DENTING KE:03

130 40 42
                                    

Tetap seperti ini... diam dan tidak pernah di Ketahui.

~DENTING WAKTU~

•••♪♪♪•••

VOTE DULU SEBELUM BACA!!

Gadis itu berlari susah payah agar cepat sampai di studio radio, dimana ia akan melakukan siaran sekaligus memperkenalkan diri.

Tapi sayang...

Ia terlambat. Dan itu karena ia ada kelas tambahan dari dosen di kampus.

Berlari cepat sampai akhirnya tubuh gadis itu tidak sengaja menabrak tubuh seseorang.

"Aduh, maaf maaf gue gak sengaja. " Ucap gadis itu pada orang yang baru saja ia tabrak.

Tubuh orang yang baru saja apri tabrak, tak sengaja terjatuh. Seraya menahan ringisan di bagian bokong nya yang terbentur lantai.

"Maaf.. " Lirih apri

Orang itu mendongak menatap apri yang tengah berdiri di depannya.

Seketika mata gadis itu membulat.

"Elo!. " Kata apri kaget.

"Apri.. " Ucapnya seraya bangkit dari jatuh.

"Maaf dok, gue kira ehh.. " Apri menutup mulutnya." Saya kira bukan dokter kevin. " Ralat gadis itu tak enak hati.

Ya, walapun ia berbicara tidak sopan pada pria itu.

"Jadi, hari ini kamu ikut siaran? " Tanya kevin seraya membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit jatuh akibat kejadian tabrakan tadi.

"Belum tau sih, aku dapet jadwalnya dari e-mail. katanya harus dateng ke studio hari ini. " Jawab apri seraya menggaruk tengkuknya.

"Terus kamu tahu ruangan studio-nya dimana?".tanya pria itu memastikan.

Apri menggelengkan kepalanya tak lupa dengan cengiran yang ia tunjukkan hingga menampilkan deretan gigi putihnya.

'Manis' gumam pria itu dalam hati.

Kevin memandang wajah manis gadis itu dalam diam.

"Dokter bisa anterin saya ke ruangan studio-nya. " Ucap gadis itu meminta.

Kevin diam tak mendengarkan. Ia terlalu hanyut dengan pikirannya.

"Dok, dokter kevin! " Ucap apri lagi dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

Kevin mengerjap beberapa kali. Lalu membenarkan kembali kacamatanya.

Ia gugup.

"Ya, saya antar kebetulan hari ini saya ada perlu dengan papa. " Kata pria itu akhirnya.

Kevin mempersilahkan apri agar berjalan di lebih dahulu. Lalu ia berjalan sedikit bersisian dengan gadis itu. Berjalan bersama di lorong loby kantor.

****

"Makasih ya kamu udah mau nemenin aku. " Ucap gadis itu seraya menggenggam jemari pria yang saat ini duduk bersebelahan dengan nya.

"Shakira, gue mau bicara. " Kata pria itu seraya melepaskan tautan tangan itu.

"Mau bicara apa fajar. " Ucap Shakira menatap tangan fajar yang terlepas dari genggaman nya.

Pria itu menarik napasnya perlahan lalu membuangnya secara kasar.

"Sebaiknya kita gak perlu terlalu dekat. " Kata pria itu dingin.

Alis kira berkerut.

"Kenapa? " tanyanya tidak mengerti.

Denting waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang