DENTING KE:07

250 28 70
                                    

Semunya terlalu sakit untuk bisa sembuh kembali. Rusak, benar-benar rusak. Hatinya serusak itu sekarang!!

~DENTING WAKTU~

♪♪♪•••♪♪♪

VOTE DULU SEBELUM BACA!!

Mulmed: ♪SIMFONI HITAM-SHERINA♪

****

Semuanya tidak benar-benar selesai. Semuanya hanya menjadi bayangan hitam yang tidak pernah ada wujudnya.

Kosong...

Begitulah perasaan apri saat ini. Ia begitu membenci kehidupannya ini. Sampai sampai ingin cepat pergi!

Dia tidak tau harus apa lagi. Melepaskan sulit, bertahan jauh lebih sulit.

Gadis itu berjalan cepat. Setelah selesai berbicara dengan fajar. Ahhh ralat, lebih tepatnya bertengkar dengan fajar. entah untuk apa. Bahkan dia sendiri tidak bisa menyudahi hubungan rumit ini.

Apri masuk kesalah satu toilet kampus. Ia harus cepat. Sebab noda darah yang sedari tadi ia sembunyikan masih menempel di telapak tangannya itu.

Ia cukup pintar bukan dalam berbohong menyembunyikan semua itu.

Selepas sampai. dengan cepat ia mencuci telapak tangannya yang di penuhi noda merah yang sudah mengering disana. Rasa pusing itu terus saja berdenyut di kepalanya. Tidak hilang semenjak tadi. Bahkan suhu tubuhnya pun semakin bertambah. Apri bisa melihat bayangannya sendiri di depan cermin, sepucat apa ia sekarang.

Apri tersenyum pilu. Menatap pantulan wajahnya sendiri. Bodoh bukan. Seharusnya ia tidak mencintai siapapun. Seharusnya ia tidak memberikan begitu banyak perasaan pada pria itu. Tapi dia terlalu bodoh hanya untuk mempertahankan cinta yang sebenarnya gak membuat dia bahagia.

Bodoh pri bodoh!!

Apri mengumpat tajam pada bayangnya di cermin. Napasnya tersendat-sendat seraya dengan air mata yang lagi-lagi menetes dengan sendirinya.

Lagi. se berusah pun ia menjadi kuat. Tapi hatinya tidak bisa sekuat itu sekarang...  Dia lemah, Bahkan melawan pun tidak bisa!

Terisak sendirian di wastafel toilet. Ia lagi-lagi menangisi kehidupannya yang tidak tahu untuk apa?

Semunya terlalu sakit untuk bisa sembuh kembali. Rusak, benar-benar rusak. Hatinya serusak itu sekarang!!

Apa manusia penyakitan sepertinya tidak boleh mencintai siapapun?

Apa mencintai memang harus sesakit ini?

Suara ketukan langkah terdengar mendakt padanya. Dengan cepat apri membasuh wajahnya agar bisa sedikit menghilangkan jejak tangis di matanya itu. Walaupun tetap saja jejak mereh itu masih terlihat jelas di ujung matanya yang sembab.

Orang itu datang menghampiri. Menepuk punggungnya.

"Apri, astaga di cariin dari tadi ternyata lo di sini." Ucap orang itu dengan ekspresi cemas di wajahnya itu."kemana aja sih pri?".imbuhnya bertanya.

Denting waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang