04.59 A.MSun hasn't raised yet, Sunghoon bangun lebih cepat daripada matahari. Jake juga masih terlelap disampingnya, tidur dengan nyenyak dengan tangan mengepal dan mata yang sedikit membengkak karena tidur dalam keadaan habis menangis. Sunghoon mendekatkan wajahnya pada Jake, hanya tersenyum saat melihat anak ini begitu penurut. Bahkan untuk perintah-perintah omong kosong, Jake tidak pernah melawan. Sunghoon merasa tidak pernah benar-benar ingin menyakitinya.
Pria dengan rambut hitam legam itu mengusap surai Jake dengan halus, manis sekali, Sunghoon bisa gila. Jika ia memiliki kesempatan untuk mengulang saat-saat ia mendapatkan Jake sekali lagi, ia akan melakukannya. Melihat wajah-wajah annoyed dari orang-orang yang sudah lama mengincar pria dengan aksen Australia yang kental itu. Sunghoon does never care kalau mereka mungkin saja dapat merawat Jake lebih baik darinya. Toh, Jake juga tidak akan bisa berpaling. Sunghoon dapat memastikannya.
Dua buah tamparan keras untuk seseorang yang berusaha membantunya menyebrang, bisa membayangkan bagaimana untuk sebuah perselingkuhan?
Sunghoon mengintip kearah langit dari kejauhan, meskipun hanya gambaran-gambaran sempit karena sebagian besar tertutup gorden, ia tau ini masih Subuh. Dingin, tenang, dan Jake berada disampingnya. Suatu hal yang selalu menjadi his golden time.
Sunghoon tidak pernah ingat kapan pertama kali ia berperilaku menyedihkan seperti ini, tapi kapanpun ia melihat Jake, rasa cinta nya akan selalu ada. Selalu ada hingga berada di fase itu terasa menyakitkan. Menyakitkan saat melihat anak itu tersenyum jika bukan karena nya, menyakitkan saat Jake disentuh bukan olehnya, menyakitkan saat Jake tidak berada didekatnya.
Segala hal yang seharusnya diwajarkan, sudah semakin sulit untuk dimaafkan.
Satu usapan terakhir di pipi kiri yang sudah tidak memerah itu, lalu mengecupnya.
"You deserved this, Love."
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow DownㅡSungJake
FanfictionSunghoon is indeed toxic, and Jake; however never be able to go away.