17.34 P.M
Jake menginjakkan kaki nya untuk pertama kali di kota kelahirannya itu, menempuh perjalanan dengan bus yang membuat kaki nya pegal-pegal karena tidak bisa diluruskan. Tapi menurutnya bukan itu bagian terburuknya, Sunghoon tidak mengantarnya sedari ia keluar dari Rumah itu, pria itu bahkan tidak memiliki kesempatan untuk pamit karena Sunghoon tampak tenang dengan layar macbook dan rokok digenggamannya, yang sudah entah batangan keberapa. Terlebih mengetahui bahwa perpisahan mereka begitu tiba-tiba, dan tidak rukun, tentu saja.
Dalam satu hari itu, ia mengalami begitu banyak hal. Demam, Sunghoon menyentuhnya meskipun berakhir dengan melecehkan, dan sekarang; Tiba-tiba berada di Brisbane. Tempat yang tidak terpikirkan olehnya dari kemarin. Perjalanan 3 jam itu benar-benar menguras tenaga, meskipun keadaannya sudah tidak lagi demam, Jake tetap harus mendapat beberapa istirahat, bukan perjalanan jauh seperti itu. Lagipula, biasanya Sunghoon yang akan selalu memastikan bahwa kekasihnya tidak kelelahan. Jadi, mendapat perilaku kontras seperti ini membuat Jake bingung sekali.
Pria asli Australia itu tidak menyentuh Rumah Orang Tua nya. Karena menurut budaya barat, masih tinggal di Rumah Orang Tua meskipun kamu sudah berumur diatas 18 tahun itu adalah kegiatan yang memalukan, apalagi Jake tidak dapat memutuskan kapan ia akan angkat kaki, bisa saja tidak sama sekali, kan? Hubungannya dengan sang Ibu juga tidak begitu baik, karena beberapa selisih paham yang diucapkan saat Ibu nya menentang hubungannya dengan Sunghoon, karena insting nya. Beruntungnya, Ayah Jake bersedia menyewakan sekamar Hotel untuknya tinggal selama yang ia mau.
Ah aku lupa bilang, Jake itu orang berada.
Jake hanya menceritakan masalahnya hari ini pada sang Ayah, karena ia tidak yakin apakah Ibu nya bahkan mau mendengarnya tanpa keributan.
"Dad, hello? Thank you for the room, i've checked in already."
"Alright, Son. You don't have to worry about anything, i've told Sunghoon to stay away from you."
Jake membulatkan mata nya, ia benar-benar Orang Tua nya dilibatkan dalam hal ini, Sunghoon tidak akan suka jika ayah Jake menegurnya, apalagi menyuruhnya menjauh. Karena bahasa yang digunakan bisa saja menyinggung Sunghoon, dan Jake tidak akan pernah tau apa yang akan dilakukan Pria Korea itu selanjutnya.
"Dad, you shouldn't do that, Oh God."
"Is it that bad, Son? Im sorry, lets talk again later!"
Telfon nya dimatikan dari ujung sana, jantungnya berdebar cepat sekali, ia takut kalau-kalau hal selanjutnya akan lebih buruk. Sunghoon sangat membenci kedua Orang Tua kekasihnya itu jika mereka sedang dalam mode ikut campur, dan sekarang ayahnya malah menyulut api. Jake tidak bisa membentak Ayah nya, karena ia adalah anak yang baik, Pertama. Kedua, ia merasa harus tau malu karena jika bukan karena bantuan Lelaki berumur itu, Jake mungkin akan luntang-lantung di Kota ini.
Setelah ponselnya dimatikan sebentar, Jake menghidupkannya lagi untuk menghapus beberapa aplikasi yang dulu digunakannya dan Sunghoon untuk berkomunikasi. Sialnya, ia mendapat notifikasi, beberapa pesan yang dikirim baru saja.
ㅡ19 Unseen Pictures
"Shall i send it to your Dad, Dear?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow DownㅡSungJake
FanfictionSunghoon is indeed toxic, and Jake; however never be able to go away.