16. Kabar Zea

14 3 1
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM SEMUAAA!!!

Gimana nih? Pada gak sabar kan menantikan jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang mengitari pikiran kalian?

Langsung aja kita baca ceritanya..

SO....

SELAMAT MEMBACAAA!!!

***

Kedua mata cantik ini masih terpejam. Bahkan hingga pagi seperti ini, Zea masih belum terbangun.

Mata sayu Eza tak lepas dari wajah pucat Zea, walaupun tidak sepucat semalam.

Eza menempelkan punggung tangan nya di dahi Zea guna mengecek suhu tubuh gadis itu.

Sudah tidak terlalu panas seperti semalam. Eza melega jika kondisi Zea mulai membaik.

"Assalamu'alaikum Bapak Eza yang tertampan di dunia tapi masih lebih tampan saya." Reza masuk dengan suara hebohnya tanpa mempedulikan bahwa ini masih area rumah sakit.

Cowok itu menaruh sebuah kantong pelastik berisi beberapa obat-obatan yang di butuhkan Zea sesuai apa yang tertera di resep.

"Wa'alaikumsalam." Eza mendengus. "Kalau yang namanya tertampan itu berarti udah kadar paling atas dan tinggi, gak ada yang lebih tinggi lagi."

"Gak senang banget lo lihat gue senang? Buat hati gue senang itu pahala loh, Za. Karena lo bisa ikutan senang."

Tangan Reza tergerak berniat menepuk bahu Eza.

BUGH!

"Akkhhh!" rintih Eza kesakitan dan refleks memegangi bahunya.

Sedangkan pelaku malah terdiam kebingungan melihat Eza kesakitan. "Kenapa? Kok kayak orang kesakitan."

Sontak Eza menghunus tajam ke arah Reza. "Lo ngira-ngira dong kalau mau mukul. Lo kira gue samsak apa?"

Mata Reza melihat kedua tangannya dengan linglung. "Gue nepuk lo doang, gak mukul. Lagian pelan juga."

"Kalau pelan gak mungkin sakit," gemas Eza menyentak Reza.

Bukan nya merasa bersalah atau meminta maaf, cowok itu malah menyengir lebar. "Gue tadi tuh cuma mau nanya, lo sekolah atau nggak?"

"Kan tadi malam udah lo tanya," geram Eza tertahan.

"Memang iya, ya? Masa sih?" bingung Eza mencoba mengingat kembali.

"Za, gue mau nanya sesuatu sama lo," ujar Reza serius.

Hal itu sukses membuat Eza menegang. Apa sekira nya yang akan di tanyakan oleh Reza?

Apa Reza ingin menanyakan perihal Zie ataupun Zea?

Tidak biasanya Reza serius seperti ini.

"Besok hari apa sih? Sekolah yuk."

Eza menghela napas lega mendengar pertanyaan Reza ternyata tidak seperti apa yang Eza pikirkan. "Lo aja deh. Gue mau disini, jagain Zea."

"GUE INGAT!" teriak Reza membuat Eza tersentak.

Benar-benar tidak mengerti tempat dan situasi. Bisa-bisanya ia teriak, padahal tahu sedang di rumah sakit.

Senyum lebar dan mata berbinar menghiasi wajah Reza. Se menggelikan itu kah ekspresi Reza ketika mengingat sesuatu?

"Lo gak sekolah, ya, Za? Lo mau jagain Zea? Lo kok tega sama gue membiarkan gue sekolah sendirian? Gue kan anak baru, Za.... Gue butuh tour guide biar gak nyasar. Nanti kalau misalkan gue nyasar gimana? Lo gak bisa ketemu gue gimana? Lo pasti sedih kan kalau gue nyasar? Lo gak akan mungkin membiarkan itu terjadi ke gue, Za. Dimana lo mau mencari teman seperti gue coba? Udah ganteng, baik, alim, gak nakal, pengertian, sopan santun, gak pelit, lucu dan gemesin lagi. Minus nya cuma rada bego doang kok."

EZZEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang