08. STILL WITH U

1K 91 2
                                    

We laugh together, we cry together
These simple feelings were everything I had
When will it be?
If I see you again
I will look into your eyes
And say,

"I missed you"

.

Jungkook menopangkan dagunya di atas meja. Mengamati setiap gerakan Taehyung dengan kacamatanya yang masih fokus membaca buku. Itu kebiasaannya jika Taehyung berada di rumah. Setiap pulang sekolah Jungkook selalu memasuki kamar Taehyung dan  akan mendapati Taehyung yang tenggelam dalam puluhan buku. Taehyung hanya akan berkata, "oh kau sudah pulang?" Lalu kembali fokus pada buku bacaannya. Bukannya tidak perduli tapi Taehyung bisa membagi waktu. Dia akan menempatkan diri dimana waktunya belajar dan bermain.

Kadang Jungkook tidak perduli jika Taehyung sedang fokus pada bacaannya. Dia akan bercerita banyak tentang kejadian yang di alaminya hari ini ataupun kemarin. Dia akan bercerita siapa saja yang dia temui. Dia akan bercerita hal apa saja yang membuatnya senang. Walaupun Taehyung diam saja dan masih terpaku pada bukunya. Tapi Jungkook tahu Taehyung selalu mendengarkannya. Jungkook tahu karena tidak ada satu halaman pun yang di balik oleh Taehyung.

"Lanjutkan tulisanmu."

Ah Jungkook terlarut dalam lamunannya sehingga dia lupa untuk menulis beberapa kalimat dalam sebuah kertas kosong. Dengan kata lain itu adalah sebuah hukuman. Sudah menjadi peraturan Kim Taehyung jika Jungkook melakukan kesalahan ataupun berbohong. Walaupun Taehyung sangat memanjakan Jungkook, bukan berarti  dia tidak bisa bersikap tegas terhadap adiknya itu. Sosoknya sebagai seorang kakak sangatlah penting.

"Ah, hyung. Aku ingin makan masakan ibu." Jungkook merengek manja menumpukan wajahnya di atas meja.

"Tuan muda." Taehyung membenarkan duduknya dan melepas kacamatanya. "Kau membolos kemarin. Dan juga kau baru saja berbohong bahwa kau tidak enak badan."

"Itu karena aku hanya ingin masakan ibu." Benar. Tidak seharusnya Jungkook bercerita yang sebenarnya terjadi bukan? Lagipula setiap Jungkook melakukan kesalahan Taehyung tidak pernah bertanya padanya.

"Aku tidak menahanmu. Setelah kau selesai menulis lembaran ini, kau boleh makan sepuasnya."

"Arraseoyo." Dengan nada malas Jungkook menggores penanya di atas kertas dengan sesekali bergumam "Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Taehyung mengulas senyum lalu kembali memasang kacamatanya tanpa mengalihkan tatapannya kepada Jungkook. Setelah di pikirkan terlalu panjang. Akhir-akhir ini adiknya itu sering melakukan hal yang tidak biasa. Sejak kejadian basah kuyup dua minggu yang lalu, Taehyung selalu bergelut dengan pertanyaan yang menumpuk di otaknya bahkan dalam waktu
sibuknya sekalipun.  Lupakan tentang darimana asal-usul Jungkook. Karena Taehyung sudah menguburnya dalam-dalam. Namun dia juga tidak bisa bertanya dengan apapun kesalahan Jungkook. Menurutnya banyak bertanya justru akan membuat rasa kepercayaan di antara mereka menjadi senggang. Taehyung sangat mempercayai Jungkook.

"Katakan padaku kau mencintainya? Bukan sebagai seorang kakak. Tapi cinta karena hal lain."

Pertanyaan Jimin memutar ulang di kepalanya. Lagi. Perkataan Jimin tidaklah salah. Dia mempunyai perasaan khusus terhadap Jungkook sejak pertama kali mata sabit yang indah itu menguncinya. Begitupun Jungkook padanya. Orang lain bisa melihat melalui bagaimana mata mereka saling menatap bahwa mereka memiliki perasaan yang sama. Apalagi Taehyung sudah mendengar ungkapan langsung dari Jungkook. Akan tetapi Taehyung tidak bisa mengungkapkannya secara bersamaan. Dia nyaman seperti ini. Dia nyaman menyandang status sebagai seorang kakak. Karena dia takut, perasaan khusus yang dia miliki akan menghancurkan kebahagiaan keluarganya.

TRIGGERED (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang