19.45 P.M
Sunghoon melempar semua barang yang ada di genggamannya; Beberapa lembar kertas penuh yang tersusun berantakan di sebuah folder abu-abu, ponsel nya, dan sebuah kunci mobil yang terdengar ngilu saat dilempar. Jake, kekasihnya, menatap dengan bergetar ke arah lantai, tidak berani sedikitpun menyapa balik tatapan seseorang di hadapannya. Sunghoon menyeramkan di saat seperti ini, dan Jake hanya tau bahwa sesuatu yang cukup buruk akan terjadi.
"So, Heeseung held your hand?"
Jake terlunjak sedikit karena kalimat tiba-tiba itu, namun mengangguk penuh rasa takut. Benar, Heeseung; Kakak tingkat nya menggandeng tangan nya tadi, untuk membantu nya menyebrang jalan. Tidak ada yang tau motif Heeseung sebenarnya, intinya, Jake merasa itu bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. Menyebrang jalan itu hanya butuh waktu kurang dari 10 detik, bukannya seharusnya Sunghoon berterimakasih? However, Heeseung helped his boyfriend to stay safe, right?
"Lo gatau malu, ya? Jake." The taller one meraih dagu kekasihnya, menariknya agar sepasang netra indah itu menatap ke arahnya.
"Fucking look at my face when im talking."
Mata Jake sudah sedari awal berair, mata nya menatap Sunghoon meskipun yang terlihat hanya bayangan pudar yang tertutup air mata. Mulut nya tidak bisa bergerak sedikitpun, bahkan hanya untuk menyangkal perkataan Sunghoon, ia tidak bisa. Takut.
Sunghoon mengusap pipi Jake, the left one. Jake tidak memiliki harapan untuk ini, usapannya terasa begitu lembut, namun di sisi lain; Jake juga tau bahwa ia akan ditampar.
"AH! Hoon, sakit!" Jake memegang pipi kiri nya yang terasa panas, ia menangis. Sakit sekali. Hati nya, pipi nya. Sunghoon meraih lengan Jake yang sedang memegang pipi nya sendiri, mencengkram nya untuk memberikan tamparan kedua dan terakhir untuk malam itu. Two hard slaps, hard enough to left a bruise on Jake's left cheeks.
"Hoonㅡ Im sorry, Hiks-"
"Once again, Jake Sim. Sekali lagi gue liat lo sama dia, i'll break you apart."
Sunghoon itu terobsesi, oleh Jake dan senyuman nya, suara nya yang manis, perilaku dan sifat nya, segalanya. Namun tetap saja, semua hal yang diawali dengan kata; Obsesi. Tidak akan pernah berawal dan berakhir indah. Awalnya, hanya sekadar kesal saat melihat Jake berbicara dengan teman-teman nya, lama-kelamaan, setelah banyaknya normalisasi sifat yang dilakukan keduanya, its getting worse.
Sunghoon mengedarkan pandangan nya ke lantai, mencari kunci mobil yang dibuangnya asal bersamaan dengan barang-barang lain nya. Meraihnya saat mata nya melihat keberadaan benda itu, dan segera pergi ke arah luar.
Sunghoon meninggalkan Jake sendirian di Rumah, dengan pipi yang masih memanas, dan isakan yang masih terdengar nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow DownㅡSungJake
FanfictionSunghoon is indeed toxic, and Jake; however never be able to go away.