Awake

3.8K 508 30
                                    

07.00 A.M


Jake terbangun dengan suara alarm beserta getaran dering nya, ia bukan tipe orang yang akan mematikan alarm untuk kembali tidur; Sebaliknya, Jake cepat-cepat duduk dan mengusap mata nya agar tidak kembali mengingat rasa kantuk itu. Mata nya terasa berat, agak bengkak karena menangis. Sunghoon berada di samping nya, duduk sembari memainkan ponsel itu untuk tujuan yang tidak cukup penting. Jake hanya menatap kearahnya dengan wajah baru bangun tidur, itu menggemaskan sekali.

"Good morning, Prince."

Penuturan Sunghoon membuat kedua pipi nya memerah di pagi hari, kesan yang baik.

"Morning, Hoonie!"

Sunghoon mengesampingkan ponsel nya ke nakas disamping tempat tidur dan mengedarkan pandangan nya ke kekasih menggemaskannya itu, memeluknya dengan hangat penuh perhatian, menghirup nafas tepat di tengkuk Jake dan merasakan wangi nya yang tercium seperti bayi sekali. Jake hanya tertawa kecil karena geli, mata nya tertutup saat ia tertawa.

"Manis, masih ngantuk?"

Jake menggelengkan kepala, namun mengangguk di detik berikutnya, ia belum bisa mencerna pertanyaan dengan baik karena masih harus mengumpulkan kesadarannya. Sunghoon hanya tertawa simpul dan mengusak surai coklat halus itu.

"Go sleep again, its weekend anyway."

Jake mengangguk dan memeluk leher Sunghoon selayaknya itu adalah guling yang terlalu luas untuk dijangkau oleh pelukannya.

Sunghoon memberikan usapan-usapan hangat di punggung Jake, memberikannya afeksi di pagi hari yang cukup dingin itu.

"Rest well, my good boy."

He can be as sweet as any desserts, but hurting worse than any razors.

Sunghoon tiba-tiba saja menyentuh pipi kiri Jake, membuat sang empu memicingkan sebelah mata nya karena reflek. Alih-alih mendapat tamparan keras, pria putih pucat itu mencium nya beberapa kali, penuh cinta. Rasanya, Sunghoon seperti memiliki banyak sekali kepribadian, dan yang satu ini adalah yang akan disukai semua orang. Terutama, Jake.

"Masih sakit, Hoon"

"I know"

Jake kembali memerah saat ia menyadari bahwa Sunghoon hanya menatap kearahnya tanpa arti, terkadang pria itu tersenyum sesekali, namun pandangan itu tetap sama saat pertama kali mereka bertemu. Begitu tajam, dingin, namun menarik. Kapanpun Sunghoon menatapnya, degup jantung Jake terasa seperti memompa kecepatan 2 kali lipat, kacau.

"Hari ini ada rencana?"

Sunghoon menggelengkan kepala nya sebagai jawaban dari pertanyaan Jake, ia tidak terlalu menikmati waktu-waktu nya di luar ruangan, introvert. Jake juga tidak keberatan dengan itu, mereka berdua banyak menghabiskan waktu untuk sekadar melakukan cuddle, marathon film, pillow talks, dan banyak hal lain. Nampak sangat membosankan untuk sebagian besar pasangan, namun mereka berdua tampak menikmati waktu intense dengan satu sama lain.

"Aku mau cari ensiklopedia nanti siang, bisa tolong temenin aku ke Bookstore?"

"Anything, Dear."

Jake tersenyum lagi dan membenarkan posisi nyaman nya lagi, tampaknya si manis ini berniat untuk kembali tidur menyambung waktu berkualitas nya yang diusik oleh jam alarm itu. Bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun, bahkan Sunghoon belum meminta maaf atas kejadian kemarin.

Tanda bahwa Sunghoon tidak menyesal, dan tidak akan pernah menyesal, tidak pernah merasa apa yang dilakukannya kemarin adalah sebuah kesalahan. Jake deserved it, menurutnya.

Slow DownㅡSungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang