09. TIME

975 87 5
                                    

Pemandangan kota Seoul terlihat sangat indah ketika lampu penerang mulai menyebar berkelipan. Hari mulai petang. Ditambah langit yang mulai menggelap. Awan mendung terlihat menggumpal bercampur angin. Tidak lama kemudian hujan mulai turun membasahi kota. Orang-orang mulai berlarian untuk sekedar berteduh. Adapula yang sedia membawa payung. Beberapa dari mereka berlari menerjang hujan untuk secepatnya sampai di tempat tujuan.

Taehyung memberhentikan mobilnya di depan perpustakaan kota. Seperti biasa dia selalu mengunjungi tempat itu setelah pulang dari kampus. Kebetulan dia butuh referensi untuk materi yang sedang dia pelajari di fakultas barunya. Sebelum turun Taehyung sempat melihat arlojinya. Melihat hujan yang turun deras dia mulai khawatir pada Jungkook.  Karena anak itu pasti masih memiliki pelajaran tambahan di sekolahnya.

Taehyung keluar sembari melebarkan payungngnya. Berjalan sedikit cepat untuk menggapai pintu masuk perpustakaan. Sesudah itu dia menunda payungnya di tempat yang sudah tersedia. Dan menepis sedikit air hujan yang menempel di jaketnya.

Ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Melihat nama pemanggil itu dengan cepat Taehyung mengangkatnya.

"Iya, ibu."

"Tae, bisakah kau menjemput Jungkook? Supir pribadinya sedang mendadak cuti. Dan ibu sedang sibuk sekarang."

Mendengar itu Taehyung tersenyum simpul. "Iya ibu, aku akan menjemputnya. Kebetulan aku sedang di perpustakaan dekat sekolah."

"Diluar hujan. Ibu khawatir pada Jungkook."

"Jangan khawatir. Aku akan selalu menjaganya." Taehyung melihat arlojinya lagi. Masih ada waktu sebelum kelas Jungkook berakhir. Dia akan menunggu sembari membaca. Paling tidak dia harus memanfaatkan waktu.

Di seberang sana, di balik meja dengan papan nama 'Direktur Shin Yura' yang tak lain adalah nama dari Nyonya Kim. Wanita itu berdiri menghadap dinding kaca dari  sebuah lantai gedung pencakar langit. Bibirnya menyungging senyum namun ada sedikit raut khawatir dan juga kesedihan.

Kembali pada Taehyung, tangannya sibuk membawa buku yang akan dia baca. Sementara kepalanya menghimpit ponsel di bahunya. Karena dia lupa membawa headset. Dia kemudian memilih duduk di dekat jendela kaca. Di lihatnya hujan masih turun deras sekali. 

"Taehyung-ah."

"Iya, ibu?" Taehyung mengecilkan suaranya ketika ada seseorang yang mengisyaratkan untuk tidak bersuara. Di jawab dengan anggukan kecil olehnya.

"Ibu selalu meminta maaf padamu."

Seketika tangan Taehyung berhenti membuka lembaran bukunya. "Ibu, aku mengerti. Tolong jangan berbicara seperti  itu lagi." Taehyung tahu. Dia sudah cukup dewasa untuk mengerti situasi keluarganya.

Keluarganya memang termasuk kedalam jajaran orang terkaya di Korea. Selain ayahnya yang berprofesi sebagai dokter sekaligus pemilik rumah sakit, ibunya juga putri sulung dari pendiri Shinjae Precision, sekaligus pemilik saham terbesar di perusahaan obat-obatan tersebut.

Yura meminta maaf bukan tanpa alasan. Perannya sebagai ibu memang sangat minim. Sejak kecil Taehyung selalu di rumah sendirian bersama pelayan tanpa perhatiannya. Bahkan ketika Jungkook menjadi bagian keluarga, kegiatannya tetap sama. Justru Yura bangga pada Taehyung. Sebagai seorang kakak, putranya mampu menumbuhkan kedewasaannya tanpa bimbingan darinya.

TRIGGERED (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang