12.01 P.M"Hoon"
"Ya?"
"Bisa tolong hapus foto yang tadi? Im a bit uncomfortable for that, please."
Jake memohon, mengetahui ia telah diabadikan dalam posisi paling rendah nya. Sunghoon merampas semua hal yang ia miliki, segalanya. Hingga hal terakhir yang dimilikinya, his pride. Jake merasa ia hanyalah seperti pecundang yang tidak bisa berbuat apapun hanya untuk dirinya, sebesar apapun kesalahan yang Sunghoon perbuat, yang melukai nya luar dalam, ia tetap akan kembali. Jake membenci dirinya sendiri untuk hal itu.
"No"
Jawaban singkat telah didapatinya, hati Jake mencelos mendengar itu. Ia tidak pernah menyukai siapapun mengambil gambar atas dirinya yang tidak siap, apalagi dalam posisi sememalukan itu. Ia merasakan hal yang membuatnya tidak ingin menatap ke dirinya sendiri, merasa dilecehkan. Mengetahui Sunghoon melakukan itu semua tanpa consent apapun yang diberikan, mengetahui Sunghoon akan menggunakan itu sebagai alat untuk mengekangnya, mengetahui bahwa itu terasa akan berada di media sosial, cepat atau lambat.
Jake menangis lagi, ia sama sekali tidak bisa mengingat jumlah tangisan yang sudah dilepaskannya beberapa minggu belakangan ini. Sunghoon tidak mengubah cara bersikapnya sedikitpun, kepala nya penuh, frustasi. Berharap untuk lepas, namun ia tetap ingin Sunghoon berada di sisi nya. Pria manis itu mendekati kekasihnya dengan tatapan yang menyiratkan amarah.
"You're sick, Park Sunghoon. Sick."
Sejujurnya, Sunghoon agak terkejut melihat perilaku Jake yang seperti ini, ini mungkin adalah kali pertama ia berbicara bahasa seperti itu setelah sekian lama. Pria tinggi itu tidak memberikan apapun yang ada di ekspektasi Jake; Sebuah tamparan keras, ataupun intimidasi lainnya. Wajahnya tetap datar.
"I am, then?"
Jake memberikan tamparan segar di pipi kiri lawan bicaranya, ia tidak dapat melakukan hal lain, tidak memikirkan konsekuensi nya lagi. Ia hanya tidak menyukai bagaimana Sunghoon tidak pernah terintimidasi walaupun sekali, ekspresi itu membuat ini semua terasa seperti satu alur yang telah ditentukan dan akan berakhir sama. Sunghoon mengambil sebatang rokok dari nakas, membakar ujung lintingan tembakau itu untuk menyulut api padam. Asap yang dirasakannya kali ini terasa berat, nikotin menyeruak masuk ke indra pengecapnya.
"I'll go back to Brisbane, i wouldn't care about that pictures, do anything that you wanted to"
Sunghoon masih tidak bergeming, menikmati sensasi filter yang diberikan oleh batang nikotin di antara telunjuk yang jari manis nya, membuat Jake menunggu reaksi. Lalu mengangguk.
"Alright, go ahead kalau emang mau pergi."
Pria Australia itu berniat untuk mengakhiri percakapan mereka, membalik badan nya dengan air mata yang menumpuk di pelupuk mata. Amarah yang membara disaat Sunghoon mengatakan semuanya tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun, tanpa adanya kesedihan, apalagi permintaan maaf. Ia terasa seperti objek yang digunakan untuk memenuhi suatu kalimat.
"Mark my words, Jake."
Jake menghentikan langkahnya,
"You will always be back."
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow DownㅡSungJake
FanfictionSunghoon is indeed toxic, and Jake; however never be able to go away.