DENTING KE:02

159 37 64
                                    

Kematian adalah tujuan akhir dari segala kehidupan.

~DENTING WAKTU~

•••♪♪♪•••




"Pa... "

"Aku kan udah bilang berkali-kali sama papa, gak perlu kerumah sakit segala. " Rengek gadis itu yang kini tengah duduk di samping papanya yang tengah menyetir mobil.

"Ini udah saatnya kamu periksa. Lagi pula kata siapa kamu baik-baik aja hah? " Ujar sang ayah yang tengah fokus menyetir.

"Pa.. Aku gak mau. "

"Kalo kaya gini terus kesannya aku tuh jadi anak manja di mata papa. "

"Lagi pula papa hari ini kan harus temui mama, papa harus bujuk mama buat kembali ke rumah. Aku gak mau ya kira nyalah nyalahin aku lagi gara-gara papa lebih sibuk buat aku.." Gadis itu terus saja memohon agar tidak jadi kerumah sakit untuk mengecek keadaan dirinya. Lebih tepatnya penyakitnya.

"Gak bisa gitu dong sayang, papa udah janji sama dokternya kalo hari ini kita mau datang. Gak baik kan kalo papa tiba-tiba batalin gitu aja. " Kata Erik menjawab penolakan putrinya itu.

"Papa mah gak asik. ayolah pa... aku udah bosen dari dulu sampe sekarang ketemunya sama dokter terus. "Rengek gadis itu masih menolak untuk kerumah sakit.

"Aku bosen sama dokternya pa dia udah tua nyebelin lagi. Udah gitu bawel. " Gerutunya mengadu.

Erik tersenyum mendengar keluh sang putri.

"Kamu tenang aja, sekarang dokternya udah ganti kok. Dokter yang udah rawat dan bantu kamu dari dulu udah ganti dia udah pindah ke luar negeri. Jadi sekarang dokternya udah ganti. Sekalian juga papa mau kenalin kamu sama dokter baru yang bakalan bantu obatin kamu sayang... "

Wajah apri seketika berubah sedikit menganga. Ia sedikit agak terkejut. Gadis itu ada perasaan senang juga sedih. Kenapa dokter yang lama tidak memberi tahu nya jika ia akan pergi. Walaupun dokter tua itu menyebalkan, setidaknya dia sudah banyak membantu apri sejak lama.

Dan untuk perihal dokter baru. Rasanya apri akan sedikit canggung, atau takut. Bayangan apri akan dokter baru kini terlintas di kepalanya. Pasti dokternya tua beruban seperti sebelum sebelumnya.

"Papa serius? " Tanya apri akhirnya.

"Papa serius, dua rius malah. Dia dokter baru pindahan dari New York. Tapi dia orang Indonesia kebetulan juga dia kuliah kedokteran nya di sana. Setelah lulus ilmu kedokteran dia di pindah tugaskan buat nugas di Indonesia. Papa yakin dia dokter yang baik dan bertanggung jawab. " Jawab Erik meyakinkan putrinya.

"Udalah.. kamu percaya aja sama pilihan papa. Dia dokter yang baik dan gak nyebelin seperti dokter yang dulu."

Apri memutarkan bola matanya bosan mendengar penuturan sangat ayah. Jujur apri sangat amat bosan dengan hidupnya yang harus bertemu dengan dokter, dokter dan dokter.

"Apa dokter itu bisa memperpanjang umur aku pa? " Tanya apri seraya menatap sang ayah.

Menunggu jawaban.

Seketika Erik mengerem secara mendadak mobilnya itu, hingga menimbulkan Decitan yang begitu keras di jalanan aspal. Hampir saja kepala apri terbentur, tapi untungnya dengan cepat gadis itu menahan tubuhnya agar tetap seimbang.

"Papa! " Protes apri kaget atas rem mendadak yang di lakukan Erik.

"Papa apa apaan sih? "

"Hampir aja kepala aku kebentur.. "

Denting waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang