Before

2.7K 379 25
                                    

Jake mungkin bodoh, kelihatannya. Sebenarnya tidak juga. Beberapa bulan yang lalu, saat genap dua bulan nya berpacaran dengan Sunghoon, perilaku pemuda tinggi itu baru berubah. Tadinya, ia mungkin hanya sekadar posesif, dan itu menggemaskan menurut Jake. Sunghoon hanya akan marah jika Jake melakukan hal yang diluar batas, hanya untuk hal yang berlebihan. Jake tidak pernah keberatan untuk itu karena dulu ia memang banyak bicara dengan orang lain, ia banyak melakukan flirting, dan ia pun menyadari bahwa itu kelewatan.

Lama kelamaan, Sunghoon makin menjadi-jadi. Kekerasan verbal pertama yang diterima nya adalah ketika Sunghoon memanggil Jake dengan sebutan Ungrateful Shit. Tidak, itu bukanlah degrade panas yang diberikan saat keduanya bercinta. Ini adalah hinaan yang Sunghoon katakan disaat Jake melawan saat dimarahi, dan saat itu Jake mulai menyadari bahwa ada hal yang berubah.

Sunghoon tidak akan berpikir dua kali untuk menamparnya, memberikan tarikan tepat di rambut itu untuk menyeretnya ke Ruangan lain, memukulinya dengan ikat pinggang, apalagi menghina nya dengan panggilan-panggilan yang tidak ingin didengar siapapun. Jake ketakutan, dan mencintai Sunghoon disaat yang bersamaan.

Jika berpikir, kenapa Jake bodoh sekali dan tidak memberitahu orang-orang disekitarnya? Jawabannya, ia pernah.

Pernah meminta tolong ke beberapa relasi nya, ke keluarga nya bahkan. Namun sama seperti lingkungan perkenalan biasa, tidak ada yang benar-benar peduli akan masalah satu sama lain. Mereka tinggal ditempat dimana individualitas tinggi sangatlah dinormalisasi, dimana semua orang tidak ingin menyusahkan kehidupannya sendiri hanya untuk repot-repot ikut campur dalam masalah orang lain.

Jake butuh bantuan, namun ia tidak tau harus kemana, dan jika Sunghoon tau kalau kekasihnya itu berusaha melarikan diri dari naungannya. Jake bisa benar-benar habis. Sunghoon tampak seperti hewan buas yang menandai mangsa dan wilayah teritorial nya.

Jake berusaha keras, sangat. Menceritakan tentang semua yang dialaminya, namun hanya ada dua kemungkinan tanggapan yang akan diterima. Antara lawan bicaranya akan mengalihkan topik, atau mereka akan bilang bahwa itu bisa saja love language yang Sunghoon miliki untuk melindungi nya, dan berujung menyalahkan Jake untuk terus-terusan mencari masalah.

Dibanding tanggapan malas seperti itu, Jake jauh lebih sudi untuk menahannya. Untuk tidak menceritakan itu ke siapapun, dan berujung ia sendiri yang menganggap itu bisa saja betul-betul love language yang Sunghoon miliki, dan ia harus menerima nya. His mindset is getting broken.

Setiap ia bicara kepada sang Dominan, permainan kata Sunghoon sangatlah natural, benar-benar tidak ada celah yang menunjukkan bahwa ia sedang mencoba untuk membalikkan label korban untuk tetap membuatnya seperti orang baik yang tidak bersalah. Halus sekali, dan Jake akan selalu terbuai untuk itu. Sunghoon sangat baik dalam argumen, meskipun berakhir dengan penyalahgunaan.

Peran orang-orang disekitar sangatlah penting untuk masalah internal seperti ini, Jake seharusnya mendapat pertolongan.

Slow DownㅡSungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang