lain. Pasien baru atas nama Zea Zarania di ruang rawat 358."
Tubuh Zie menegang ketika mendengar nama itu di sebut. "Ze-Zea Zarania?" ulang Zie memastikan. Mungkin saja ia salah dengar.
"Iya, Zie. Kamu bisa, kan?"
"Bisa, Kak. Bisa! Aku kesana sekarang!" putus Zie tanpa pikir panjang.
Ia langsung menaruh asal ponselnya dan berlari menuju Wardrobe Room di sisi kamar.
Secepat mungkin Zie menyalin pakaiannya yang lebih rapi.
Setelah di rasa cukup, ia langsung bergerak cepat turun ke lantai satu menenteng jas putih di tangan kiri nya.
"Mau kemana, Zie? Kok buru-buru banget?" tanya Zahra.
"Aku harus kembali ke rumah sakit, Bun."
"Udah malam," peringatan Zoni melirik jam dinding. "Besok aja kan bisa. Atau ganti sama yang lain."
Zie menggeleng tegas. "Gak bisa, Yah. Zie udah di telfon. Zie harus berangkat—"
"Zie! Kamu itu bukan Zea!" potong Zoni. "Ayah itu khawatir sama kamu. Jangan contoh adik kamu yang kerja nya kelayapan gak jelas, sampai gak pulang lagi ke rumah."
Tatapan Zie berubah gamang. Wanita itu tersentak karena Zoni yang memarahinya. Pria ini memang sangat menyayangkan Zie, bahkan untuk sekadar memarahi Zie seperti ini pun, hampir tidak pernah. Tapi hati Zie tetap tergerak untuk pergi ke rumah sakit. "Zie keluar buat kerja, Yah. Bukan kelayapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
EZZEA
Teen FictionApa sih kehidupan yang baik itu? Apa artinya punya keluarga? Apa artinya punya pasangan? Apa artinya pertemanan? Dia tidak menyedihkan. Bahkan hari-hari nya di penuhi canda dan tawa. Pindah sekolah mungkin hal yang biasa, tapi ada sesuatu yang mena...