18.00 P.M
Lelaki dengan rambut coklat halus itu merasa jauh lebih baik sekarang, Sunghoon menyiapkan bak air hangat dengan satu bathbomb wangi Lavender. Jake merasa sangat tenang, bahkan ia tidak lagi menangis; Tidak bisa lagi. Mengganti baju nya dengan piyama biru tua polos dengan garis putih di ujungnya, rambut yang basah, dan pipi yang memerah. Jake itu manis sekali, hanya saja ia terlalu sering menangis. Sialnya, Sunghoon selalu menyukai pemandangan Jake ketika sedang menangis.
"Prince, come here"
Sunghoon menyuruhnya untuk mendekat dengan memberikan sinyal beberapa tepukan di kasur, kali ini intonasi nya tampak sangat tenang, dan Jake merasa bahwa mereka sudah lebih baik. Sunghoon tidak lagi marah. Karena hal itu, Jake mendekat tanpa ragu untuk menidurkan kepalanya di dada sang Dominan. Tampak sangat mungil, dan menggemaskan. Sunghoon juga tidak keberatan untuk mengusap punggung anak itu.
"Kamu masih marah?"
Jake bertanya seraya membuat pola abstrak di dada Sunghoon karena ia sedang gugup, takut kalau pertanyaannya menyinggung, takut jika Sunghoon kembali marah. Namun tampaknya, itu tidak menyinggung sama sekali, karena Sunghoon tetap mengusap punggung nya penuh kehangatan.
"Listen- First of all, can you look at my eyes?"
Jake menatapnya tanpa ragu, tidak ada lagi pandangan penuh amarah. Hanya ada kekasihnya, dengan ekspresi yang membuatnya kembali jatuh cinta, dengan suara nya yang selalu terdengar indah. Sunghoon meraih dagu lawan bicara nya untuk mengangkat wajah nya sedikit, memperhatikan beberapa titik yang mengalami kemerahan manis, merona. Pipi, hidung, telinga. Jake tampak seperti buah Peach.
"I just want to protect you from those strangers, Dear. Aku, kamu, kita gak pernah tau apa yang ada di pikiran mereka, kan?"
Jake terdiam memandangi Sunghoon, menerima segala perkataan Sunghoon dengan baik.
"I was acted that hard karena aku cuma mau kamu jera, and realize that it was a big deal. Aku gak mau kamu nganggep itu hal yang sepele, untuk percaya sama orang semudah itu."
Sunghoon mengusap pipi kemerahan kekasihnya, memberikan satu kecupan manis sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Fine, itu cuma basa-basi, but we were also started by some chit-chats, kan? Aku tau apa yang terbaik untuk kamu, Love. You just have to trust me"
Sunghoon menarik wajah Jake yang masih terdiam itu secara perlahan, memberikannya satu ciuman tepat di bibir cantik itu. Melepaskannya setelah beberapa saat dan menahan wajah keduanya dalam jarak dekat sekali.
"Don't you trust me?"
"I do, i do trust you"
Jake mengangguk menyetujui, mengalungkan kedua lengan nya di tengkuk Sunghoon untuk menyambut ciuman kedua mereka. Ia menyayangi Pria didepannya itu. Sangat. Jake sadar bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Tidak seharusnya ia membuang-buang waktu untuk berbicara hal-hal tidak penting kepada orang asing, Sunghoon hanya berusaha melindunginya, kan? Kekasihnya itu hanya tidak ingin ada satu hal buruk pun yang terjadi kepadanya.
Itu bukan manipulasi, Sunghoon benar-benar peduli padanya.
Jake mencintainya, sangat.
Seharusnya Jake tidak mengecewakannya.
"Sunghoon, a-aku minta maaf, i won't do that again"
Sang pemilik nama mengusap mata Jake yang kembali berair, mencium kedua netra indahnya itu. Begitu puas melihat bagaimana Jake begitu menurut, untuk semua perkataannya. Puas bagaimana Jake menyesali semua hal yang dilakukannya,
dan bagaimana Jake hanya akan terus berada di dalam naungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow DownㅡSungJake
FanfictionSunghoon is indeed toxic, and Jake; however never be able to go away.